Seperti yang sudah disepakati hari ini Salma dan Rony akan memulai latihannya di ruang musik bersama Kak Peto sebagai vocal direct untuk lomba bulan depan. Salma sudah di tempat, namun rekan duetnya justru belum terlihat batang hidungnya sejak satu jam lamanya
"Ka Rony kemana si?" Geram salma yang sudah mulai emosi. Anehnya Peto masih tenang dengan jarinya yang masih sibuk memainkan pianonya. Salma sudah tidak sabar lagi, dan memutuskan untuk mencari Rony.
"Di Perpustakaan, biasanya dia disitu," Ucap Peto dengan pandangannya yang tetap pada pianonya. Salma segera mencari Rony ke perpustakaan dengan tergesa-gesa. Setelah sampai, ternyata laki-laki yang ia tunggu ke datangannya dari satu jam yang lalu sedang tidur di kursi perpustakaan dengan mukanya yang ditutupi buku.
Salma mendekat dan mencoba mengambil buku yang menutup muka Rony, takutnya dia salah orang. Baru saja tangannya ter ulur laki-laki itu bangkit dari tidurnya. Salma yang kaget memundurkan langkahnya hingga terjatuh ke lantai. Sepertinya setiap bersama Rony ia selalu terjatuh dan ini sudah kedua kalinya.
"Kenapa?" tanya rony dengan muka datar yang sangat menyebalkan. Salma bangkit sambil mengusap bagian kakinya yang sakit.
"Kenapa?! Kaka dari tadi ditungguin buat latihan, kita udah nunggu satu jam tau." Jawab salma dengan nada suaranya yang mulai meninggi. Rony hanya mengangguk dan pergi mengembalikan bukunya lalu keluar perpustakaan begitu saja. Andai saja dia boleh melempar lelaki itu oleh buku tebal sepertinya akan lebih menyenangkan.
"Kak! Bisa ga sih kalo aku tanya itu di jawab? Kalo gini gimana kita diskusinya?!" Ucap salma dengan suara setengah berteriak dan langkahnya yang sudah terhenti. Rony menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya ke belakang mendekat ke arah salma yang tengah mengepalkan tangannya menahan emosi yang sedari tadi sudah memuncak.
"Gue lupa."
"Lupa? Kalo gitu gausah latihan aja, dan gausah bikin janji kalo ga ditepatin." Salma sudah sangat emosi, ini hari pertama latihan dan sudah banyak kesialan yang sudah ia alami.
"Gue ketiduran, kita tetep latihan. Kasian Kak Peto udah dateng dan nunggu lama." Rony berbalik dan berjalan menuju ruang musik. Mau tidak mau Salma mengikuti langkah Rony menuju ruang musik dengan mukanya yang terlihat kesal dan memerah.
Latihan mereka lumayan berjalan lancar, kak Peto tidak terlalu memusingkan Rony yang telat karna dia sudah terbiasa. Kak Peto sudah sering bertemu dan nongkrong bersama Rony meskipun jarak umur mereka yang lumayan jauh. Salma sedikit tercengang mendengar suara unik Rony ketika latihan. Suaranya khas rock namun berbeda dengan suara khas rock lainnya, rockmantis mungkin?
"Suara kalian sama-sama unik, dan cocok banget untuk duet kali ini. Cuman cemisty nya masih kurang, coba banyakin interaksi satu sama lain."
"ngobrol aja gapernah, gimana mau ada cemistry." bisik salma pada dirinya sendiri dengan memainkan jarinya sambil menunduk. Rony menengok seolah mendengar ucapan salma namun dibiarkannya.
"Anterin Salma ya ron, udah sore. Gara-gara lo kita kesorean, jadi lo harus tanggung jawab." Ucap Peto yang kini sudah siap untuk pulang. Salma yang mendengar itu menggelengkan kepalanya namun Peto tidak menghiraukan dan pamit untuk pulang. Kini tinggal mereka berdua di ruangan itu, tidak ada pembicaraan yang terdengar hanya suara detik jam dinding yang kini tepat pukul jam 4 sore.
"Ayo." Rony berdiri dan membuka suara ditengah keheningan antara mereka berdua.
"Duluan aja, ga usah anterin gue. Gue bisa pulang sendiri." Ucap salma yang masih duduk dan memainkan handphone nya. Tiba-tiba handphone nya diambil oleh Rony tanpa izin. Rasanya kepala salma seperti ingin meledak, hari ini dia sangat lelah menghadapi lelaki bernama Rony yang saat ini berada didepannya.
"Apa lagi sih?!" Salma berdiri dan mulai tidak bisa menahan emosinya. Namun lelaki didepannya masih tenang dengan ekspresi yang masih sulit di artikan.
"Gue anter lo puang, ayo!"
"Gue bilang gamau! Kembaliin hp gue sini!" Salma mencoba mengambil hpnya dari tangan Rony, namun rony lebih gesit untuk menghindar. Salma terus mencoba merebut handphone nya namun hasilnya tetap nihil.
"Pulang bareng gue, nanti handphone lo gue balikin." Rony berbalik dan meninggalkan salma yang masih marah karnanya. Mau bagaimanapun lelaki itu tidak tega meninggalkan gadis itu sendirian, apa lagi dia yang menyebabkan mereka sampai pulang sesore ini.
Mereka pulang bersama menggunakan motor vespa Rony yang berwarna merah. Ditengah jalan tidak ada pembicaraan diantara mereka, bahkan salma sengaja memposisikan tas nya berada di tengah sebagai sekat, setidak mau itu salma dekat dengan Rony. Sesampainya di depan kost-an Rony menepati janjinya untuk mengembalikan handphone nya kepada Salma. Hanya ucapan terimakasih dan Salma meninggalkan Rony menuju kamar kost nya.
****
Kantin memang tempat yang tepat untuk menghilangkan rasa lelah menghadapi tugas-tugas yang mulai menumpuk. Novia, Nabila dan Salma kini sedang fokus memakan makanan mereka masing-masing.
"Gimana latihan kau kemaren sal? Katanya kau bareng kak Rony kan, ganteng juga dia." Tanya Novia dengan logat bataknya yang khas. Nabila juga ikut antusias dengan pertanyaan yang di lontarkan Novia.
Salma meletakkan sendok makannya seolah tak selera untuk makan. Matanya mulai melihat Novia dan Nabila bergantian.
"Gaada yang gimana-gimana, latihan biasa aja. Cowok datar macam triplek gaada yang bisa di harepin. Nyebelin banget pokoknya dia, gue bawaannya emosi terus.""Hati-hati, biasanya yang gini-gini nih yang jadi pasangan seumur hidup." Ucap Nabila yang disambut dengan pelototan Salma. Nabila hanya terkekeh dan bersembunyi dibalik lengan Novia.
"Tapi dia banyak penggemarnya, mukanyapun ganteng. Jadi kalau memang kau jodoh ya aku merestui sal HAHAHA." Novia dan Nabila tertawa melihat sahabatnya semakin kesal.
"Berantem aja kita yok!"
"Wehh, mentang-mentang anak tekwondo kau ya." Novia bersiaga.
"Ayo! lawan aja Novia jangan aku. Cicilanku masih banyak." Ucap Nabila dengan muka polosnya di balas gelak tawa kedua sahabatnya.
Ditengah candaan mereka datang tiga orang lelaki menghampiri meja mereka. Raut wajah Salma berubah drastis, sambil menautkan alisnya dengan mimik wajahnya yang berubah masam. Laki-laki itu adalah Rony, siapa lagi orang yang selalu membuat dirinya kesal kalo bukan Rony. Rony bersama dua temannya, Paul dan Fero.
"Jangan lupa nanti latihan." Ucap Rony masih dengan wajahnya yang datar. Paul yang mendengar itu segera duduk di sebelah Salma dan meminum es teh milik Salma yang masih utuh. Sedangkan Nabila dan Novia masih menyimak masih dengan kebingungan mereka.
Salma menepuk tangan Paul dan mengambil minuman yang kini tersisa setengah.
"Ini minuman gue Paul!! Beli sendiri sana, gamodal banget si.""Kalian kenal?" Ucap Nabila dan Novia bersamaan, Rony dan Fero pun terlihat bertanya-tanya lewat mimik wajah dan tatapan mereka. Salma terdiam dan membungkan mulutnya dengan jari lentik miliknya
"Dia temen gue, panjang kalo diceritain." Salma dan Paul saling bertatapan seperti memberikan kode satu sama lain. Nabila dan Novia menganggukan kepalanya dan melanjutkan makan mereka.
"Jangan lupa nanti." Ucap Rony lagi setelah ucapannya tadi tidak ada jawaban dari manusia yang bernama Salma. Salma melirik Rony tajam dengan tangannya yang terus mengaduk-aduk mie gorengnya.
"Gasalah? Yang lupa terus ketiduran diperpus itu siapa? Setan ya?" Jawab salma sarkas dengan nadanya yang menjengkelkan di telinga Rony.
__***__
HEHEHEH
thank's for reading❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Suka
عشوائيJATUH SUKA [Update semau mimin aja] "Mau sejauh dan seasing apapun aku dan kamu, kalau semesta maunya kamu sama aku, kamu bisa apa?" _______________ "Tak pernah terbesit sedikitpun bahwa akan ada rasa diantara kita berdua. Kita yang tidak pernah bi...