011 | END OF THIS STORY

282 13 0
                                    

Sudah terhitung tiga bulan peninggalan David dari dunia dan kepergian Wenda dari rumah, tidak ada satu pun yang berubah dari hubungan mereka berempat. Justru hubungan keempat bersaudara itu semakin renggang.

"mau kemana?" tanya Vero saat melihat Sevan yang sudah membawa koper dan berbagai macam barang disana.

"Gue dapet beasiswa ke Canada. Gue bakal menetap disana. Titip salam aja buat Varo sama Sela. Yaudah gue pamit" Vero hanya mengangguk dan membiarkan Sevan pergi begitu saja.

Tidak lama setelah kepergian Sevan, Sela keluar dengan pakaian lengkapnya.

"mau kemana?" tanya Vero lagi untuk yang kedua kalinya

"belajar dirumah temen" jawab Sela singkat. Vero mengangguk dan lagi-lagi membiarkan orang yang dia tanyai pergi begitu saja.

Tidak lama kemudian, Varo muncul dengan penampilan yang tidak kalah rapi dari Sela. Dan lagi-lagi Vero menanyakan hal yang serupa.

"mau main" jawaban dari mulut Varo

Vero hanya mengangguk lalu membiarkan Varo pegi begitu saja

"Kok firasat gue gak enak ya? Gue ikutin ajalah si Varo" ucap pemuda itu lalu dirinya menyambar kunci motornya dan berlalu dari tempatnya semula.

~♥~

Sela kini tengah berjalan seorang diri di trotoar yang anehnya sepi padahal ini masih siang hari.

Sela menatap satu demi satu pohon yang tumbuh dipinggir jalan seraya bersenandung kecil. Dia memejamkan matanya, merasakan hembusan angin yang menerpa wajah indahnya.

"seger banget padahal siang-siang. Gak siang juga sih soalnya masih jam 10" ucap Sela pelan

Sela melanjutkan langkah kakinya menuju taman yang direkomendasikan oleh Wenda tempo hari lalu dichat. Dia sedang membutuhkan kedamaian dari masalah keluarganya. Ditengah-tengah dia berjalan, tiba-tiba dia mendengar sebuah suara tembakkan yang sangat memekakkan telinga. Sela yang penasaran menoleh dan terkejut ketika melihat Varo yang tergeletak dengan bersimbah darah disekujur tubuhnya.

"KAK!" Sela berlari menghampiri Varo lalu berjongkok disamping pemuda tampan itu

"KAK! SADAR KAK!" Sela menangis, dia sudah capek dengan masalah percintaannya dan sekarang didepan mata kepalanya sendiri dia melihat Varo yang tergeletak dengan darah yang keluar sangat banyak dari kepalanya.

"SELA! LARI!" Sela menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal suara. Namun nihil, dia tidak menemukan si pembuat suara tersebut yang menyuruhnya untuk lari.

"INI BANG SEVAN! CEPET LARI!"

Walau dirinya tidak tau Sevan berada dimana, Sela berlari sekuat tenaga. Yang ia pikirkan saat ini adalah rumahnya.

Ditengah-tengah dirinya berlari, dia tersandung batu yang membuat lututnya yang putih dan mulus itu lecet.

"Awh hiks Mama sakit"

"Bukannya Sevan udah nyuruh lo buat lari?" Sela mendongak dan mendapati Viona yang tersenyum manis namun terkesan creppy dimata Sela.

Viona maju selangkah lalu berjongkok dihadapan Sela dan memegang kuat-kuat dagu gadis itu yang mampu membuat gadis itu meringis kesakitan.

"gue menang Sela. Varo udah mati dan sekarang Sevan" setelah berucap demikian, keluarlah dua bodygurd Viona yang sedang menahan pergerakkan Sevan

DOR!

"and his dead" Viona tersenyum amat lebar yang membuat Sela lagi-lagi bergidik ngeri.

" mau lo apa?" Tanya Sela dengan tatapan tajamnya

FALLING FOR YOU [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang