6. baju calisa dan ayuna hilang?

54 4 0
                                    

Happy reading.






Kriiinggggg

Bel masuk pun berbunyi pertanda jam pelajaran pertama akan dimulai. Semua murid berbondong-bondong masuk ke dalam kelas mereka masing-masing dan guru-guru pun mulai memasuki kelas yang akan mereka ajari.

Sekarang dikelas ipa1 sedang belajar pelajaran matematika. Mapel yang sangat ditakuti dan tidak disukai para anak sekolahan. Termasuk saya sendiri :)

Disaat para murid-murid yang lain sedang frustasi, sambil memegangi kepala mereka yang berdenyut sakit karena materi. Berdeda dengan ke4 murid ini yang malah menikmati pelajaran yang di berikan oleh guru mereka, siapa lagi kalo bukan ferisa, akana, dan dua pangeran di kelas itu.

"Ada yang bisa menjawab soal ini?" Setelah selesai menulis soal dipapan tulis, guru yang bernama bu indah itu bertanya kepada murid-muridnya.

Hening tidak ada yang menjawab. Murid-murid dikelas itu langsung mengalihkan pandangan mereka kesembarang arah untuk menghindari tatapan guru mereka. Takut disuruh maju.

"Ayolah masa gak ada yang mau maju? Masa harus alvian sama devano lagi yang maju." Ucap guru tersebut ketika alvian dan devano mengangkat tangan mereka untuk maju kedepan. Semua murid disitu diam gak ada niatan mau maju mereka.

Setelah beberapa saat kelas menjadi hening, ibu indah kembali membuka suara "Oh,  disini ada murid baru kan ya?" Tanyanya.

"Ada bu." Sebagian siswa langsung menjawab lalu menunjuk kearah ferisa dan akana.

"Oke kalo begitu kalian berdua maju ya, selesaikan soal ini." Kata ibu indah.

"Baik bu." Jawab ferisa dan akana.

Ferisa dan akana berdiri. Tanpa disuruh dua kali pun mereka akan langsung maju. Kebetulan soal nya ada 2.

"Gak yakin sih gue mereka ber2 bisa jawab." Bisik alvian yang mendapat deheman dari devano.

Ferisa dan akana mulai menjawab soal yang ada dipapan tulis tanpa adanya beban. Mereka bedua menjawab dengan santai.

Para murid dikelas itu sedikit terkejut karena tak menyangka murid baru dikelas mereka itu cukup pintar, bahkan alvian dan devano menatap tak percaya papan tulis karna jawaban yang dituliskan ferisa dan akana benar keduanya.

"Kayanya kita bakalan dapet saingan deh." Bisik alvian yang sekali lagi hanya dibalas deheman oleh devano.

"Wah kalian berdua hebat, jawabannya tepat sekali." Puji bu indah, sedangkan yang dipuji langsung tersenyum bangga.

"Baiklah, kalian berdua boleh kembali ketempat duduk kalian."

Ferisa dan akana kembali ke meja mereka. Namun sebelum itu, Mereka berdua harus melewati meja alvian dan devano. Ferisa melirik kearah alvian sambil tersenyum kemenangan yang dibalas tatapan kesal dari alvian.

Mereka sudah sampai dimeja nya lalu duduk.

"Keren banget lo berdua bisa selesaian soal itu." Kata angel yang belum menghilangkan keterkejutan wajahnya.

"Soal nya mudah aja kok"

"Mudah palelu! Itu susah banget anjay. Materi itu juga baru aja dibahas hari ini." Sambar celsi

"Tapi gue gak ngerasa soal itu susah." Sahut akana santai.

"gue gak nyangka ternyata kalian berdua tuh pinter."

"Gue mah dari lahir emang udah pinter." Sahut ferisa dengan pedenya.

Seketika celsi merolling eyeskan matanya malas "Nyesel gue muji lo."











4 King In The School (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang