12. upacara pagi

40 3 0
                                    

Happy reading...






Saat ini alvian, devano, arga dan juga elvan sedang berkendara menuju sekolah. Mereka membawa motor masing-masing.

Mereka berkendara dengan santai dan tidak ngebut, mengingat jam bel masuk berbunyi masih lama.

Sedang asik menikmati perjalanan, dari kejauhan alvian melihat seorang ibu-ibu yang tas nya lagi diambil paksa sama orang. Memang posisi alvian saat ini berada didepan dan yang lain berada dibelakang.

Menyadari apa yang terjadi, alvian berniat membantu ibu itu. Namun, mendengar suara teriakan seseorang ia mengurungkan niatnya dan malah memberhentikan motornya.

"WOY JAMBRET!"

dari kejauhan dirinya melihat seorang perempuan berlari mengejar jambret tadi yang berniat kabur. Dan sepertinya ia mengenal perempuan itu.

Karna tadi alvian berhenti, ketiga temannya pun ikut berhenti.

"Al, kenapa berhenti?" Mereka bingung kenapa alvian tiba-tiba berhenti mendadak, membuatnya hampir saja menambrak belakang motor alvian.

Alvian tak menjawab, ia malah menunjuk kedepan menggunakan dagunya, seolah-olah berucap 'coba liat kedepan'. Arga, devano, dan elvan yang mengerti mencoba melihat kearah yang alvian lihat.

Devano, arga, dan elvan menjejerkan motor mereka disamping motor alvian. Mereka tidak peduli jika ada orang yang ingin lewat. Toh, jalanan sekarang lagi sepi.

"Loh? Itu ngapain?" Mereka bertiga masih tidak mengerti, bingung apa yang terjadi didepan sana, karna yang mereka lihat ada dua orang cewek yang lagi ngejar orang dari jauh, dan ada dua orang cewek lagi yang lagi sama ibu-ibu.

"Tas ibu itu dijambret ya?" Tanya Devano yang sepertinya sudah mulai paham. Lalu dibalas anggukan oleh alvian.

"Loh? Kenapa lu gak bantuin?"

Alvian tak menjawab pertanyaan arga, dirinya sekarang lagi fokus liatin hal didepan sana.

"Eh? Itu bukannya ayuna ya? Dan itu temen-temennya." Elvan berucap setelah ia memperhatikan seseorang yang bersama ibu tadi.

"Lah iya, itukan kanaya." Sahut devano.

"Trus yang ngejar jambret itu siapa?"

"Kayanya ferisa deh, sama temen mereka satu lagi, siapa namanya? Gue lupa."

"Calisa"

"Ya itu."

Mereka ber4 masih berdiam diri disitu, memperhatikan para cewek. Merasa itu sebagai tontonan.

"Ini kita diem-dieman disini aja nih? Gak ada yang niat pengen bantuin?" Tanya elvan.

"Kita biarin aja dulu, siapa tau mereka bisa nangkep jambret itu kan? Kalo mereka gak bisa baru kita bantuin."

Ucapan alvian membuat ketiga temannya yang lain mengangguk setuju/paham. Lumayan kan dapat tontonan gratis, kaya lagi liatin orang lomba lari.

Beberapa saat kemudian, tontonan mereka itu pun akhirnya selesai. Para cewek-cewek tadi berhasil menangkap jambret itu. Dan itu membuat mereka speechless, tak menduga mereka bisa menangkap jambret itu. Padalah tadi mereka udah siapin ancang-ancang pengen bantuin.

"Eh beneran bisa nangkep dong, padahal tadi gue niatnya pengen bantuin. Biar kelihatan keren." Elvan menoyor kepala arga setelah mendengar ucapannya barusan.

"Lu kalo cuma mau bantuin orang biar kelihatan keren, lebih baik gak usah bantuin orang deh. Kaga bakalan keterima amal baik lo ama tuhan."

"Yaelah bercanda doang gue mah, gak usah dianggap serius. Lu juga kenapa sih? Suka banget noyor kepala gue. Noyor-noyor kepala orang tu gak baik tau." Arga menatap kesal kearah elvan.

4 King In The School (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang