"Bakal gue buktiin kalo gue bisa denger olimpiade ini."
Halo guys, I'm so happy thanks a lot atas 1rb pembacanya. Terimakasih bagi kalian yang sudah menyempatkan membaca cerita Ledezma, aku harap kalian suka dengan Alur ceritanya. Ikuti terus ya? Jangan lupa untuk vote dan share biar semua orang tahu bahwa ada cerita ledezma. Sekali lagi terimakasih banyak teman-teman semoga hari kalian selalu berbahagia.
🦋🦋🦋
Bunyi pengeras suara yang besar terdengar hingga kepenjuru sekolah. Suara dari seorang guru yang melontarkan kalimat demi kalimat menginterupsi kan kepada para siswa untuk segera hadir ke aula bagi mereka yang ingin mengikuti olimpiade. Dari masing-masing kelas mengeluarkan beberapa orang murid yang berjalan keluar dari kelas menuju aula, kurang lebih di tahun ini ada dua puluh orang yang mendaftar. Hal ini pun menjadikan saingan semakin ketat, semua murid yang berpartisipasi sudah melakukan hal terbaik untuk bisa mengikuti olimpiade ini.
Dari kelas dua belas dan sebelas sendiri ada dua orang yang tercatat menjadi juara umum bertahan ikut dalam olimpiade kali ini, dua siswa yang selalu memenangkan pertandingan yang mereka ikuti. Dua siswa dengan ciri fisik hampir serupa karena mereka adalah Kakak-beradik yang sama-sama memiliki prestasi dalam akademi maupun non akademik. Mereka adalah Hansen Vale Willmess dan Hans Rome Willmes.
Tak ketinggalan juga kebanggaan sekolah Zaferino yang juga mendaftarkan diri ikut dalam olimpiade kali ini. Sementara itu, melihat persaingan yang lebih ketat dari tahun sebelumnya Ledezma menghela napas berat sambil sesekali melirik ke arah semua saingannya. Hanya akan ada beberapa siswa yang di pilih pada olimpiade kali ini, dan Ledzema harus bisa menjadi salah satunya.
Tangan kanan Hansen menutup mulutnya yang terbatuk-batuk, sambil menatap Ledzema dengan seringai meremehkan. Setelahnya Hansen berdeham, ia memberikan isyarat kepada Ledzema yang langsung gadis itu pahami.
"Semoga beruntung pembawa sial." isyarat dari Hansen.
Ledezma tersenyum miring membaca isyarat itu, ia lalu membalasnya. "Ya, semoga lo juga beruntung. Jangan sampai lo bisa tersaingi dengan anak yang lo sebut sebagai pembawa sial ini." balasnya.
Membaca pesan itu Hansen mengangguk, ia kemudian memutarkan jempolnya ke arah bawa. Hansen benar-benar meremehkan Ledzema, lelaki itu merasa seperti di atas angin karena dia selalu menjadi juara umum dua secara terus menerus.
"Let's see later." gumam Ledezma. Interaksi sekunder antara dua orang itu tak luput dari perhatian Zaferino yang sejak tadi memperhatikan.
Meski ia tak paham dengan bahasa isyarat tapi dirinya dapat merasakan hawa kebencian dan ketidak sukaan pada keduanya.
"Maaf menunggu lama, baik saya selaku pak Rahmat yang akan menjadi guru pembimbing kalian kedepannya jika terpilih. Kalian pasti sudah menyiapkan semua ini dari jauh-jauh hari, maka dari itu hari ini saya akan mengadakan seleksi. Seleksi ini akan di bagi jadi tiga fase, fase 1 akan menyeleksi kalian, fase 2 adalah semi final dan fase 3 adalah fase akhir atau penentuan bagi para murid yang akan di pilih. Semuanya akan berlangsung selama tiga hari atau lebih." jelas Pak Rahmat. Semua murid yang ikut diam mendengarkan penjelasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐄𝐃𝐄𝐙𝐌𝐀 [Hiat Sejenak]
Фанфик"𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬, 𝐛𝐮𝐤𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚." 𝓚ehadirannya yang tak di harapkan membawanya kepada seorang lelaki baik hati yang mau menolongnya, kembalinya ia bukan cuma menampilkan perubahan...