𝐋𝐄𝐃𝐄𝐙𝐌𝐀 [Hiat Sejenak]

3; she's the only one back

3; She the only one back

🦋🦋🦋

Suara cempreng terdengar memekik ke penjuru kelas. Seorang gadis dengan rambut cokelat itu berlari kecil memeluk tubuh temannya yang sangat ia rindukan. Senyum lebar jelas terukir di wajahnya kala dapat bertemu kembali dengan satu-satunya teman yang ia punya. Sungguh, momen yang sangat ia rindukan. Sementara si teman yang di peluk hanya tersenyum tipis sambil mengusap-usap punggung Olivia — satu-satunya orang yang mau berteman dengan Ledezma.

"Ha, lo kemana aja si?" tanya Olivia dengan nada yang kesal.

Sudah satu bulan Ledezma menghilang tanpa kabar, di telepon bahkan di chat pun sama-sekali tak di balas. Sekarang pun ia kembali tidak memberikan kabar kepadanya.

"Enggak kemana-mana." jawab Ledezma tanpa menoleh pada Olivia. Ia menatap fokus pada buku yang ia baca.

"Kenapa enggak sekolah kalo enggak kemana-mana. Pasti ada apa-apa, coba bilang apa yang keluarga lo lakuin sama lo?" cerocos Olivia, seolah mengintrogasi Ledezma.

"Keluarga?" celetuk Ledezma menoleh pada Olivia, Oliva yang mendengarnya mengangguk. "Keluarga apa yang lo maksud?" lanjutnya.

"Hah, ya keluarga lo lah emang keluarga siapa lagi."

"Oh, sorry gue enggak punya keluarga lagi." papar Ledezma sambil tersenyum kecut lalu kembali lagi menatap lembar halaman buku yang ia baca.

"Lah terus?" Olivia memandang Ledzema dengan tatapan bingung. Menyadari Ledezma hanya diam Olivia lantas melepaskan pelukannya.

Olivia mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Ledzema. Ia melepaskan tas yang menyantol di kedua bahunya. Ia mengeluarkan ponselnya yang belum ia pegang dari semalam, jika Ledezma tidak mau cerita maka Olivia akan mencari tahunya sendiri.

🦋🦋🦋

Sejak tadi hingga istirahat pertama di mulai, Olivia terus saja memandangi Ledzema. Menatap gadis itu dengan penuh perhatian dan fokus, Olivia menghela napas. Ia sudah mengecek akun base tapi sama sekali tak menemukan jawabannya, justru malah gosip heboh akan perubahan Ledezma. Padahal menurut Olivia seseorang berubah itu wajar karena manusia adalah makhluk yang dinamis.