"Rendahan banget cara lo buat nyingkirin gue dari seleksi ini. Segitu takutnya kalah saing? And sorry darling because I will not give up on this opportunity."
🦋🦋🦋
Seleksi fase kedua sedang berlangsung dengan keheningan sampai-sampai bunyi dari jarum jam yang terpasang di dinding terdengar dengan indra para murid. Semuanya hanya menatap fokus pada lembar jawaban yang mereka terima masing-masing, tidak ada yang menoleh kesana-kemari ingin menyontek. Karena mereka semua di awasi oleh lima guru yang bantu mengawasi, siapa yang ketahuan menyontek maka ia akan langsung di diskualifikasi dalam seleksi.
Salah satu seorang guru menyipitkan matanya saat melihat suatu benda asing di bawah meja seorang peserta, guru tersebut lantas segera menghampiri. Ia berjongkok tangan kirinya meraih benda asing yang tak lain adalah kertas. Guru magang itu membuka kertas tersebut, ia melotot tak percaya.
Segera guru magang yang memiliki nama Evelyn itu berseru lantang. "Pak Rahmat tolong berhenti, semuanya berdiri." seru Bu Evelyn dengan lantang.
Sontak hal itu membuat rekannya yang lain dan Pak Rahmat menjadi bingung. Namun mendengar intrupsi seperti itu para murid lantas berdiri, termasuk murid yang ditemukan kertas di bawah mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐄𝐃𝐄𝐙𝐌𝐀 [Hiat Sejenak]
Fanfiction"𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬, 𝐛𝐮𝐤𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚." 𝓚ehadirannya yang tak di harapkan membawanya kepada seorang lelaki baik hati yang mau menolongnya, kembalinya ia bukan cuma menampilkan perubahan...