🦋🦋🦋
Hans melemparkan ponselnya ke arah kasur dengan kasar, ia menjerit penuh emosi membaca pengumuman dari Pak Rahmat yang di sampaikan lewat grup. Urat-urat di lehernya nampak terlihat, kedua tangannya Hans kepal.
"Sialan!" umpatnya yang merasa kesal.
Bagaimana bisa dirinya ranking 3 umum pararel sepertinya ini tidak lulus seleksi olimpiade? Dan juga, kenapa gadis pembawa sial itu kepilih untuk mengikuti olimpiade. 4 kategori sekalipun pula, benar-benar diluar ekspektasi.
"Bangsat lo Ledezma, anjing." maki Hans, melemparkan barang yang ada disekitarnya hingga pecah hancur berkeping-keping.
Sekar yang mendengar suara bising dari kamar sang anak lantas masuk tanpa mengetuk. Ia tersentak kaget melihat pemandangan kamar anaknya yang berantakan seperti kapal pecah.
"Astaga, Hans ada apa ini? What happened to you?" tanya Sekar yang syok.
Hans memandang sendu Mamanya itu, ia berjalan ke arah Sekar. Memeluk tubuh Ibunya dan menangis sejadi-jadinya dipelukkan hangat sang Ibu.
"Kenapa? Kok anak mama nangis sih?" tanya Sekar lagi, sambil mengelus punggung sang anak.
"Ma, Hans enggak kepilih olimpiade. Justru anak pembawa sial itu yang kepilih." tangisnya pecah dalam dekapan sang ibunda.
"Apa? Kok bisa anak Mama yang juara umum 3 pararel ini enggak kepilih? Justru malah anak pembawa sial itu? Ini enggak bisa di biarin, Mama enggak terima." ujar Sekar menggebu-gebu.
"Hans, harus gimana Ma?"
"Kamu tenang sayang, Mama akan labrak guru kamu." jawab Sekar menenangkan sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐄𝐃𝐄𝐙𝐌𝐀 [Hiat Sejenak]
Fanfiction"𝐁𝐚𝐧𝐠𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬, 𝐛𝐮𝐤𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚." 𝓚ehadirannya yang tak di harapkan membawanya kepada seorang lelaki baik hati yang mau menolongnya, kembalinya ia bukan cuma menampilkan perubahan...