Touch (1)

2.5K 105 23
                                    

Jaehan mengerang saat tubuhnya di hantam dan di guncang. Membuka mata sambil menahan kantuk, Jaehan semakin mengerang saat seseorang di atas nya kini menjawil pipinya dari samping.

"Hyung, bangunlah. Kita akan ke studio sebentar lagi." itu Hangyeom, adiknya nomor empat. Sekaligus roommate nya beberapa bulan ini.

Jaehan memukul punggung Hangyeom yang masih menindihnya dengan susah payah. "Turunlah, Gyeom-ah, kau terlalu berat."

Hangyeom cemberut, tapi tidak lantas membuatnya turun dari punggung Jaehan. Menampilkan cengirannya, Hangyeom justru memeluk Jaehan lebih kuat dan mengguncang tubuh di bawahnya. "Aku tidak berat, Hyung. Kau saja yang terlalu lemah."

Semua adik Jaehan jelas senang sekali mengganggu nya. Katanya, karena reaksi Jaehan selalu lucu dan menggemaskan. Membuat siapapun ingin bergantian mengganggu.

"Hangyeom..."

"Hyung..."

"Ya!"

"Wae?"

Jaehan menghela napas dengan berat. Karena kesal, dengan mengerahkan seluruh kekuatannya, Jaehan membalikkan tubuh Hangyeom yang menempel erat padanya. Membuat Hangyeom sekarang berada di bawah punggungnya. Saat Jaehan ingin menggigit lengan Hangyeom yang masih menahan tubuhnya, kamar mereka di buka. Menampilkan Junghoon, menyembulkan kepalanya.

"Kalian sudah bangun?" tanya nya. Wajah cantik Junghoon nyengir saat melihat tatapan Jaehan memohon padanya untuk di bantu. Mengabaikan, setelah Hangyeom mengerling padanya untuk tidak membantu Jaehan, akhirnya Junghoon tertawa. "Bersiaplah, Hyung, sebentar lagi kita akan rekaman. Hangyeom Hyung, jangan menyakiti Jaehan Hyung. Hari ini kita sangat membutuhkan suara emasnya."

Saat Junghoon tertawa dan berbalik meninggalkan mereka, Jaehan merengut. Kata-kata Junghoon lebih membuatnya sebal, daripada yang Hangyeom lakukan sekarang. "Hei, Junghoonie. Bantu aku!"

Jaehan baru akan kembali berteriak, saat Yechan muncul dari balik pintu yang masih terbuka karena Junghoon yang tidak menutup. Tatapan mereka bertemu, membuat Jaehan terpaku untuk beberapa saat.

Manik Yechan menatapnya seolah tidak berniat berpaling. Saat maniknya turun, melihat bagaimana cara Hangyeom memeluknya dari bawah, menahan kedua kaki Jaehan dengan kakinya, Yechan meneguk ludahnya susah payah. Rahangnya mengeras untuk beberapa saat.

Maknae dalam grup Omega X itu baru akan berbalik, saat Hangyeom menanggilnya. "Oh, halo, Yechanie, pergilah. Aku akan memberi pelajaran untuk Jaehan Hyung karena lagu Hey! nya yang menakjubkan beberapa hari lalu. Tidak usah khawatir, kami tidak sedang bertengkar."

Yechan meringis, tapi tidak juga memalingkan tatapannya dari Jaehan.

Saat hening yang di isi dengan teriakan Jaehan karena Hangyeom yang menggigit pundaknya, Yechan memaksakan senyumnya. Mengingat kembali bagaimana ia yang menemani Jaehan mengerjakan lagu beberapa hari lalu.

Akhirnya, Yechan bersuara, walaupun pelan dan rendah. "Sepertinya kalian harus bersiap sekarang, Hyung. Kita tidak punya banyak waktu."

"Benarkah?" Hangyeom mengangkat kepala nya, menatap jam dinding di dalam kamarnya. "Ah, iya. Mian, Jaehan Hyung, kali ini kau selamat. Nanti malam, aku janji akan melakukan hal-hal lain lagi. Tunggulah!"

Dan begitulah, Hangyeom yang melepaskan Jaehan yang langsung terduduk di atas ranjang. Hangyeom yang segera berlari keluar memanggil Junghoon yang berteriak di bawah kepada Jehyun.

Sesaat setelah Hangyeom pergi, Yechan hanya mematung di depan pintu kamar Jaehan.

Memaksakan dirinya menelan ludah, Jaehan terkejut saat duduk dan masih menemukan Yechan di depan sana. Ia pikir, Yechan akan pergi bersama Hangyeom.

Touch☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang