Touch (37)

575 44 8
                                    

Beberapa tahun lalu sebelum Hangyeom dan Hyuk menjadi bagian dari grup Omega X, dan setelah grup mereka yang sebelumnya dinyatakan bubar, secara kebetulan mereka bertemu di salah satu acara survival dimana mereka saling bersaing karena sama-sama mengambil peran main rapper.  Hangyeom yang pertama kali sadar saat melihat betapa menjulangnya seseorang yg satu mingguan ini akan menjadi rival nya di atas panggung, tersenyum meremehkan.

Mereka di bagi menjadi beberapa grup, yang terdiri dari lima orang. Hangyeom dan Hyuk mendapatkan grup dengan lagu yang sama. Dan posisi yang sama. Hyuk menoleh pada barisan di sebelahnya. Tepat di paling depan, terlihat rambut hitam milik Hangyeom yang bisa dilihat dari posisinya yang dibelakang karena postur tubuhnya yang tinggi. Agak kaget, karena grup itu di ketua oleh Hangyeom. Biasanya, sebuah grup akan di pimpin oleh orang-orang yang mengambil peran center atau main vocal. Sejak saat itu, penggemar menggilai Song Hangyeom, dan mengelu-elulannya.

Setelah hampir tiga minggu, dan seperti takdir, berulang kali berbeda partner, tapi mereka tetap menjadi rival. Hyuk yang selalu berlawanan dengan Hangyeom, begitupun sebaliknya. Membuat Hyuk beberapa kali menatap lawannya. Mengikuti setiap gerak-gerik Hangyeom. Mendengar setiap leluconnya pada beberapa orang yang umurnya jauh dibawahnya. Atau bahkan Hangyeom yang mendadak membuka kelas belajar untuk beberapa rapper yang tidak percaya diri dengan kemampuan mereka.

Membuat Hyuk berdecak, dan terpesona.

Sampai suatu saat, Hangyeom berlari ke belakang panggung setelah latihan, dengan wajah merah padam dan tangan yang di taruh di lehernya. Membuat Hyuk yang ada didalam ruangan tempat mereka istirahat, yang anehnya hanya ada dirinya seorang, datang menghampiri.

"Kau tidak apa-apa?"

Suara itu membuat Hangyeom terperanjat, dan terbatuk. Tak tahan, ia menuju kamar mandi dan menumpahkan cairan bening yang sedari tadi di tahannya ke dalam closet.

Hyuk mengikuti dengan mata nya, ditambah pintu kamar mandi yang tidak di tutup. Terlihat dengan jelas Hangyeom yang terduduk di lantai, menahan sakit di lehernya.

Tanpa bisa dicegah lagi, setelah satu minggu belakangan ini, dengan ajaib, orang di hadapannya mencuri perhatian dari seluruh sisi yang ada di dalam dirinya, Hyuk ikut masuk ke dalamnya.

Tangannya terulur menyentuh leher Hangyeom, dan memijatnya. Hangyeom baru akan menoleh, saat tenggorokkannya semakin tidak enak, dan tak lama cairan putih kembali keluar dari dalam mulutnya. Kali ini bahkan lebih banyak.

Hyuk masih memijat leher Hangyeom, saat suara napas milik Hangyeom sudah kembali teratur. Hampir sepuluh menit, sampai Hangyeom bisa kembali berdiri dan menoleh sepenuhnya. Dan betapa terkejutnya ia mendapati Hyuk menatapnya, dengan tatatapan khawatir yang jarang sekali ditampilkannya.

"Sudah lebih baik?" Hyuk berjalan keluar, mengambil gelas kertas yang ada di disana dan mengisinya dengan air putih. Lalu kembali berjalan menuju Hangyeom yang sekarang duduk di sofa yang agak jauh. Ia memberikannya untuk Hangyeom, saat pria itu menaikkan alisnya. "Untukmu."

Setelah beberapa detik yang agak lama, akhirnya Hangyeom mengambilnya dan meminumnya.

"Terimakasih."

Hyuk mengangguk.

"Kau... Hangyeom Hyung, bukan?"

"Ya." Hangyeom menaruh gelas kertasnya di meja. "Kau Yang Hyuk?"

Jantung Hyuk berdebar, entah karena apa. "Hyung tau?"

"Jelas. Orang yang banyak di bicarakan akan menjadi lawanku sampai akhir dalam menyabet posisi main rapper." anehnya, walaupun Hangyeom berbicara seakan merendahkan, Hyuk tidak marah.

Touch☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang