Touch (2)

1K 93 13
                                    

Dua hari lalu, saat Jaehan sedang menggarap lirik untuk album comeback mereka, ia tak sengaja tertidur.

Dibangunkan oleh Xen yang tadinya sedang berjalan menuju kamar, melewati studio kecil mereka. Ruangan tempat mereka sering melakukan live ataupun menulis lirik karena bosan.

Menepuk punggung Jaehan, yang langsung membuat Jaehan bangun dan tergagap, Xen tersenyum. Senyum tampan yang biasanya mengejek, sekarang berganti dengan senyum maklum melengkung melihat hyung tertua mereka yang sudah bekerja keras setiap harinya masih berada di dalam studio hingga larut malam, selalu menghilang di tengah-tengah kegembiraan mereka yang sedang mengobrol, dan saat di tanya, ia hanya akan tersenyum dan mengatakan bahwa ia harus menulis lirik dengan sangat bagus, untuk mereka.

Memang sudah sepantasnya kan, Jaehan mendapat gelar best leader setelah semua hal yang mereka lalui?

"Hyung baik-baik saja?" tanya nya, berdiri disamping Jaehan yang langsung duduk tegak. "Mau ku ambilkan kopi?"

"Bolehkah?" mengucek kedua mata, Jaehan menatap Xen.

"Tentu saja." Xen mengangguk, tertawa. "Sebentar ya, Hyung."

Lalu Xen keluar, menuju dapur mereka yang terletak di paling ujung. Sedikit terkejut saat menemukan Yechan dengan rambutnya yang sekarang panjang, melebihi dirinya, duduk termenung menatap jendela yang tertutup. Tidak terpengaruh walaupun Xen masuk dan berisik.

"Yechan-ah?" tegur Xen akhirnya. Melihat Yechan yang tersadar, Xen menepuk punggung maknae mereka. "Tidurlah, mata mu sudah sangat mengantuk."

Yechan mengangguk menanggapi, lalu terheran saat melihat Xen mengaduk dua kopi didepannya. "Untuk siapa, Hyung?" karena seingat Yechan, Xen di dalam kamar yang hanya di huni oleh dirinya. Dan ini sudah terlalu malam untuk bertamu ke kamar yang lain.

Menoleh ke belakang sebentar, Xen menyahut. "Untuk Jaehan Hyung yang masih ada di studio, sedang menulis lirik yang di janjikannya pada kita. Satu lagi untukku. Mungkin setelah ini aku akan menemaninya."

Alis Yechan bertaut. Melirik jam yang menunjukan pukul 00:15.

Saat Xen sudah akan melangkah melewatinya, Yechan menghadangnya. "Kau tidak mengantuk, Hyung?" tanya nya. "Jika kau mengantuk, aku akan membantumu membawa ini untuk Jaehan Hyung."

Bertepatan dengan Xen yang menguap tidak henti-hentinya. Saat melirik Yechan yang menatapnya, Xen nyengir. Dari awal, melewati studio tempat Jaehan berada, Xen sudah akan kembali ke kamarnya, meninggalkan Junghoon, berkata ingin tidur. Tapi wajah mengantuk Jaehan yang tadi dilihatnya jelas sesuatu yang tidak bisa dilewatkan. Xen terlalu mengkhawatirkan Jaehan untuk mengabaikan.

"Terimakasih, Yechan-ah. Sampaikan maaf ku untuk Jaehan Hyung."

Setelah perginya Xen, Yechan mengambil alih dua gelas yang diberikan oleh Xen, setelah merapihkan rambutnya yang tadi berantakan.

Berjalan keluar dapur, Yechan membawa langkahnya dengan pelan dan hati-hati menuju studio.

Mengetuk, dan mendapat sahutan "Masuk, Xen-ah." dari dalam, Yechan dengan susah payah membuka pintu.

"Oh, Yechanie?" Jaehan yang melihat Yechan jelas terkejut. Apalagi saat kedua tangan itu ternyata memegang sesuatu. Jaehan berdiri, membantu Yechan dengan mengambil salah satu. Duduk di bangkunya yang tadi, diikuti oleh Yechan di sebelahnya. "Kau belum tidur? Ini sudah malam."

"Pagi, Hyung." ralat Yechan. "Sekarang sudah 00:25, jika Hyung lupa."

Jaehan meringis. Menggeser mouse saat layar nya akan menghitam. "Kau benar."

"Hyung tidak mengantuk?"

"Tentu saja mengantuk."

"Lalu?"

Touch☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang