Touch (15)

696 63 3
                                    

Setelah insiden resleting Jaehan yang rusak karena Jaehan yang menariknya dengan kencang, akhirnya mereka sampai di depan Nuna yang langsung menyambut mereka dengan mata terbelalak kaget. Terlebih, pada Yechan yang hanya mengenakan dalaman hitam yang melekat erat di tubuhnya. Bukannya sedari tadi ia tidak mendapat perhatian, jujur saja sedari tadi Jaehan bahkan menempeli tubuh Yechan, bahunya bersinggungan dengan dada Yechan. Merasa malu dengan apa yang mereka lakukan saat ini. Tapi saat menoleh dan mendapati bahwa Yechan tidak menunjukkan reaksi apapun pada orang-orang yang memandangnya, akhirnya Jaehan diam saja, dan menunduk.

"Mian, Nuna, aku tidak sengaja merusaknya." seru Jaehan, meringis ke arah Nuna, tidak peduli pada banyaknya orang disana yang memperhatikan.

Nuna yang awalnya duduk karena sibuk dengan barang-barang di mejanya, mendongak saat mendapati Jaehan memanggilnya, dengan Yechan di sampingnya. Saat kata itu di luncurkan pun, ia tidak bisa untuk tidak tersenyum dan tertawa setelahnya. Lucu sekali leader grup satu ini.

Berdiri, Nuna menunjukkan cengirannya. "Kau terlalu kasar, Jaehanie."

Jaehan mengangguk, memaksakan senyumnya. "Sepertinya begitu. Apa tidak apa-apa?"

"Tentu saja." refleks, Nuna menyentuh rambut Jaehan dan mengacaknya, sebelum merutuki kesalahannya karena rambut yang ia buat untuk Jaehan seketika menjadi berantakan. "Yaampun, Jaehanie, mian, aku akan membenarkannya."

Lalu, Nuna menuntun Jaehan untuk duduk di kursinya. Biasanya, Nuna akan menyuruh salah satu anaknya untuk menangani hal-hal remeh seperti ini. Tapi karena ini Kim Jaehan, ia tidak bisa memberikannya pada orang lain.

"Yechanie?"

Suara Jaehan yang memanggil Yechan membuat Nuna menoleh ke belakang. Meringis saat mendapati maknae Omega X tengah menatapnya dengan malas tapi tajam.

"Hm?" Yechan menghampir Jaehan, berdiri disampingnya, menyentuh tangan Jaehan yang tadi menjawilnya. "Aku disini, Hyung."

"Kau tidak ingin memakai baju dulu?" tanya Jaehan, lalu menoleh pada Nuna. "Nuna, bisakah memberi jaket atau apapun pada Yechan? Aku juga meminta maaf karena baju Yechan yang sekarang ada padaku menjadi kotor dan kusut."

Tepukan di bahu Jaehan rasakan. Nuna tersenyum pada Jaehan di cermin. "Tidak apa-apa, aku punya yang lain yang lebih cocok untuk Yechan." lalu Nuna memanggil seseorang dan meminta seseorang itu untuk mengambil yang tadi disebutkannya.

Sepanjang Nuna membenarkan rambut Jaehan, mereka mengobrol bersama. Walaupun lebih banyak Nuna yang bertanya, dan Jaehan hanya menjawab dan beberapa kali tertawa, tetap saja membuat Yechan jengah. Bergantian, mata cokelatnya menatap Jaehan dan Nuna, sambil bersedekap. Sama sekali tidak menyukai bagaimana cara Nuna menatap Jaehan.

Akhirnya, baju Yechan tiba. Terkejut saat mendapati baju itu sama persis seperti yang sebelumnya. Benar-benar sama sampai Jaehan melirik pahanya.

"Itu terlihat sangat mirip." gumam Jaehan, takjub.

Nuna tertawa, menatap Jaehan gemas. "Benar, itu sangat mirip. Aku sengaja membawanya, dengan berbeda size. Takut Yechan tidak cocok dengan size yang ku berikan tadi."

Jaehan menatap Yechan, dan menepuk tangannya yang bersedekap. "Nah, Yechanie, sekarang kau harus mengganti bajumu dengan ini. Aku tidak mau kau sakit, karena kita akan sangat sibuk sekali setelah ini."

Yechan menerima bajunya. Kini menatap Jaehan, lalu beralih pada Nuna. "Kau tidak mengambil celana ganti untuk Jaehan Hyung? Aku akan menunggu disini, dan menggantinya bersama Jaehan Hyung nanti."

Jaehan menaikkan alisnya, merasa tidak enak saat melihat wajah Nuna yang sekarang meminta maaf karena lupa, dan wajah Yechan yang tidak menampilkan senyum sejak tadi.

Touch☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang