4

29 11 5
                                    

Tinggalkan jejak kalau ada typo!
Happy reading~

Pagi ini, aku bangun lebih awal.

Karena mimpi itu aku jadi tidak bisa tidur tadi malam.

Mimpi itu masih terngiang-ngiang di kepalaku, hingga membuatku susah untuk tidur lagi.

Aku sudah bersiap-siap kali ini, sekarang waktunya untuk aku turun ke meja makan.

Mama pasti akan terkejut saat melihat anaknya yang kebo ternyata sudah bangun di jam 6 pagi.

"Ma, sarapannya mana?" Tanyaku saat sudah berada di belakang mama yang sedang asyik memasak.

Mama tersentak kaget, lalu melihat ke belakang.

Mama kaget, mungkin karena melihatku sudah bersiap dengan rapi cepat sekali pagi ini. "Loh Lia? Tumben cepat bangun?"

Tuh kan, apa ku bilang? Memang lucu sekali melihat wajah mama yang terkejut seperti itu.

Aku terkekeh, "Iya dong, kata mama kan anak gadis bangunnya harus cepat" Astaga, nadaku sombong sekali sekarang ini.

Lihatlah, mama menatapku dengan tatapan datar dan bosan.

Ia berbalik badan dan mematikan kompor gas, lalu beralih mengambil mangkuk besar untuk memasukkan nasi goreng ke dalamnya.

"Sudahlah, ayo kita sarapan sama-sama. Sebelum itu..."

"Maa, liat baju kaos Ryan warna hitam gak?" Abangku, Ryan. Dia datang hanya dengan memakai singlet warna putih dan celana panjang berwarna hitam.

Abang melihatku dengan tatapan seperti orang bodoh. "Eh.. Tumben banget lo cepat bangun dek?!"

Aku menatapnya datar, "Bangun lama salah, bangun cepat salah, serba salah dah gue perasaan kalau di rumah ini"

"Ya gak gitu juga kali! Tapi bagus deh, gue gak perlu susah payah buat bangunin elu yang kebonya gak ketolongan" Dia bersyukur sekaligus menyindir diriku.

"Ada kok di dalam lemari abang kaosnya, mama sendiri yang naruh di situ" Mama menjawab pertanyaan abang sebelumnya tadi.

"Gak ada ma, Ryan udah cari di dalam lemari tetap gak jumpa"

"Ada, kalau jumpa mama apain kamu?" Mama mengancam, kalau sudah begini abang pasti ketakutan.

Pasti abang berharap mama tidak langsung menemukannya di dalam lemari seperti yang mama katakan barusan. Karena jika sampai perkataan mama benar, maka pasti akan terjadi perang nasehat di rumah pagi ini atau yang lebih parahnya lagi diberi hukuman.

"Terserah mama deh, yang penting kaos Rayn cepat ketemu" Wah wah, abang sepertinya pasrah. Tumben sekali?

Mama dan abang pun pergi ke kamar abang guna mencari kaos warna hitam yang hilang.

Sambil menunggu semuanya sudah bersiap, lebih baik aku bantu mama saja menyiapkan piring dan sarapan untuk diletakkan ke meja makan.

Saat aku sibuk menuangkan air putih ke dalam gelas satu persatu, tidak sengaja aku menyenggol gelas yang baru saja aku tuang air penuh di dalamnya tadi, membuat air itu tumpah dan sampai meluber jatuh ke bawah lantai.

"Eh!" Karena terkejut aku reflek mengangkat kedua tanganku ke depan dengan telapak tangan melebar bagaikan seperti pesulap.

Sontak aku membulatkan mata lebar kala melihat pemandangan yang tak biasa.

Jantungku rasanya seperti berhenti hanya 3 detik dan lanjut berdetak kencang tak karuan.

Semua air yang tadinya jatuh di lantai kini terangkat dan bergabung menjadi seperti gelembung.

Melanjutkan Alur NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang