2.

42 11 2
                                    

Tinggalkan jejak kalau ada typo!
Happy reading~

Menit demi menit pun berlalu, namun tidak ada satupun guru yang datang ke kelas kami saat itu.

Hingga ketua kelas kami bernama Fariz tiba-tiba saja bangkit dari duduknya dan berteriak dengan keras.

"JAMKOS WEE!!!"

Dan ya, semua murid yang berada di kelasku pun seketika menjadi berteriak, senang dan ricuh.

"Darimana lu tau?" Tanya salah satu siswa yang duduk paling belakang bernama Robin.

"Dari grup struktur kelas, kata Pak Mudi ada rapat sampai jam istirahat tiba" Jawab Fariz.

Robin ber-oh ria.

Aku kembali fokus bermain Handphone yang sempat aku tunda tadi begitu juga dengan Diana.

Saat sedang asik menonton, tiba-tiba saja aku kebelet buang air kecil.

"Na, temenin gue ke toilet yok" Ajakku kepada Diana.

"Yok lah"

Di dalam perjalanan menuju toilet, kami harus melewati lapangan basket karena letak toilet itu memang cukup jauh dari kelas kami.

Di lapangan basket tersebut, kami melihat ada sekelompok 6 orang yang sedang bermain basket.

Ah, aku kenal salah satu orang di kelompok tersebut, ada teman sekelas ku disana, namanya Bima. Ternyata daritadi ia tidak masuk kelas karena asik bermain basket bersama teman beda kelasnya.

Bima memasukkan bola ke dalam ring dengan lompatan yang tinggi.

"Goal!!" Teriaknya gembira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Goal!!" Teriaknya gembira.

"Itu Bima, kan?" Tanya Diana spontan karena mendengar teriakan keras dari Bima.

Aku mengangguk menatap Diana, lalu beralih menatap ke arah Bima.

Ternyata Bima juga melihat ke arah ku, lima detik kami bertatapan dan aku mengakhirinya duluan.

Tiba-tiba saja tubuhku merasa merinding entah karena apa.

Ada apa denganku?

"Ciee tatap-tatapan sama Bima" Ucap Diana tiba-tiba menggoda.

"Terus?"

Diana melihat ke arah Bima, "Dia masih ngeliatin elu tau!"

"Oh" Aku hanya ber-oh singkat saja menanggapi omongan Diana karena memang aku tak peduli.

"Ah oh ah oh doang lu, awas kalo jodoh, gue obrak-abrik tenda pernikahan lu ntar"

Aku hanya diam, tak menanggapi perkataan Diana karena itu hanya membuang tenaga saja.

Bima Andara Pramana, teman sekelasku. Pertama kali mengenalnya diwaktu pertama masuk kelas SMA. Yah, sudah 1 tahun lebih aku mengenalnya namun aku sama sekali tidak pernah berbicara langsung dengan nya.

Melanjutkan Alur NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang