Tinggalkan jejak kalau ada typo!
Happy reading~"Ini kak bukunya" Aku memberikan buku 'MF' kepada kakak kelas yang kemarin, namanya Indah.
Aku dan Diana saat ini berada di dalam perpustakaan sekolah. Sesuai niat, kami berdua sudah memberikan buku itu kepada kak Indah agar bisa diproses dan di daur ulang kembali.
"Oke, nanti kalau bukunya udah selesai diproses ulang, kakak kabarin sama kalian, ya?" Ucap Kak Indah.
"Oke kak!" Jawab kami serempak.
Kami berdua pun pergi menuju kelas.
"Diana, semalam gue mimpi aneh banget"
Diana menoleh padaku, "Mimpi apaan?"
"Gue mimpi ketemu sama cewek, cantik banget! Kayak bidadari. Terus dia senyum sama gue, emang makin cantik sih kalau diliat dari sudut pandang positif, tapi..." Aku menjeda ceritaku sebentar.
"Tapi apa?" Sarkas Diana.
"Entah kenapa gue ngerasa senyuman dia itu kayak nyimpan sesuatu tersembunyi gitu, tapi gue juga gak tau itu apa!" Keningku berkerut kesal.
"Terus dia tiba-tiba melesat cepat ke arah gue, sambil membisikkan sesuatu yang benar-benar aneh di telinga gue"
"Bisikan apa? Bisikan setan?" Tanya Diana nyerocos.
"Bukan!"
"Ya terus apa? Makanya jangan setengah-setengah ceritanya!" Ucap Diana kesal.
"Jangan berikan buku itu pada orang lain. Kau harus melanjutkan alur ceritanya. Tamatkan ceritanya! Gitu dia bilang, karena itu gue jadi tersentak pas bangun dan gue benar-benar jadi gak bisa tidur malam itu"
Diana terdiam sejenak, "Tamatkan ceritanya? Apa maksudnya?"
Aku menggeleng pelan, "Gue juga gak tau. Tapi gue ngerasa kalau mimpi gue itu ada kaitannya dengan buku 'MF' yang kita baca kemarin"
Tik! Diana menjentikkan jari, "Masuk akal sih. Karena lo mimpi begitu semenjak datangnya buku itu, kan?" Tebak Diana, menunjukku.
"Hu'um. Dia juga minta jangan bagi buku itu pada orang lain, kan? Apa kita ambil balik aja bukunya? Perasaan gue gak enak banget daritadi" Aku menatap lesuh ke depan.
"Ah, gak mungkin lah. Itu kan cuman mimpi. Gak mungkin juga yang dia maksud itu buku 'MF'." Kata Diana meyakinkan.
"Tapi gue juga sebenarnya heran" Aku menatap Diana bingung.
"Heran kenapa?" Tanyaku.
"Semalem pas lu udah pulang, gue iseng tuh nyari bukunya di toko online, mau koleksi juga. Pas gue searching 'Novel MF' gue gak nemu apapun. Gue cari lagi di google, tetap gak ada yang namanya buku MF" Aku menaikan sebelah alis heran.
"Kok bisa?"
"Entah, bukunya kayak gak terdaftar gitu di situs website" Diana menebak-nebak.
"Mungkin di toko buku kali adanya" Jawabku juga memperkirakan.
Diana spontan menghentikan langkahnya membuat ku juga ikut menghentikan langkahku juga.
"Tapi gak masuk akal banget Li. Seharusnya buku itu ada di toko buku online, kalau memang gak ada setidaknya buku itu tercatat dong di situs website. Ini malah gak ada di situs manapun, kan aneh banget" Benar, masuk akal yang dikatakan Diana. Seharusnya buku itu tercatat di berbagai situs.
"Bahkan nama penulisnya aja gak ada di buku itu" Sambung Diana.
Memang benar, dari awal kami menerima buku, tidak jelas tertulis nama penulisnya.
"AWAS!"
Aku membulatkan mata lebar, kala melihat sebuah bola besar terlempar kencang ke arahku dari samping kiri.
Aku dengan sigap melompat ke depan sambil tangan Diana ku tarik dengan kuat hingga membuat kami jatuh ke bawah sama-sama.
Hanya sedetik sebelum bola itu melesat cepat ke kepalaku. Untungnya bola itu tidak sampai mengenai kepala kami berdua.
"Lo gapapa Na?" Tanyaku khawatir menatap Diana yang sangat syok.
"Gue gapapa, lo gimana?" Tanya Dia balik. Ia merangkul tanganku untuk bangkit.
"Gue gapapa kok"
"Kalian gapapa?" Tanya seseorang berlari menghampiri kami. Laki-laki dari kelas sebelah, namanya Reno.
Aku kenal dia karena dia memang cukup terkenal sebagai anak yang paling tidak rapih dalam berpakaian di sekolah.
Aku mengangguk sebagai jawaban. Lalu membersihkan pasir-pasir yang lengket di tangan dan baju.
"Siapa yang lempar bolanya tadi?" Bukan aku tapi Diana. Wajahnya terlihat seperti menahan amarah saat ini.
"Gue yang lempar" Kami menoleh ke sumber suara, ternyata itu Bima. Dia menghampiri kami berdua sambil membawa bola basket di tangan kirinya yang hampir melukai kepala kami tadi.
"Kenapa bisa sampai keluar arena? Kalau sampai kena kepala Lia tadi, gimana? Lo mau tanggung jawab?!" Diana meninggikan suaranya.
"Tapi dia berhasil ngehindar, kan?" Nada Bima terdengar menjengkelkan di telinga ku, apalagi Diana.
Saat Diana ingin mendekati Bima, aku menahan. Diana menatapku dengan tatapan tanda tanya. Aku menggeleng pelan membuat Diana yang tadinya maju sekarang mundur.
"Woi Bim, minta maaf cepetan" Titah Reno yang sepertinya juga ikut jengkel melihat sikap Bima yang sangat sok itu.
Bima menatap Reno sekilas lalu beralih menatapku datar, "Maaf"
Aku mengangguk sekedar, " Iya, lain kali hati-hati mainnya" Setelah mengatakan kalimat itu aku langsung menarik tangan Diana untuk segera pergi dari situ.
Percayalah itu pertama kalinya aku berbicara langsung dengan Bima.
"Lepas Lia! Gue mau hajar tu orang" Diana memberontak.
"Udah Ana! Cukup! Gak usah buat masalah di sekolah ini"
"Tapi dia ngeselin Lia, setidaknya lawan dia. Mentang-mentang dia anak pemilik sekolah apa kita harus-"
JDER!! Suara petir tiba-tiba datang, kami berdua menutup telinga, terkejut mendengar suara petir yang benar-benar dahsyat tiba-tiba menggelegar. Cuaca tiba-tiba saja berubah menjadi mendung.
Kenapa?
Angin berhembus kencang, membuat suasana sekolah saat itu terlihat sedikit menyeramkan.
"Ayo cepat balik ke kelas, perasaan gue udah gak enak soal angin ini" Kataku menarik tangan Diana.
Dalam perjalanan menuju kelas, tiba-tiba saja kami dikejutkan oleh petir yang menyambar pohon tinggi dan lebat tepat di samping kanan kami.
Kami berdua melihat pohon tersebut jatuh ingin menimpa kami, reflek Diana dengan cepat mendorong.
Aku terkejut melihat Diana yang akan tertimpa pohon besar nan berat itu. "DIANAA!!!" Hampir sedetik Diana tertimpa pohon, tiba-tiba Dion yang entah darimana muncul di samping Diana lalu memeluknya. Mereka berdua melompat untuk menghindar.
Tidak, Dion tidak berlari, dia muncul begitu saja di dekat Diana. Seperti orang yang bisa berpindah tempat dengan sangat cepat.
Atau itu yang dinamakan teleportasi?
°°°
Bersambung...
Jangan lupa vote dan komen^w^
See you in the next chapter_
KAMU SEDANG MEMBACA
Melanjutkan Alur Novel
PertualanganHai, namaku Selia. Dari namaku saja kalian sudah tahu bukan aku berjenis kelamin apa? Benar, perempuan. Aku sama seperti kalian, memiliki keluarga, teman, kerabat, hewan peliharaan, tidak ada yang spesial dari diriku. Namun, semenjak aku membaca...