1.

40 11 3
                                    

Tinggalkan jejak kalau ada typo!
Happy reading~

Sinar mentari di pagi hari yang masuk ke jendela kamar seorang gadis, membuat dirinya yang sedang tertidur nyenyak merasa terganggu. Karena hal itu ia berbalik badan ke arah yang berlawanan dengan sinar cahaya matahari tersebut.

Drrrtt! Drrrtt!

Bahkan saat suara alarm handphone miliknya berbunyi pun ia tetap tidak mau bangun dari tidurnya. Kasurnya terlalu nyaman untuk ditinggalkan.

Brak! Suara pintu terbuka lebar berbunyi keras sampai mengenai dinding kamar.

Disana, terdapat seorang lelaki remaja yang rambutnya acak-acakkan namun masih terlihat tampan dan enak dipandang.

"Woi kebo! Bangun lu!" Teriaknya.

Karena tidak ada jawaban atau reaksi apapun, ia berjalan ke arah adiknya yang masih setia terlelap memeluk guling kesayangannya itu.

Ia lantas manarik bantal adiknya, "Bangun woi! Lu mau sekolah kagak?!"

"Uhmm" Hanya gumaman, namun itu tak membuatnya benar-benar bangun. Malahan gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada guling.

Melihat hal itu membuat Rayn -abangnya, menggelengkan kepalanya heran.

"Tidak ada cara lain selain.." Rayn pergi meninggalkan adiknya yang masih setia menutup mata, lalu kembali dengan membawa seseorang.

Seseorang itu adalah wanita paruh baya yang sedang berkacak pinggang melihat putrinya masih tertidur pulas.

"Silahkan Ibunda" Rayn mempersilahkan mamanya untuk membangunkan kucing yang sedang tertidur pulas itu.

"LIA BANGUN UDAH JAM 8 INI!!" Teriaknya.

Mata gadis itu terbuka lebar dan langsung bangun dari tidurnya. "Apa? Udah jam 8?! Kenapa mama gak bangunin Lia sih?!"

Ia bangkit dari kasurnya, mengambil handuknya yang berwarna hijau lalu berlari keluar kamar menuju kamar mandi.

"Minggir bang!" Gadis itu menolak Rayn ke samping akibat abang dan ibunya berdiri di depan pintu.

Rayn menggelengkan kepalanya tak percaya. Namun tak ayal ia merasa sangat bahagia melihat adiknya panik setengah mati seperti itu. Padahal jam baru menujukkan pukul 06:15 pagi.

"Astaga anak itu emang bener-bener" Selina Tania -mamanya pergi menuju dapur untuk melanjutkan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda tadi.

Raynald Irwansyah -anak pertama sekaligus abangnya Lia. Berusia 20 tahun dan sudah memiliki toko kafe sendiri. Ia memulai kariernya sendiri di usia 18 tahun. Sempat frustasi karena tidak memiliki uang untuk kuliah, mencari pekerjaan pun sangat sulit didapatkan. Namun dengan semangat dan tekad yang tinggi, ia bisa mendirikan toko kafe yang sangat sukses.

Rayn pun lantas pergi ke meja makan untuk mengisi perutnya yang kosong.

POV Selia
Hai, kenalin namaku Raina Selia, keluarga ku memanggilku Lia. Aku berumur 16 tahun dan sudah menginjak di kelas XI. Kehidupan ku itu kebanyakan seperti anak-anak lainnya, kadang ada sukanya kadang ada dukanya.

Aku punya kucing, namanya Killy. Bulunya lebih dominan putih dan bercorak hitam sedikit.

Aku punya abang namanya Rayn, dia ngeselin banget emang orangnya, memangnya ada abang yang gak ngeselin? Kalau ada beritahu aku ya, aku ingin membelinya.

Pernahkah kalian melihat saudara/saudari kalian menyentuh makanan ataupun minuman milik kalian yang berada di dalam kulkas? Padahal jelas-jelas sudah dilarang tapi masih juga tetap dilakukan.

Melanjutkan Alur NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang