14

699 123 2
                                    


Apakah aku telah mati?

Rafael membuka kedua matanya perlahan, dan di hadapannya terbaring sosok yang begitu dikenalnya. Rambut perak itu, wajah yang kini terbalut oleh noda merah terbaring bersamanya di tanah.

Ini bukanlah mimpi, sensasi lembut helaian rambut perak itu di telapak tangannya membuatnya terhanyut dalam kebingungan dan keputusasaan. Kejadian semalam telah meninggalkan bekas yang begitu dalam, dan Rafael merasa seolah-olah hidupnya telah berakhir.

Tangannya bergerak dengan lembut, menyentuh wajah yang dulu begitu hidup dan kini dipenuhi oleh Noda darah. Menghapus noda merah itu dari kulit yang pernah cerah, Rafael mencoba menyembunyikan kepedihan yang mendalam.

Ini bukanlah mimpi !

Rasa lembut ini, hembusan nafas gadis itu terasa nyata baginya. Rafael bangkit dengan cepat, matanya mencari-cari keberadaan musuh di sekitar. Namun, tidak ada tanda bahaya yang terlihat, hanya bercak darah yang memenuhi lantai, menjadi saksi bisu dari pertempuran sengit semalam.

Tidak bisa percaya, Rafael memeriksa setiap sudut ruangan, menemukan mayat-mayat musuh yang tergeletak tidak manusiawi. Semua yang dia kenal, semua yang dia lawan, mati tanpa sisa.

Siapa yang melakukannya?

Matanya beralih ke arah Philia, yang masih tergeletak tidak sadarkan diri. Tidak mungkin seorang gadis muda yanglumpuh melakukan semua ini. Mereka adalah tentara terlatih, namun tidak ada yang tersisa selain mereka berdua.

Hanya kita yang selamat!

"masih ada yang selamat !!"

Teriak sekumpulan tentara yang mendekatinya, membawa bantuan setelah serangan dahsyat semalam di seluruh pelabuhan. Rafael merenung, mencoba mencerna kehancuran di sekelilingnya, mencari jawaban atas pertanyaan yang terus menghantui pikirannya.

Mereka segera mengamankan seluruh area dan mengavakuasi dua orang yang masih selamat. Rafael hanya bisa merasa heran, terpaku oleh pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang mampu menghabisi seluruh tentara musuh tanpa ampun. Dalam keheningan pasca pertempuran, Rafael merasa seperti jiwa dan semangatnya telah hancur bersama dengan kekalahan yang begitu tragis.

Dia menjadi objek pertanyaan dari beberapa tentara yang sedang mengolah tentang apa yang terjadi di rumah sakit. menurutnya tidak masuk akal membunuh semua musuh itu mengingat daya tempur di sana sangatlah kurang.

Pria itu hanya bisa menceritakan semuanya yang dia ingat, dia benar benar tidak tau apa yang terjadi. 

Terlihat seorang perawat berlari menuju Philia memeluknya dengan sangat dalam dengan penuh permohonan maaf karena meninggalkanya. 

Wanita itu menceritakan bahwa tentara musuh itu tiba tiba mati dari serangan orang misterius yang menyerang dari balik kegelapan.

Itu justru membuat semua orang semakin kebingungan, Tapi mereka sedikit lega dan berharap orang itu berada di pihak mereka.

***

Philia kini hanya bisa terdiam di atas kursi rodanya dengan tatapan kosong. Menatap kedua tangannya yang semalam telah bergerak di luar kehendaknya.

Kau yang melakukannya, kan!

Dia telah membunuh seseorang lagi, dan saat ini, dia mungkin semakin paham mengapa pria itu melakukannya. Melihat orang-orang yang dikenalnya mati, anak-anak dengan senyum riang mereka yang tidak akan lagi dia lihat. Hanya bisa mengingat kenangan singkat bersama mereka yang begitu berharga.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dialah penyebab kematian mereka semua. Keberadaannya yang menggiring para musuh menyerang rumah sakit ini. Hatinya bergejolak penuh rasa bersalah.

NEMESIS Flowers Bloom Under The Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang