Theo terlihat memahat kembali topeng kayunya, siap mengganti identitasnya untuk kembali ke pasar gelap. Akan berbahaya jika dia memakai topeng lamanya. Hidupnya pasti akan lebih cepat menuju kematian, melihat kemarin dia mengaku sebagai seseorang yang sebenarnya sangat dicari oleh beberapa kelompok.
"Aku harap Hari ini aku dapat keberuntungan" Melihat sekali lagi mahkota di tanganya dan memasukanya kembali ke dalam tas.
Hari sudah mulai gelap dan aktivitas dunia bawah sudah mulai bergerak, hari ini akan menjadi meriah karena sebuah perebutan tahta akan dilakukan. Ini sudah 2 tahun semenjak terakhir kali itu dilakukan. Dia hanya berharap rencananya dapat berjalan mulus.
Memakai pakaian yang serba tertutup, beberapa benda tajam dan tidak lupa Topeng saktinya yang dia ukir seperti seokor kucing. Entah kenapa kali ini topengnya tidaklah terlihat seram, itu lebih ke arah lucu. Niatnya Theo ingin membuat topeng macan tetapi kenapa ini lebih mirip seperti kucing.
"Biarlah"
Tanpa menghiraukanya Theo Keluar dari rumah dan menutup pintu itu dengan rapat tanpa menyadari seseorang memperhatikanya.
Sepasang mata biru yang tajam melihatnya dari tadi, memperhatikan setiap gerakanya dan menduga duga apa yang akan dia lakukan. Langkahnya kini berjalan mendekati ruang tamu, dan melihat sekitar dengan seksama.
"Menarik" Ucap Seorang gadis yang telah bangkit dari tidurnya.
Tidak, dia sekarang bukanlah gadis.
Dia mengambil topeng aneh yang tergeletak begitu saja di meja, melihatnya dengan seksama dan memakainya dengan sempurna. Entah kenapa Topeng itu terasa cocok untuknya.
Dia mengikat rambutnya, memasang peralatan sihir di tubuhnya, dan membawa serum serum mana yang dia miliki. Setelah dia menyuntikan lagi serum mana itu, dan merapal sihir penyembuhan untuk memulihkan syaraf syaraf yang rusak. Dia kini kembali bisa bergerak seperti semula tanpa kursi roda.
Memakai jubah untuk menutupi tubuhnya, tidak lupa menyimpan senjata senjata miliknya di balik jubahnya.
"Philia tidur yang manis hari ini, karena sekarang aku yang akan bermain"
Dia Tersenyum lebar melihat semua yang dia lihat. Memikirkan hiburan apa yang menantinya setelah lama tertidur.
"Theo yah.., sebenarnya siapa kamu ?" Ucapnya dengan penuh ancaman dengan suaranya yang mendesis di antara udara.
Dia melihat dengan curiga mahkota itu sebelumnya yang Theo keluarkan, itu bukanlah mahkota sembarangan. Dari ukiranya itu terlihat jelas segel kerajaan Grasia. Membuat sosok yang menyebut dirinya 201 memasang wajah tidak senang bahwa seorang buronan tinggal bersama mereka.
Dia memutuskan untuk mengikuti Theo, curiga terhadap orang itu yang kini hidup dengan Philia. Dia khawatir dia adalah seseorang yang akan membuat masalah kedepanya, dan jika benar maka malam ini dia akan memenggalnya.
"Benar, mari kita memperkenalkan kepada dunia, sebuah hari dari kelahiran identitas baru," Dengan jubah yang menutupi tubuhnya dan topeng misterius di wajahnya membuat aura kengerian yang kuat terpancar lebat. Dengan tatapanya yang tajam dia menatap dunia.
Sang Iblis telah bangkit kembali dari tidurnya dengan penuh amarah, siap menghabisi siapa saja yang berani mengusiknya.
"Untuk sekarang mari sebut diriku, Ancient" Dunia akan mengenal nama itu.
Dengan lihai Ancient mengikuti Theo, mengikuti setiap langkahnya di antara jalanan kota. Langit malam mulai mendung menurunkan rintik rintik hujan yang membuat pergerakan mereka benar benar tersembunyi.
Sampai Ancient berhenti di sebuah penginapan, dan akhirnya dia memasukinya dengan hati hati. Berjalan santai seperti telah mengenal tempat ini. Namun dia tidak menemukan keberadaan Theo, hanya saja keahlianya dalam mendeteksi jejak telah sangat handal. Dan langkahnya kini berjalan menuju sebuah pintu.
Disana terdapat Resepsionis penginapan yang terlihat sedang mengunci kembali pintu itu. Dia dengan santainya melakukanya tanpa menyadari seseorang berada tepat di belakangnya.
Setelah menguncinya dengan baik Resepsionis itu berbalik dan seketika tubuhnya meloncat karena terkejut.
Dia mengenal topeng itu, itu adalah Pria yang kemarin datang seorang diri.
"Bisakah aku masuk" Ucap Ancient dengan suara pelan mendesis di antara udara seperti ular.
Itu Membuat Resepsionis itu merasa heran, kemarin suara pria ini tidaklah seperti ini. Dia bersuara menggelegar seperti singa. Namun yang lebih menakutkan adalah tatapanya itu yang dilontarkan ke arahnya.
Dia seakan mengatakan, 'buka itu atau mati'
Resepsionis itu telah melayani berbagai orang orang di dunia bawah, tetapi tidak pernah dia merasakan ancaman seperti ini yang membuat bulukuduknya merinding. Dia adalah seseorang yang ahli dalam bertarung dan memiliki pengalaman di militer namun kenapa dia ketakutan berhadapan dengan pria ini.
Resepsionis itu mengganguk dan membukakan kembali pintu, mempersilahkan masuk kepada orang ini.
Ancient mengganguk memberikan rasa terima kasihnya dan berjalan masuk.
Dia melewati lorong yang terlihat jelas jejak Theo, Tempat Ini bukanlah sesuatu yang di peruntukan kepada umum. Membuat Ancient bertambah curiga tentang Identitas Theo.
Akhirnya dirinya tiba di sebuah tempat yang membuatnya merasa terhibur. Entah bagaimana Grasia memiliki tempat seperti ini. Ini mengingatkanya tentang masa lalunya, ketika dia diberikan misi untuk memusnahkan sebuah pemukiman yang berada di bawah tanah, melakukan Genosida disana dengan menggunakan Gas beracun, memanfaatkan kondisi udara yang pengap dan minim Ventilasi.
Mengingat itu membuatnya tersenyum, Matanya kini melihat sekitar yang terlihat orang orang berlalu lalang berjalan secara berkelompok kelompok. Ancient belumlah memahami aturan disini, dan dia hanya berajalan dengan percaya diri seorang diri. Seperti seorang penguasa yang akan mengisi bangku kekuasaan Dunia bawah.
"Terlalu ramai" Dia tidak bisa menemukan Theo, apa lagi dengan topeng topeng dan jubah itu semakin membuatnya sulit menemukanya.
Ancient berjalan mengitari pasar gelap itu yang sangat luas dan dia bisa melihat di tengah pusat pasar terdapat sebuah lubang besar. Bukan.., itu bukan lubang, tetapi sebuah colosseum yang saat ini sudah mulai ramai di datangi orang orang.
Ancient melihat sekitarnya yang menurutnya benar benar tidak manusiawi. Dia melihat jelas seseorang tengah di bunuh di tengah jalan dan seorang gadis tengah di perkosa. Tidak ada yang menolong mereka, itu hanya menjadi bahan tontonan orang orang sekitar.
"hohh, jadi seperti ini aturan disini"
Ancient melanjutkan pencarianya mencari Theo namun siapa sangka sebuah Kelompok menghadangnya.
"Wah, wah tuan yang kemarin, dimana sekarang bom bom milikmu, kamu tidak membawanya" Ucap seorang Pria bertopeng berbicara seakan meremehkan.
Ancient tidak berbicara dan hanya memperhatikan Setiap Anggota kelompok ini, Bersiap siap tentang sesuatu yang akan dia hadapi. Senjata mereka, jumlah mereka, kelemahan, celah, dia sudah memprediksi semuanya.
Ancient tersenyum dari balik topengnya menatap orang orang yang menggelilinginya dengan tajam.
"Kami benar benar bodoh kemarin, percaya pada bualanmu kemarin, Kau hanya mengaku ngaku saja kan kemarin, agar kami melepaskanmu"
"Benar, dia mungkin lemah dan hanya membual untuk mencari cara untuk lari"
"Terlebih bom bom itu sekarang kau tidak membawanya"
Mereka semua tersenyum lebar siap menerkam Ancient.
Namun Iblis ini hanya berdiri dengan santai dan tampak berfikir, sesuatu ada yang salah.
"Kemarin.. ?, kapan terakhir kali aku bertemu mereka" Gumam Ancient
"Mungkin dalam mimpi" Lanjutna dengan nada merendahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEMESIS Flowers Bloom Under The Night Sky
FantasyVol 3 dari Series NEMESIS Jiwa yang telah lama bersatu kita mulai berpisah. Philia harus berusaha beradaptasi dengan segala perubahan di dalam dirinya. Di bantu oleh seseorang yang dia kenal saat masa kecilnya membuat dirinya melihat dunia dari sudu...