04

867 87 14
                                    

Tampak wajah Ratu begitu murung mengingat ucapan peramal beberapa hari lalu yang selalu mengganggu pikirannya. Ia menghela nafas panjang saat menatap lamat bayangan miliknya sendiri di atas air kolam di paviliun miliknya.

"Dayang Cha,, panggilkan mentri perang sekarang juga ke kamarku. Karena ada sesuatu yang harus aku bahas dengannya." Ucap Jieun pada dayang pribadinya itu dengan mimik wajah serius

"Baiklah Mama"

Ia pun segera berlalu meninggalkan Ratu seorang diri di sana.

Semua ini harus dihentikan dengan cepat. Aku harus membuat keadaan ini stabil sebelum semuanya terlambat" gumam Jieun pelan dengan memantapkan hati.

_-_

"Hah, ayo Jimin! Kau ini kenapa lambat sekali sih ya ampun!" Ucap Taehyung yang berlari cepat di depan remaja laki-laki lainnya yang tak lain adalah teman sebangkunya di sekolah. Sementara yang dipanggil hanya berdecak seraya melajukan kaki menyusul Taehyung.

"Yak! Kau penyebab semua ini eoh. Dasar tak tahu diri. Tahu begitu aku tak mau menolongmu lagi.!" Jawab Jimin yang langsung memegang lengan kurus Taehyung menarik remaja manis itu sekuat tenaga agar mengikuti langkahnya dalam berlari semakin cepat.

"Itu mereka, hei anak-anak nakal! Berhenti kalian!"

Suara dari seorang pria dewasa membuat wajah keduanya nampak panik.

"Cepatlah Taehyung! kau ini kenapa eperti siput!"

Wajah Taehyung memerah hebat dengan bulir peluh membasahinya. nafas tersengal karena kelelahan akibat berlari menghindari amukan seorang pria yang tak sengaja mereka tabrak saat pergi ke sekolah.

"Hah,, aku lelah Jimin shi,, hah hah."

Jimin merasa kesal lalu menggendong tubuh Taehyung yang kurus dari dirinya itu hingga membuat Taehyung pun terkejut.

"Hei, apa yang kau lakukan. Turunkan aku!"

"Kau ingin kita tertangkap bodoh! Diam saja jangan banyak bicara!" Omel Jimin yang membuat Taehyung pun diam. Langkah kaki jenjang Jimin ia bawa menuju pada salah satu rumah pendopo kosong. Mereka bersembunyi di sana menghindari amukan pria yang masih meneriakkan nama mereka sejak tadi.

"Sut diamlah!" Jimin membekap mulut Taehyung agar suara helaan nafas mereka tak terdengar dari dalam rumah hingga akhirnya pria itu pun pergi meninggalkan mereka.

"Huft,, sepertinya mereka sudah pergi. Hah hidupku sial bertemu denganmu siput.!" Mata hitam Jimin mendelik tajam pada Taehyung yang merengut kesal tak terima.

"Ishh,, memangnya siapa yang mau membuatmu di situasi itu. Dan satu lagi aku Taehyung. Bukan siput." Timpal Taehyung dengan wajah merahnya.

Jimin memalingkan wajahnya ke samping lalu berdehem pelan "ekhem,, ya sudah kalau begitu aku pergi. Kau lebih baik pulang karena pasti pria itu masih mencarimu."

Jimin berdiri lalu berbalik. Ia baru akan melangkah namun terhenti karena suara isak tangis Taehyung terdengar pelan ketika remaja manis itu berdiri berpegangan pada pinggiran jendela.

"Hiks,, sa-sakit hhh. Akhh!"

Brukh

Tubuhnya terjatuh akibat tak kuat merasakan sakit pada kedua kaki yang terluka akibat sandalnya terlepas ketika berlari tadi. Jimin yang tak tega akhirnya berjongkok kembali lalu menarik pergelangan kaki Taehyung.

"Lukamu cukup dalam, kalau begitu naiklah ke punggungku. Aku akan menggendongmu" tawarnya membuat Taehyung tersentak. Remaja manis itu Hanya menatap lamat tanpa berbicara sedikitpun hingga Jimin kembali menghardiknya.

Thread of destiny [Kookv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang