27 [END]

652 89 47
                                    

Happy reading....




Suara alunan musik terdengar memecahkan sepinya malam. Alunan melodi yang teralun menyiratkan suasana kesedihan. Siapapun yang mendengar pasti akan larut dalam buaian musik dari kecapi yang tengah dipetik oleh seseorang berpakaian hanbook sutra kerajaan. Orang itu tampak murung menatap langit yang bertemankan bulan serta bintang. Seakan tahu menemani dirinya dalam suasana kesepian.

Sanggul besar pada rambut dihiasi oleh beberapa aksesoris terbuat dari batu permata giok berwarna biru. Sementara jemari tangannya tersemat dua pasang cincin giok hijau, cincin yang merupakan statusnya di dalam kerajaan Joseon. Bibir cherry berwarna sedikit pucat tampak bergetar menahan isak tangis yang akan terlontar. Sosok cantik itu terlihat bercahaya di bawah pancaran sinar bulan sabit.

"Aku merindukanmu… ggukie" Suara yang keluar mendayu pilu. Irama melodi yang ia mainkan pun berhenti. Ia kembali menangis, entah untuk kesekian kali.

"Kau bohong padaku. Aku sudah menunggumu untuk datang menjemput. Tapi kau tidak datang sampai saat ini. Ggukie, datanglah… aku mohon, datanglah…"

Kembali terisak, ia menunduk memeluk alat musik di pangkuannya sangat erat. Sudah satu jam ia di sana. Duduk seorang diri di dekat taman yang dipenuhi oleh bunga lily Tyger.

"Hee bin mama… sebaiknya kita kembali ke kamar anda sekarang sebelum Raja datang"

Kim Taehyung. Pria cantik penuh sejuta pesona itu mendongak pada dayang pribadinya yang baru.

"Aku masih ingin di sini"

"Mama…"

"Apakah kau lupa sedang berbicara dengan siapa, dayang ma?" Taehyung menatap dayang itu dengan nyalang. Sang dayang kemudian hanya dapat mendunduk.

"Maafkan saya, mama"

"Lupakanlah. Jadi apakah dia benar akan datang?" Tanya Taehyung yang saat ini mulai merapikan alat musiknya untuk dimasukkan ke dalam sebuah kotak kayu.

"Ya, mama."

Taehyung lalu berdiri dan menepuk-nepuk rok hanbook. Ia memasang senyum termanis pada sang dayang.

"Kalau begitu mari kita kembali ke kamarku, dayang ma"

Taehyung berjalan terlebih dahulu lalu diikuti oleh dayang itu di belakangnya. Sepanjang ia berjalan, tidak sedikit pun senyum Taehyung luntur. Justru ia tak sabar ingin bertemu dengan suaminya, kaisar Joseon.

Langkah kedua kaki Taehyung terhenti saat melihat rombongan dari tamu kerajaan lain. Alisnya pun bertaut.

"Apakah ada pertemuan khusus malam ini dengan Jeonghyun di aula?"

"Setau saya memang ada. Dan, Mama… sepertinya para menteri dari fraksi selatan menginginkan pernikahan untuk Raja secepatnya agar kerajaan memiliki keturunan sebagai penggantinya nanti"

Taehyung meremas erat kotak kayu di tangannya. Hatinya merasa terbakar akan suatu hal.

"Kalau begitu, bukankah kita juga harus perlu pergi ke sana, Dayang ma?"

Dayang itu terkejut dan tidak menyetujui perkataan Taehyung barusa.

"Tapi Hee bin mama, itu-itu adalah pertemuan khusus untuk Raja"

"Dia suamiku… dan aku ratunya"

Dayang ma hanya bisa diam dan tidak berani berdebat lagi. Taehyung pun memberikan kotak kayu pada dayang nya. Ia merapikan penampilan sebelum berjalan lagi menuju aula.

Alunan musik pengiring pertemuan dari dua kerajaan terhenti seketika saat Taehyung tiba di sana. Ia berdiri angkuh menatap tepat pada bola mata suaminya, Dejeon Jeonghyun. Semua orang pun terkejut atas kedatangan Taehyung. Sontak para menteri yang hadir serta tamu dari Kerajaan lain ikut berdiri dan menunduk menghormati kehadiran Taehyung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thread of destiny [Kookv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang