26

377 60 2
                                    

Happy reading ~~


Kaki-kaki kuda terdengar begitu tangguh menghentak tanah berlumpur ketika membelah jalan di sebuah hutan lebat dengan rimbunnya pohon bambu. Heningnya malam bertemankan nafas terengah serta isak tangis dari lelaki cantik yang duduk di atas punggung kuda memeluk tubuh kekasihnya dengan erat. Air matanya terus turun membasahi kedua pipi gembilnya.ia terus saja bergumam memanggil nama sang  ayah dalam kesedihan. Kilatan kejadian tadi benar-benar mengguncang jiwanya. Seharusnya ia sudah siap dengan semua konsekuensi yang akan terjadi. Tapi nyatanya, ia masih lemah. Ia masih kurang kuat. Semuanya tiba-tiba saja terjadi. Perselingkuhan dengan pangeran mahkota kini sudah terbongkar oleh suaminya sendiri.

Seiring kuda yang terus berlari menjauh dari titik terjadinya peristiwa yang tak mereka duga tiba-tiba saja terjadi. Jeongguk menggenggam erat tangan Taehyung yang basah karena keringat. Ia paham jika kekasihnya ini masih terguncang. Tapi ia tak memiliki pilihan agar tetap terus mengendalikan kecepatan kuda sehingga mereka berdua selamat hingga detik ini.

"Hiks... Ayah... Ayah maafkan aku, maafkan Taehyungie" Lirihnya suara dari sosok cantik itu membuat Jeongguk merasa tercubit hatinya. Ia merasa jika semua yang terjadi terlalu cepat. Tak sesuai dengan susunan dengan rencananya. Sejak kapan ayahandanya itu mengetahui semua ini?

"Sayang, Kau masih kuat dalam pelarian ini? Apa perutmu masih terasa sakit?"

Taehyung mengangguk dibalik punggungnya. Laki-laki manis itu tak dapat berkata-kata lagi. Tapi Jeongguk tahu jika kekasihnya ini pasti membutuhkan jeda untuk beristirahat sejenak agar dapat memulihkan rasa kram pada perut besarnya itu. Jeongguk pun mengarahkan kuda yang ia tunggangi ke arah telaga yang mana pernah mereka datangi untuk melakukan sebuah ritual sakral tepat pada malam purnama.

Jeongguk ingat ada sebuah gubuk di sana. Dan ia rasa akan aman untuk ditinggali barang sejenak sebagai tempat peristirahatan bagi kekasihnya.

"Kita akan kemana, ggukie?"

"Ke tempat dimana aku dan kau meminta aegya. Kau harus beristirahat sayang"

"Tapi… tapi bagaimana jika dia—ayahmu menemukan kita?" Tanya Taehyung khawatir. Ia menoleh kebelakang untuk memastikan tidak ada siapapun yang mengikuti mereka. Ia bernafas lega jika semuanya aman. Tak ada suara maupun cahaya di belakang sana. Sepertinya memang Jeonghyun telah tertinggal jauh.

"Kita harus beristirahat, kuda yang kita naiki pun pasti kelelahan" Tegas Jeongguk yang dihadiahi anggukan saja. Taehyung pun menurut.

Sampai akhirnya kini kuda berhenti tepat di samping pohon besar di dekat gubuk. Jeongguk menurunkan perlahan tubuh Taehyung dari atas punggung kuda. Diusapnya kepala kuda itu yang kini tengah menunduk padanya. "Beristirahatlah, terima kasih karena berkatmu kami dapat melarikan diri sementara waktu" Gumam Jeongguk sebelum ia beralih untuk menggendong tubuh Taehyung lalu membawanya untuk masuk ke dalam pondok gubuk itu.

Meskipun terlihat kotor dan tak layak ditempati, Jeongguk menurunkan Taehyung di atas pembaringan yang penuh debu. Ia membersihkan sebentar tempat yang akan dijadikan istirahat bagi sang kekasih dengan menggunakan kain yang terdapat dii bawahnya.

"Apa masih sakit?" Jeongguk memegangi perut besar itu dan mengelusnya lembut. Dapat ia rasakan gelombang halus dari dalam sana, tanda jika anaknya menyapa.

"Masih kram, mungkin karena tadi aku terkejut."

Jeongguk menatap Taehyung. ia menghapus lelehan air mata yang keluar dari sudut mata indah itu.

"Maafkan aku, maaf aku telah gagal menjaga kalian"

Taehyung lantas memegangi tangannya. "Bukan salahmu, ggukie. Jangan bicara seperti itu"

Thread of destiny [Kookv]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang