بسم الله الر حمن الر حيم
🔹
🔹
🔹Para inti aksara itu masih bercanda ria bersama ketuanya, di detik berikutnya terdengar deringan ponsel dari saku gus haidar.
Otomatis tawa mereka terhenti, dan memberikan waktu untuk pak bosnya mengangkat telfon
Gus haidar berdiri dan sedikit menjauh dari mereka.
Tertera nama adnan disana, selaku anggota aksara.
"𝐴𝑠𝑠𝑎𝑙𝑎𝑚𝑢'𝑎𝑙𝑎𝑖𝑘𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑘 𝑏𝑜𝑠"
"Hm, wa'alaikumussalam. Cepat katakan ada apa"
"𝐺𝑎𝑤𝑎𝑡 𝑏𝑜𝑠 𝑚𝑎𝑟𝑘𝑎𝑠 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔"
Deg
Apa-apaan ini, setelah hari bahagianya gus haidar malah ada kekacauan di tengah-tengah kebahagiaan itu. Dasar kurang asem.
Tut
Telepon di matikan sepihak oleh gus haidar, ia tak bergeming dari tempatnya. Kemarahan telah menyelimuti tubuh gus haidar.
"Kenapa bos?"
Alwan yang ikut panik karena melihat adanya kemarahan di wajah gus HaidarRegan dan Khairul masih menunggu jawaban dari bos mereka. Tentu saja mereka juga penasaran, kenapa bisa bosnya semarah itu?
"Kita pergi ke markas sekarang!"
Oke, tidak ada bantahan. Setelah itu gus Haidar melenggang dari tempatnya.
Berjalan menuju laci yang berada di sudut ruangan, ia mengambil kunci motor kesayangannya dan segera keluar dari rumah.
Gus Haidar mencoba untuk menetralkan ekspresinya. Dan ya itu sangat mudah.
Ke empat motor sport itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalan yang sedikit ramai oleh penduduk kota.
Sesampainya di markas, sudah terdengar suara riuh dari dalam, sudah di pastikan itu adalah suara kedua geng yang tengah beradu.
RAVISPA, adalah musuh bebuyutan geng AKSARA. Hanya sebuah kesalahpahaman dari
Rafael argantara──ketua dari geng Ravispa.𝐅𝐥𝐚𝐬𝐡 𝐛𝐚𝐜𝐤 𝐨𝐧
𝑃𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑝, 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑔𝑒𝑛𝑔 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑖𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑠𝑖𝑟𝑘𝑢𝑖𝑡.
𝑇𝑒𝑟𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑎𝑟𝑎 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑢.
𝑇𝑎𝑘 ℎ𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑔𝑒𝑛𝑔 𝐴𝐾𝑆𝐴𝑅𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝐴𝑉𝐼𝑆𝑃𝐴 𝑠𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛, 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎.