𝐁𝐀𝐁 𝟕

125 13 0
                                    

Syakila, gadis itu tengah mendudukkan bokongnya di bebatuan dekat danau. Semakin lama ia berada di pesantren, ia malah semakin rindu dengan kekasihnya. Syakila memiliki niat untuk kabur dari pesantren ini, namun takut membuat orang tuanya kecewa. Lagi-lagi ada si agus haidar ituu beuuuh,,, antara pengen pulang dan engga.

"Duaarrr"

"Eh kutu makan sapi"
Syakila terkejut tatkala si adiba mengagetkan nya. Hampir saja Jantungnya pindah ke paha.

"Apasih dib, lo ganggu gue mulu dah"
Ketus syakila

"Yaelah sya, ketus amat. Lagian lo ngapain si ngelamun mulu, kek orang di kejar-kejar hutang"

Syakila bukannya menjawab malah meutar bola mata malasnya.

"Lo tuh kenapa sih sya, gue panggil ustadz ya, takutan lo kemasukan nyai ronggeng"

Syakila yang mendengar itu membelakkan matanya, yang benar saja di kira gue kesurupan apa.

"Heh gue pites juga tuh mulut"

Setelah mengucapkan itu syakila langsung bangkit dan langsung berlalu begitu saja

"Woyy sya! Masa gue di tinggal si, bener-bener lu ye"

****

Seluruh santri nurul iman sedang menghafal hafalannya masing-masing. Ada yang di kamarnya di gazebo, bahkan ada yang di atas genteng. Syakila, gadis itu bukannya menghafal malah ngejengking di atas kasurnya, Teman-temannya yang melihat tingkah syakila hanya bisa memaklumi. Wajar keturunan nyi ronggeng.

"Shodakallah hul 'adzim"
Syifa menyudahi hafalannya, ia melirik ke teman-temannya, hmm masih pada menghafal rupanya. Tapi syakila kok, Hiss... Terserah ente bahlullll...

"Asomasooww... Asomasooww
.. Asomasooww emereskere mereskere mereskere nasken nasken achu chu-"

"Woy syakila! Lo ga bisa hargain kita yang lagi ngafal apa, kamu mending ngafal dari pada nyanyi gitu"
Protes kesya, sungguh ia sangat sangat terganggu dengan suara cempreng syakila.

"Bacot lu! "
Syakila melenggang dari sana, kesya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

*****

Tujuan syakila saat ini adalah kantin. Perutnya sejak tadi sudah demo meminta asupan.

𝐵𝑟𝑢𝑢𝑘𝑘

Syakila tersentak ketika bahunya bertemu bahu yang sangat besar menurutnya

"Hiish,,, lo punya mata ga sih anjirr, tangan gue sakit nih"
Ujar syakila sambil merapikan bajunya. Ketika kepalanya mendongak ke atas, syakila terkejut ngomong apa dia barusan? Waah... Langusng di tendang ini mah dari bima Sakti. '𝐵𝑜𝑑𝑜ℎ 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑙𝑜 𝑠𝑦𝑎𝑎... 𝐴𝑛𝑗𝑒𝑒𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑛𝑎 𝑚𝑎ℎ, 𝑔𝑢𝑒 𝑡𝑢ℎ 𝑔𝑎 𝑚𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑚𝑢 𝑠𝑖 𝑎𝑔𝑢𝑠 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑡 𝑖𝑛𝑖'
Batinnya terus nyerocos ga jelas. Yang ia inginkan saat ini adalah menghilang dari muka si agus

"Ee-h, maaf kan saya yah. Kamu tidak apa-apa kan? "
Tanya gus haidar panik

"Ye, gu-eh saya gapapa, udahlah saya mau pergi dulu ya agus"

Syakila langsung berlalu begitu saja, ia sangat maluuu. sedangkan gus haidar masih menahan senyumnya...
'𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑙𝑎ℎ, 𝑔𝑒𝑚𝑒𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡... 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛 𝑡𝑎𝑘 𝑗𝑎𝑑𝑖𝑖𝑛 𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎'
Batin gus haidar sambil tersenyum... Huaaa...

*******

"Bi, aku pesen es jeruknya yaah, "
Bi siti kemudian mengangguk.

Ketika esnya sudah ada di hadapannya ia langsung meminumnya hingga tandas. Panas banget soalnya gayss!

"Eh kamu tau ga sih"

"Ya engga lah, kamu aja belum  ngasih tau gimana siih"

"Hhe, ya maap. Ituu gus haidar katanya lagi deket sama ustadzah farah tauuu"

"Yang bener kamu, jangan fitnah deeh"

"Aku ga bohong, ustadzah farah sendiri yang ngomong kalo dia itu calon istrinya gus haidar"

Syakila yang sengaja nguping percakapan dari arah meja sebelahanya. Hatinya sedikit tak Terima dengan ucapan mereka, awas aja lo setan berkedok ustadzah. Kemudian syakila langsung pergi dari tempat itu.

******

Seluruh santri nurul iman kini sedang berada di majlis, mereka tengah berdzikir karna usai melaksanakan sholat isya. Imam sholat kali ini masih dengan gus haidar dengan suara merdunya mampu meruntuhkan iman

Di kamar khadijah. Ketiga  gadis itu tengah mengobrol santai. Sedangkan syakila ia sudah molor duluan entah ada angin apa yang lewat.

******

Gus haidar, ia tengah duduk manis di atas sofa dan di temani oleh nyai musdhalifah dan kyai ja'far.

"Idar,kapan kamu akan menikah nak, apakah kamu masih belum tertarik juga dengan prempuan manapun? "
Tanya kyai ja'far, ia mengkhawatirkan umur nya, takut tak bisa melihat anak satu-satunya menikah

Idar, adalah panggilan dari orang tuanya, katanya biar agak simple.
Sedangkan Gus haidar tersenyum mendengar pertanyaan abinya.

"Kalo idar menyukai seorang gadis, apakah umi dan abi akan setuju? "
Sontak umi dan abinya terkejut. Alhamdulillah akhirnya si idar sudah bisa mengatakan itu.

"Tentu saja idar, umi akan selalu setuju apapun itu, asalkan itu untuk kebaikan yakan bi? "
Abi ja'far mengangguk seraya tersenyum

"Memangnya wanita mana yang sudah mencairkan es kutub ini? "
Sontak umi dan abi tertawa haha.. Gus haidar hanya tertawa kikuk.

             𝐇𝐨𝐥𝐚 𝐇𝐨𝐥𝐚 𝐠𝐚𝐲𝐲𝐬𝐬!
𝐇𝐞𝐡𝐞, 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚 𝐪𝐢𝐥𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐮𝐩, 𝐬𝐨𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐢𝐛𝐮𝐤. 𝐇𝐡𝐞 𝐢𝐧𝐬𝐡𝐚𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐝𝐞𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐜𝐞𝐩𝐞𝐭 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐮𝐩 𝐧𝐲𝐚.
𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭 𝐠𝐚𝐲𝐬!

----------------------------------
𝕾𝖆𝖑𝖆𝖒 𝖉𝖆𝖗𝖎 𝖋𝖔𝖚𝖓𝖉𝖊𝖗 𝐅𝐇
----------------------------------

haidar & syakilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang