~HAPPY_READING~
*
*
*"Aku tahu di rumah ini sebagai siapa, tapi tolong beri aku sedikit waktu saja agar aku bisa bernafas dengan tenang"
*
*
*Rintik hujan turun kepermukaan bumi dimalam yang dingin, sebuah motor melaju dengan kencang membelah jalanan ibukota yang sepi.
"Dimana sih lokasinya?" Gumam Axel. Dari siang sampai detik ini Axel gagal mendapatkan pekerjaan, hingga akhirnya Risa menyampaikan informasi bahwa restoran yang biasa dia kunjungi sedang ada lowongan.
Sejak Gendra mengatakan bahwa dia tak akan memberi uang jajan pada Axel, seluruh aset yang dimiliki Axel dari Gendra ditarik kembali.
Axel tak bisa terus mengandalkan uang dari hasil balapan, jadi dia mencoba mencari pekerjaan.
Tapi sangat sulit, karena mereka tidak menerima pekerja paruh waktu, apalagi yang masih sekolah.
Hingga motor nya terhenti disebuah restoran.
"Makan dulu, kali yah? Laper banget nih" gumam Axel sembari turun dari motor dan melangkah dengan perlahan masuk ke dalam restoran.
Ketika dia akan masuk ke dalam restoran itu, netra nya menangkap sesuatu di depan pintu masuk.
"Wiihh ada lowongan pekerjaan nih, aku gak perlu nyari lagi tempat yang dimaksud Risa" gumam nya, namun ketika dia melirik papan nama restoran itu betapa terkejutnya dia karena ini adalah restoran yang dia cari.
"Lah? Ini mah tempat yang aku cari"
Tanpa basa basi dan begitu bersemangat dia langsung masuk kedalam restoran itu. Namun karena terburu-buru dia hampir menabrak seseorang, namun beruntung karena dia memiliki refleks yang bagus, dia bisa menghindar dengan mudah.
"Eh sorry kak gak sengaja" ucap Axel sembari sedikit membungkukkan badannya.
"Iya gak papa, untung gak nabrak. Lain kali hati-hati ya!" Ucap pria dihadapannya dengan ekspresi datar
Sosok pria berpakaian rapih, tubuh tinggi, perawakan yang sempurna dengan warna kulit eksotis itu terlihat menawan.
Namun dia itu seperti sosok tanpa ekspresi, bahkan tadi saat hampir tabrakan pun dia tak mengeluarkan ekspresi apapun.
"Mm.. iya, sekali lagi maaf yah" lanjut Axel yang hanya dibalas dengan anggukan kepala oleh pria, lalu pria itu keluar dari restoran tanpa sepatah kata pun.
Axel melanjutkan langkahnya menemui seorang pegawai disana.
"Permisi kak!"
"Yah? Ada yang bisa di bantu?"
"Em tadi didepan saya liat ada lowongan kak, apa masih ada?" Tanya Axel dengan sopan.
"Oh itu, sebaiknya kamu bicara langsung dengan pak Budi. tapi kebetulan beliau baru saja keluar, katanya sebentar kok. Mau di tunggu?"
"Iya boleh kak" jawab Axel dengan penuh antusias.
"Kalau begitu, tunggu aja di sebelah sana kak!" ujar nya sembari menunjuk sebuah tempat kosong di dekat jendela.
Axel melangkah menuju tempat yang ditunjuk pegawai tadi, belum jauh ia melangkah terdengar dari belakang nya pegawai tadi berbicara pada seseorang.
"Eh pak, bukan nya tadi bapak keluar ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Tak Sekuat Itu
RomanceJangan bercanda! Aku sudah cukup tau atas takdirku Aku sudah cukup akan rasa sakitku Jadi kumohon berhenti memberiku luka Jangan terus mempermainkanku seperti ini Jangan menyuruhku untuk terus bersabar! Aku sudah cukup bersabar atas semua ini Bertah...