12

14 5 0
                                    

~HAPPY_READING~

*
*
*

Rintik hujan yang turun membasahi permukaan bumi, yang seolah ikut merasakan apa yang dirasakan seorang gadis yang tengah terluka baik jiwa maupun raganya.

Di tengah rintik hujan itu, sebuah motor sport melaju kencang membelah jalanan ibukota.

Entah kemana dia akan pergi, Karena kini ia merasa tak memiliki tempat untuk pulang, tempat untuk mencurahkan rasa sakitnya.

Ia berhenti di sebuah mini market, membeli obat merah untuk luka nya.

Dia sama sekali tidak melepaskan helm nya saat masuk ke mini market itu, hingga dia keluar dari sana.

Di balik tembok di pinggir jalan raya yang sepi barulah dia melepaskan helm nya, terlihat lah luka di wajahnya dengan sisa darah yang mulai mengering.

Dia menatap langit yang mendung dengan sendu.

"Apa aku telpon Risa aja ya?" Dia tak tahu harus bagaimana dan pergi kemana, satu satunya harapan nya adalah Risa.

"Coba aja deh" dia meraih benda pipih di sakunya dan mulai menekan nomor yang dia tuju.

Namun entah kenapa dia malah mulai merasa ragu akan apa yang dia lakukan.

"Telpon gak ya?" Dia terus menimang nimang untuk beberapa saat, hingga akhirnya memutuskan untuk menghubungi sahabat nya itu.

"Telpon deh" Gadis itu terus menunggu dan menunggu, namun nihil tak satupun telpon nya di angkat.

Dia terus mencoba dan terus berharap gadis di sebrang telpon mengangkat telpon dari nya.

Dia mulai menyerah dan memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam saku nya.

"Haaaah..." Hembusan nafas dengan berat itu, menyiratkan perasaan nya yang begitu mendalam.

"Risa... Kamu kemana sih? Aku... Butuh kamu..." Lirih nya sembari menatap langit.

Hingga beberapa saat lamunan nya terputus kala ia mendengar suara yang begitu familiar ditelinga nya.

"Yaudah sih sorry! Jangan ngambek lagi dong, malu diliatin sama orang"

"Abisnya kakak nyebelin banget, kenapa coba tadi ngomong gitu sama pacar aku? Kalo dia salah paham gimana? Kakak mau tanggung jawab?" Seru seorang gadis sembari bersedekap dada dengan wajah yang kesal.

Axel yang tengah berada di balik tembok tak sengaja menguping pembicaraan kedua insan yang tengah berseteru itu.

Tanpa sadar dia terus memperhatikan mereka, dengan sendu.

"Risa" gumam Axel kala mengetahui sosok gadis itu adalah Risa, tapi entah kenapa dia agak segan untuk pergi menemui gadis itu.

"Ellaaah becanda doang tadi"

"CK hiiiss gitu Mulu, nyebelin banget."

"Iya iya, nanti kakak jelasin sama dia kalo ketemu. Lagian kecil kecil udah pacaran "

"Biarin"

"Ya udahlah, buru naik kita pulang"

"Iya, bawel." balas Risa jutek.

Hingga mereka berdua pergi pun, Axel masih setia menatap kepergian mereka tanpa berkedip sedetikpun.

"Pantesan gak di angkat, abis ketemu pacar nya toh." Gumam Axel

Aku Tak Sekuat ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang