Cemburu?

39 3 0
                                    


Sudah 2 jam pemuda berhidung mancung ini mondar-mandir di taman belakang.ia merasa frustasi teringat kejadian tadi,bagaimana mungkin ia bisa mengenyahkan pikirannya sekarang.
Bayangan minghao memeluk pria tadi memenuhi kepalannya.

Kesal?
Marah?
Entah kenapa ia tidak suka melihat myungho memeluk pria tadi.oke,ia akui ini tidak normal.ia juga tahu kalau myungho yang selama ini sekamar dengannya itu bukan myungho yang ia kenal.

Ia tidak akan kesal atau marah saat Lee Seokmin memeluk atau merangkulnya dulu,entah kenapa ia agak kesal saat mengingatnya.atau,saat roommate'nya itu dirangkul oleh Vernon adik kelasnya yang suka menemani minghao saat ke kantin.

Dan kenapa seorang Wen Junhui bisa tahu?jangan heran karena bakat stalkernya itu terasah tajam saat kejadian sahabatnya dulu, Soonyong.awalnya ia pikir myungho juga hampir ditindas atau ada masalah keluarga yang pelik.tapi,ia menyadari kekhawatirannya sedikit tidak wajar,apalagi saat ia diam-diam tahu myungho yang sekarang ini adalah adik kembarnya.

'pantas saja ia manis akhir-akhir ini,ternyata adik myungho'.

Mengacak rambutnya kasar,ia merasa tingkat frustasinya melebihi saat ia menghadapi ujian.
'sekarang bukan itu yang meresahkan,tapi bagaimana aku menutupi apa yang disembunyikan minghao.penyamaran ini beresiko sekali '

'bagaimana kalau ku ajak bicara?tapi mulai darimana dulu?tidak mungkin aku tiba-tiba mengungkapkan identitasnya.bagaimana kalau ia langsung pergi dari asrama karena ketahuan olehku?'

'kenapa rasanya seperti aku tidak ingin ia pergi dari sini?apa yang kupikirkan?'

Jun menengadahkan kepalanya,ia memutuskan untuk tiduran di rumput empuk.kepalanya terasa pusing.
Semalaman ia memikirkan bagaimana caranya menghadapi pria..ah bukan gadis.
Ya,gadis manis didepan wajahnya yang menunduk menatap mata Jun.

Sedikit mengusap matanya,ia menatap wajah sosok itu.
Sosok yang menghantui pikirannya selama beberapa hari ini.bohong,jika Jun tidak melihat perubahan myungho dan minghao.
Bahkan untuk tahu nama aslinya saja,ia harus memaksa sahabat kuda myungho dengan imbalan diberi nomer kontak dokter Jisoo.
Konyol?
Ya.ia akui itu bodoh.benar-benar tolol.
Ia hanya terpaku menatap wajah minghao.

"Apa yang kau lakukan disini,tuan Moon?apa kau bosan dengan bintang malam hari.tidakkah silau berbaring menatap matahari?"

Jun hanya mengerjapkan mata sekilas,tangannya menyentuh rambut minghao yang mulai panjang.

"Kurasa tidak hanya bintang yang bersinar terang" ujarnya mengelus rambut minghao dengan ujung jarinya.

"Apa..maksudmu?" minghao sedikit bingung dengan perkataan Jun.

"Sinarmu juga menyilaukan,sampai aku tak berdaya menghadapimu.aku takut sinarmu menjauh dan hilang."

"Jun,kau..bicara apa?"

"Kau seperti mutiara,sangat tersembunyi,penuh rahasia tapi menyilaukan." Jun melepaskan jarinya dari rambut minghao.

"Kurasa ucapanmu melantur,Wen Junhui.kau pasti sangat lelah.tidurlah dulu"
Minghao hanya bisa tersenyum kecil.

"Ya..kau benar.Hao-ie "dan tepat saat itu juga Jun menutup matanya rapat.meninggalkan minghao yang terkejut atas panggilan yang barusan ia dengar.tak mungkin sosok didepannya ini memanggil nama kecilnya.

Atau ..selama ini Jun sudah tahu rahasianya?
Atau ia hanya mengantuk saja dan mengigau?ingin rasanya minghao membangunkan jun.tapi ia tidak tega melihat pria ini tertidur lelap.

Sementara dari kejauhan Kang-hoon menatap pemandangan 2 manusia itu.setidaknya ia merasa aman melihat minghao berada di lingkungan sekolah ini,walau resiko ketahuannya besar.
Tapi orang-orang dari pihak ayah mereka tidak mungkin masuk ke area sekolah ini.

"Mereka seperti main drama saja" ujar Kang-hoon menghela nafas lelah.

"Lebih baik terlihat romantis daripada kesana kemari membawa kasus" ujar dokter Hong di sebelahnya.

"Berhenti menyindirku,Jisoo-ah.kau juga tidak ada bedanya denganku.masuk bekerja ke sekolah ini karena ada tujuan untuk sepupumu kan"

"Setidaknya aku menikmati romansa hidup juga,sunbae.tidak monoton pada pekerjaan"

Kang-hoon menoleh pada Jisoo,
"Kurasa kau lulus terlalu cepat sehingga sedikit tidak beres dengan sel otakmu".

"Hey...bukan salahku lulus cepat dan magang di berbagai tempat yang menunjang poin plusku.tidakkah aku hebat,sunbaenim?" Tanya wanita bermata kucing tersebut.

Kang-hoon mendecih,
"Saking hebatnya,aku lupa kau baru berusia 23.nona."

"Yaakkk,aku baru 21,Sunbae.jangan menuakan umurku ."

"Bagiku kau masih seusia minghao dan myungho.kurasa sulit melepasmu menikah nanti."

Jisoo menoleh dan menatap seniornya.
"Kalau ada yang mendengarnya orang akan mengira kau ayahku.bukan sunbaenimku di akademi dulu"

"Jangan bahas akademi itu di lingkup seperti ini,lagipula kau sudah seperti anakku yang selalu merengek kalau kencan atau materimu gagal."

"Kali ini tidak akan gagal kok.begitu pula pesan dari myungho.aku yakin ia akan mengantarkan kita ke tujuan yang benar"
Jisoo menatap seniornya.

"Semoga kali ini tidak meleset.maafkan, lagi-lagi aku merepotkan mu"

"Tidak masalah,sunbae.kau sudah banyak menolong Soonyong.tanpamu,aku tidak tahu akan kemana sepupuku sekarang berada..terima kasih.sunbaenim."Jisoo menatapnya tersenyum.

"Bukan apa-apa,itu sudah tugasku.jaaa..sudah saatnya aku pergi,"

"Baiklah, hati-hati.aku akan mengirim hasilnya jika sudah selesai."

Kang-hoon yang berjalan menoleh,
"Aku titip anak itu ya,maaf kalau tingkahnya merepotkanmu." Ujarnya tersenyum dan beranjak keluar.

Jisoo hanya memandangnya,ia kembali menatap minghao yang mengelus rambut mantan ketua OSIS dari jauh.

"Kurasa meski kalian tidak ada hubungan darah,ikatan kalian lebih kuat dari yang aku duga."gumamnya menyandarkan bahu pada dinding.

"Kalau kau datang lebih cepat,mungkin aku bisa jatuh cinta padamu,sunbaenim.sayang sekali seleraku yang lebih muda." Sambungnya tersenyum misterius.



Tbc

that nerd boy is my girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang