Pengakuan

28 1 0
                                    

Kembali pada dua orang yang berkeliaran di asrama sekolah yang hanya terhitung berapa orang didalamnya.beberapa anak kutu buku ,ada yang memang lebih memilih tidur di sekolah,atau mengawasi si kutu buku.
Yang terakhir,tentu saja mantan ketua OSIS dan kebanggaan guru,hanya saja untuk beberapa hal dia sangat random.

Kelakuannya sulit dimengerti memang,tapi tidak membuat jengah kecuali minghao seorang.kenapa?karena ia sangat terganggu selama beberapa hari ini.
Mungkin memang maksud Jun baik,namun ada saja tingkahnya yang membuat ia sangat kesal.

Seperti siang ini contohnya,selain dilarang keluar oleh paman dan ibunya keluar,.gagal bertemu dokter Hong,mingyu yang merengek di telpon ingin bertemu menemuinya,hal terakhir yang ingin membuat ia melempar tongkat Wushu kakeknya ke wajah Wen Junhui.

"Ayolah Hao..kumohon kita bicara sebentar ya?"

"Kau mau apa?coklat?ramen"

"Atau ingin main game?aku ambilkan ya?"

"Atau kau mau pergi ke taman bermain?tapi kita menyamar dulu ya?kau mau jadi peran ibu hamil atau gadis cantik yang sedang pacaran?mau kuambilkan wig?"

Kalimat terakhir ini membuat tanda💢 di dahi minghao muncul.jangan salahkan kalau wajahnya jadi terlihat lebih tua dengan baju myungho.

Duakkk.
Yah ..seperti biasa,minghao memukul kepala jun.salahkan kerandoman dan ide gilanya,mana ada ibu hamil yang pergi ketaman bermain ?

"Auwwwe appooo ...aku kan hanya memberi saran"

Minghao menoleh dan melotot pada Jun,
"Idemu semua sangat tidak masuk akal.kau pikir ada ibu hamil yang naik rollercoaster di taman bermain?"

"Oh..kalau gitu kita perankan yang terakhir saja"

"Yang mana?"

"Tentu saja yang gadis pacaran dengan pria tampan.kujamin kau akan melupakan badmood mu"

"Mana pria tampannya?lagipula kenapa harus menyamar jadi gadis,aku kan memang perempuan"

Jun hanya nyengir,
"Ya kan denganku.pria tampan.kau bisa melepas penat dan bisa berkencan denganku"

Oke..kali ini Minghao benar-benar ingin membanting badan Jun.

"Tidak mau,jangan ikuti aku .kalau kau mau pergi saja sendiri sana.cari gadis cantik sesukamu" ujar minghao sengit.ia kesal dengan pemikiran Jun akan berkencan dengan wanita lain.

"Kau ini kenapa si marah terus,sedang pms?"

Duk..
Oke kali ini kaki indah Jun jadi korban injak sepatu minghao.

"Tiap kita bicara kau selalu membuat urat nadiku putus,tensiku naik dan wajahku ingin meledak" yang terakhir itu..benar karena minghao masih berdebar tiap melihat jun.apalagi pria itu ngotot mengikutinya kemana mana hanya untuk minta maaf atas insiden kissing itu.

Tapi,hal itu malah membuat Jun makin lengket mengekori Minghao.

"Wah..kalau begitu aku harus memberimu obat"

"Aku tidak sakit,kenapa malah diberi obat?"

Jun mendekat dan menarik minghao duduk di bangku taman yang cukup sepi, beruntung musim libur sekolah.ia bisa leluasa bicara dengan gadis itu.

"Kau sakit karena aku menciummu,jadi harus kuobati dengan ciuman lagi"

Bug..oke,kali ini perut Jun yang kotak-kotak itu jadi bantalan tinju minghao.
Jangan tanya rasanya.
Sungguh sedap.
Sedap sakit.

"Berhenti menggodaku,atau aku tidak mau bicara denganmu"

Jun mengelus perutnya,
"Kau ini..tampang nerd, tapi pukulan seperti atlet"

"Aku kan memang atlet"
Ujar minghao bangga.yah hal itu membuat ia tersenyum teringat ibu dan myungho yang bahagia saat ia memenangkan kejuaraan.

"Oh..pantas tenaganya mengerikan"

"Apa kau bilang'?"

Jun tersenyum gugup,"ah maksudku pantas kau kuat dan cantik disaat bersamaan "

Ingatkan minghao untuk tidak merona.karena kali ini ia selalu merasa wajahnya berubah jadi tomat saat Jun bilang ia cantik.
Dasar perayu ulung.

"Berhenti menggodaku,rayuan itu tidak mempan padaku" dengusnya kesal.

"Aku hanya mengatakan yang sebenarnya.menurutku kau memang cantik."
Sampai ingin kupeluk .batin Jun

Jun berdehem dan melanjutkan,
"Aku sudah minta maaf berkali-kali.tapi..kurasa kau juga harus tahu tiap malam kau membuatku tak bisa tidur"

"Kenapa?memang apa yang kulakukan?"
Tanya minghao dengan wajah polosnya.

"Karena aku juga teringat ciuman itu.kalau kau bilang aku tidak peduli dan mengabaikannya,kau salah .aku tidak bisa menjelaskan dengan gamblang aku hanya.."

"Hanya?"

Jun menatap minghao lurus.
"Aku tidak mau kau dekat dengan pria lain,bahkan sekalipun itu pria sok tampan sahabatmu.aku tak bisa mengontrol tindakanku."

"Dia sahabatku..dan kenapa kau tidak suka?"

Jun menghela nafas lelah,ia memegang bahu minghao
"Karena aku menyukaimu,pabo.aku tidak mau kehilanganmu.apa kau pikir aku akan sekhawatir itu jika tidak mencintaimu?"

Kali ini tidak ada nada bercanda dalam suara Jun,tidak seperti saat ia menggoda minghao.
Dan minghao tertegun dengan pengakuan itu.hal yang ingin minghao hindari.hal yang paling tidak ingin ia akui.
Bahwa ia juga jatuh cinta pada seorang Wen Junhui saat pertama bertemu.

           
                        ***

Kali ini myungho sudah mulai berdiri melihat jendela.bagaimana bisa?kemampuan rehabnya sangat ajaib.
Selain karena ia rajin melakukan latihan,ia mempunyai rencana lain.

Bahkan sekalipun ia harus bertengkar hebat dengan pamannya.

Ia sudah tahu,bahwa ayahnya berniat membunuh ia dan adiknya.bahkan istrinya jika itu perlu.
Hanya gelap mata yang ada di jalan hidup ayahnya,maka ia bertekad....kali ini hanya ia yang bisa menghadapi ayahnya.

Ia tak mau minghao diculik lagi,ia juga tak mau adiknya itu beresiko disiksa ayahnya .seperti dirinya..tidak.
Kali ini ia tidak akan tinggal diam.
Bahkan meski harus mengotori tangannya sendiri,ia tak akan mundur.

Keadaan di China ,kediaman keluarga besarnya pun sudah tak menentu.
Andai saja..ia tidak mengetahui rencana ayahnya saat itu.
Saat ia berumur 10 tahun,ia menyaksikan kakeknya dibunuh oleh ayahnya.
Dengan dalih kecelakaan,kasus itu ditutup.
Namun saksi mata hidup yaitu myungho hanya bisa diam.menutup mulut,seolah tidak tahu apapun.lagipula tak ada yang akan percaya omongan anak umur 10 tahun.

Maka ia berusaha keras,sangat keras.untuk bisa lepas dari cengkeraman belenggu ayahnya.

Bahkan meski ia harus mengorbankan nyawanya.

Tbc

that nerd boy is my girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang