Moment

36 4 0
                                    


Hening.
2 Minggu setelah kejadian itu,mereka hanya berbicara seperlunya.
Tidak ada godaan,ejekan atau lempar handuk ke kepala masing-masing untuk berebut kamar mandi.
Membingungkan,tapi interaksi ke2 manusia itu sangat canggung.
Beruntung ujian dan kesibukan sekolah bisa sedikit menyamarkan hal itu.

Tapi bagi Minghao,terasa sangat memalukan jika teringat bagaimana ia menangis di pelukan pria.
Ia memang punya mingyu,tapi sebatas memeluk seperti sahabat.namun kejadian terakhir itu,mengganggu pikirannya tiap malam.
Yah,bagaimana bisa ia menangis memeluk pria yang notabenenya tidak akrab dengan kakaknya.bahkan dengan minghao pribadi,mungkin juga tidak.kecuali karena saat ini dia menyamar dan tingkah Jun selalu berhasil membuatnya kesal.entah saat belajar atau meminta makanannya tiba-tiba.

'kenapa aku tidak bisa berhenti mengingatnya?kau bodoh sekali Hao,kenapa menangis seperti perempuan begitu.bagaimana kalau penyamarannya terbongkar.'

Ia menoleh ke arah Jun yang berbicara dengan guru.dibalik sosoknya yang menyebalkan,ia selalu jadi orang kepercayaan guru.entah karena pernah menjabat sebagai ketua OSIS,atau karena ia memang sangat bertanggung jawab.

Gadis itu menyandarkan kepala pada pohon besar di taman sekolah,ia memalingkan wajahnya malu karena  ketahuan menatap jun dari jauh.

Ayolah,jarak pohon dan taman ini jauh dari tempat mereka berada.apa Jun ini manusia atau kucing yang punya semacam radar kalau diperhatikan dari jauh?

'aniya...aku tidak memperhatikan apa yang ia lakukan dengan senyum sopan dan ujung mata tertarik menatap lawan bicaranya'.

"Arghhh aku bisa gila.sadarlah haooo" ujarnya menendang kaki ke udara dan mengacak rambutnya yang mulai sedikit panjang.

"Jadi selama ini kau mengaku kalau gila?"

Minghao yang masih terpaku pada suara tak berwujud mulai terlonjak mundur.
Ia melihat sekeliling mencari suara tadi.

'ini baru siang hari,mana mungkin kan ada hantu?'tolehnya gelisah.

Dari atas daun mulai berguguran,dan sinar matahari menembus ke arah gadis China itu.

"Mencariku?"

Minghao yang mendengar itu langsung mendongak dan melihat Jun duduk di dahan pohon.

Ia langsung melompat turun tepat di depan gadis berhidung bulat itu.

"Kau...ah bisa tidak sehari saja muncul seperti orang normal?bisa jantungan aku tiap hari menghadapimu" ujar minghao kesal.
padahal ia sengaja menjauh dari Jun karena insiden terakhir,tapi selalu saja pria ini bertindak sesuka hatinya.

"Oh,kau mau tiap hari aku kejutkan?sampai seumur hidup?"ujar Jun terkekeh menatap minghao.

Yang ditatap merengut kesal,seharusnya kata-kata itu terdengar romantis.tapi jika orangnya seperti pria ini ,mungkin ia akan memilih adu mulut saja.membayangkan seumur hidup dengan Jun adalah hal terakhir yang akan ia lakukan.

Minghao langsung duduk tak menanggapi candaan Jun,setiap ia tanggapi pasti akan semakin panjang.kenapa pria ini suka sekali menggodanya?membuat ia tak habis pikir.

"Kau kenapa?"

"Tidak ada apa-apa"

"Benarkah?lalu kenapa kau memandangiku dari sini seperti gadis kehilangan kekasihnya?"

"Kau benar-benar cari mati ya,Tuan Bulan?"

Jun mengerjakan matanya,ia mendekat dan menatap minghao lekat.mengambil daun di rambut gadis itu sambil tersenyum.

"Tidak,nanti siapa yang akan mengejutkanmu tiap hari?kau akan menangis tersedu lagi seperti di atap"

"Bisakah tidak mengingatkan hal itu?aku malu, Jun."ujar minghao mundur.

that nerd boy is my girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang