Benang Merah

34 1 0
                                    



Sebelumya ke2 anak lelaki yang
tampan,tapi tidak menurut Minghao.karena gadis itu kehilangan kesabarannya menghadapi tingkah ke2 pria yang mirip anjing dan kucing.

Di depannya,mereka masih bertatapan sengit seolah akan saling memakan hidup-hidup kalau saja tidak ada minghao di dekat mereka.

Bahkan makanan yang ia pesan tadi benar-benar tidak membuatnya berselera.tadinya ia ingin menyelesaikan pembicaraan dengan mingyu secara baik-baik.kalau saja pria kucing ini tidak gegabah muncul dan menghancurkan rencananya.

"Sudah?apa kalian sudah tenang?" Minghao mulai berbicara dengan nada dingin dan datar.meski tidak menaikkan suaranya, terdengar seperti duri tajam mengelilingi mereka lewat pertanyaan singkat gadis manis itu.

"Dia yang mulai duluan" ujar mingyu menoleh sengit.

Jun tersenyum miring,
"Apa kau tidak salah bicara? jelas-jelas kau yang memancing perkara dari awal.harusnya kau biarkan kami pergi saat aku menarik minghao keluar.kenapa kau malah membuat runyam?"

"Apa hakmu menariknya?kau hanya roommate'nya bukan pacarnya"

Jun sedikit merasa panas merona di telinganya,ia berharap semoga minghao tidak melihatnya.

"Kau sendiri?kau kan hanya berstatus sahabatnya?bukan kekasih,saudara atau suaminya.apa hakmu melarangnya"

"Kau mulai cari perkara ya,tuan sipit?"
Mingyu beranjak berdiri sedangkan Jun mulai memundurkan kursi hendak menarik kerah mingyu.

"Setidaknya aku tidak sok polos tapi ada maksudnya sepertimu,tuan gingsul"

"DIAMM.berhenti bicara atau aku siram kepala kalian dengan air es"
Minghao mulai menggebrak meja.lengkap dengan aura menyeramkan.

Oke,kali ini ke2 pria itu sedikit takut.pasalnya kekuatan gadis itu sedikit menakutkan kalau marah.ingatkan mereka akan keadaan tulang kering mereka yang di tendang minghao dari bawah kursi saat kembali duduk.

Bagaimana rasanya?
Jangan ditanya.
Sangat.
Menyakitkan.

Kali ini mereka menurut dan menunduk takut sambil mengaduh kesakitan.
Tenaga gadis manis itu bukan main-main.
Ingin rasanya mereka berteriak,tapi sadar sudah banyak keributan membuat pria ini mengurungkan niatnya.

"Kumohon berhenti bertengkar,aku sedang tidak punya tenaga menghadapi perseteruan lagi.mingyu,kali ini kembalilah ke rumahmu.aku akan tetap di asrama,kali ini ada beberapa yang melindungiku di Pledis.
Tidak..jangan membantah, gyu.kumohon setelah semua ini selesai aku akan fokus pada hidupku dan keluar dari pledis.setidaknya biarkan aku memenuhi impian myungho " gadis itu menatapnya lembut,namun tersirat kelelahan batin yang luar biasa.

Mingyu termenung,baru kali ini ia melihat gadis kesayangannya hampir berair.entah apa yang sudah atau ia alami sebelum bertemu mingyu.

"Baiklah,Hao.tapi kumohon,jangan sungkan untuk menghubungiku kapan saja kau kesulitan.aku sekarang ada untukmu,jangan menanggung bebanmu sendirian." Mingyu meremas lembut tangan minghao.gadis itu hanya tersenyum.

"Tentu saja.jangan khawatir.Kali ini,aku harus kembali ke asrama.aku akan menghubungimu lagi nanti,mingyu.sampai jumpa" gadis itu beranjak dari kursi dan mengajak Jun keluar cafe.

Namun tangannya ditahan dan ditarik hingga ia limbung dan dipeluk pria berkulit Tan itu.

"Jangan menghilang lagi,aku tidak mau kejadian dulu terulang" ucap mingyu lirih.

Minghao tersenyum samar di bahu pria itu,ia menepuk punggungnya pelan.

"Iya..terima kasih sudah mengingatkanku mingyu."

Jun yang sedikit..jengah menatap mereka termasuk menghadapi hawa panas di dadanya melihat itu membuat pria mancung ini menarik kerah mingyu seperti anak kucing.

"Oke oke,sudah.sekarang waktunya berpisah.senang bertemu denganmu,jangan khawatir karena ia selalu bersamaku 24 jam setiap hari.sekian dan sampai jumpa" ujar Jun menarik pinggang minghao dan memasukkan gadis itu ke mobil.

Ia bahkan tidak menoleh lagi lalu masuk ke kursi pengemudi dan melaju dengan kecepatan yang..sedikit ekstrim.
Meninggalkan mingyu yang ingin menarik rambut halus pria kucing itu sampai kepalanya botak.

                       ********

Ke2 manusia itu berjalan menyusuri area asrama dengan saling..ah lebih tepatnya pria mancung itu memaksa menarik minghao yang kesulitan berjalan cepat.
Bahkan saat masuk kamar,ia menarik cepat dan menutup pintu kamar dan langsung menguncinya dengan sedikit keras.

Minghao yang sedikit ketakutan merasa aneh dengan tingkah pria dihadapannya.

"Lepaskan,Jun. sakit,kau kira aku sapi bisa kau tarik-tarik?" Ia melepaskan tangan Jun dengan paksa,sambil mengelus pergelangan tangannya yang sedikit merah.

Pria dengan marga Wen itu berbalik,ia menatap minghao tajam.mendekat perlahan dan memojokkan gadis itu ke dinding.

"Lalu menurutmu aku harus diam saja saat melihatmu dipeluk pria yang bahkan kau tak tahu apa yang ia lakukan selama di Belanda?kau menyuruhku percaya pada orang yang baru muncul dan seolah ingin membawamu pergi?"

"Berhenti menjelekkan Mingyu,jun.kau tidak tahu apapun tentangnya.jangan bicara buruk tentangnya seperti itu"

Jun mendekatkan wajahnya,ekspresinya tak bisa ditebak.hanya saja,rahangnya terlihat mengeras saat gadis yang membuatnya tidak tidur semalaman ini membela pria lain yang membuat hatinya panas.

"Oh,baiklah .aku akan berhenti bicara buruk tentangnya asal kau tidak melawan tindakanku" pria tampan itu tersenyum miring.

Minghao mengernyit heran,ia tidak paham dengan maksud jun.yang ia tahu ia harus segera kembali ke tempat tidur untuk menyembunyikan wajahnya yang terasa panas dan memerah.ia tidak biasa sedekat ini dengan pria.

"Apa maksud.mmhhhh" ucapnya terputus karena bibirnya sudah dilumat jun.ia tertegun saat benda kenyal didepannya menyentuh bibirnya dan melumatnya perlahan.minghao yang tersadar akan melawan dengan ke2 tangannya tapi dengan sigap pria jangkung itu menahannya.posisi tubuh mereka pun memojok di dinding,Jun bahkan memiringkan kepalanya dan menyusupkan lidahnya masuk ke dalam bibir minghao.

Oke,ia belum pernah berciuman.jadi mendapat serangan mendadak begini sangat membuatnya terkejut,apalagi tenaga Wen Junhui yang ternyata diatas tenaganya.minghao berusaha menolak bibirnya terbuka namun pria itu menggigit lembut bibirnya,mengecapnya dengan panas namun penuh perasaan.

Lidahnya terasa dipermainkan ,bibirnya yang mungil dilumat habis-habisan dengan gelora yang belum pernah ia rasakan selama hidupnya.ciuman itu berubah lembut,penuh lumatan,namun hangat dan menggelitik perut minghao.

"Mmmhh...mhh j.u..nn"

Pertahanannya mulai runtuh.kakinya terasa lemas seperti jelly,ia merasa tak kuat dengan kecupan yang seolah mengajaknya bergulat,bibir tipis Jun yang biasa menggodanya.kali ini benar-benar melumpuhkan sistem saraf otaknya.

Tanpa sadar,perlawanan tangannya mengendur,membuat Jun menarik pinggang minghao agar tidak jatuh,sambil terus melumat,mencium dan berperang lidah dengan mata terpejam.

Minghao benar-benar merasa tak berdaya menghadapi ciuman pria ini.bagaimana bisa terasa lembut tapi juga menuntut?dan minghao merasa ia terjatuh kedalam pusaran gelombang aneh seumur hidupnya.

Ia benar-benar tak sadar tubuhnya didekap erat Jun dan kedua tangannya menuruti arah tangan Jun yang seolah meminta tangan minghao melingkar di lehernya.

Ia merasa benar-benar gila karena pria ini,bahkan bibirnya bengkak pun tidak ia sadari,seolah ciuman itu membuat gadis itu tanpa sadar membalasnya.
Juga pria itu yang semakin memperdalam ciumannya.seolah ia mengambil nafas dari bibir merah muda gadis didepannya.
Bibir yang terlihat candu setiap ia melihat dan menatapnya tersenyum lembut.

Seolah melupakan apa yang benang merah tautkan pada jalan takdir mereka berdua.
Hanya decapan dan isapan lembut dari bibir 2 insan yang ada di ruangan itu.
Membuat waktu seolah tak bergerak seperti biasanya.

Tbc

that nerd boy is my girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang