Chapter Enam

3.2K 312 55
                                    

Cklek.

Shani kembali ke kamar Gracia setelah mengantarkan dokter pribadi wanita itu keluar, Shani memutuskan untuk memanggil dokter pribadi Gracia karena setelah minum obat kepalanya masih pusing, kakinya juga sudah di urut tadi.

Sementara Gracia akan tidur di kamar lantai bawah, karena kakinya tidak memungkinkan ia untuk berjalan naik turun tangga.

Shani berjalan mendekat, bisa ia lihat wajah Gracia yang masih meringis, jelas dia masih kesakitan.

"Ada yang mau kamu makan?" Tanya Shani, ia duduk di atas kursi di dekat ranjang Gracia.

Gracia menggeleng pelan "Ngga, gak nafsu" Jawab wanita itu.

"Kepalanya masih sakit "

Gracia mengangguk pelan "Hmm"

"Suka kaya gini kalau habis minum?" Tanya Shani.

Gracia diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk, helaan nafas kembali keluar dari mulut Shani, namun ia tak akan mengatakan apapun, biarlah dia juga bukan siapa-siapa.

"Mau ke rumah sakit ajah?" Tawarnya.

"Ngga, nanti juga sembuh"

"Yakin?" Sungguh, kenapa Shani begitu lembut sekali sekarang, wajahnya tak lagi datar, tatapannya begitu teduh, benar menenangkan.

Kenapa ada manusia sesabar Shani di dunia ini, apakah ia tidak dendam pada Gracia.

"Tapi masih sakit?"

"Hmm"

"Mau saya pijitin?" Tawar Shani, mungkin dengan begitu Gracia bisa sedikit baikan.

Gracia diam selagi melipat bibirnya kedalam, tawaran Shani benar menarik, hanya saja, tidak mungkin Gracia menerima, lagipula mereka tidak sedekat itu juga kan.

"Ngga usah, gue mau tidur ajah"

"Hmm, yaudah saya keluar dulu"

"Hmm"

Kenapa tidak rela sekali melepaskan Shani pergi, apakah Gracia harus menahan.

Shani sudah berdiri "Kamu istirahat ajah, nanti saya bangunin kalau mau makan siang" Ucap Shani setelah itu iapun pergi dari kamar.

Meninggalkan Gracia dengan perasaan tidak rela.

Ntah kenapa.

"Hmm" Jawab nya pelan.

Gracia melihat pada pintu yang telah kembali tertutup "Arshen ajah ngga pernah selembut Shani, hmm!"

Pikirnya, selama berpacaran dengan Arshen Gracia jelas bisa tau, jika memang benar bahwa Arshen tidak lah selembut atau sesabar Shani saat menghadapinya.

Tapi, kenapa Shani bisa begitu sabarnya, apakah dia memang seperti itu kesemua orang.

.
.
.
.

Shani pergi ke dapur untuk membuat makan untuk nya dan Gracia, mereka memutuskan tidak mempekerjakan asisten rumah tangga tetap, sebab mau bagaimanpun mereka tidak mau ada pihak lain yang tau tentang sandiwara mereka, Asisten rumah tangga hanya datang seminggu tiga kali untuk membersihkan rumah, lagipula keduanya juga jarang ada di rumah, dan jika mau makan mereka bisa membuat sendiri, paling mereka hanya membuat sarapan saja, karena makan siang dan malam lebih sering diluar..

Atau jika Shani tengah mau makan masakan rumah, ia akan datang ke rumahnya untuk makan masakan ibunya, juga kadang ia masak sendiri.

Begitupula dengan Gracia.

Shani membuka kulkas untuk mengambil bahan makanan yang akan ia masak, namun saat pintu kulkas terbuka tidak ada apapun didalamnya, kenapa Shani bisa sampai lupa jika ia belum belanja bulanan,.

_IKATAN DI ATAS KERTAS_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang