Chapter Dua Puluh Satu

3.4K 464 206
                                    


"Satu-satunya yang menjadi pemisah antara kita bukanlah jarak, tapi perasaan"

Mungkin itu kutipan yang pas menggambarkan kisah Shani dengan Anin, memang begitu bahkan saat mereka masih dekat, masih sama-sama berpijak di bumi yang sama, saat Shani belum terbang ke negeri sakura, Anin tidak pernah menjadi miliknya.

Lalu ini.

Bagaimana dengan wanita di depannya, seseorang yang jelas jelas telah ia miliki, seseorang yang berhak ia cintai, seseorang yang telah menjadi istrinya.

Haruskah Shani kembali mengalah pada kenyataan.

Kenyataan jika Gracia adalah milik orang lain.

Bukan hanya raga, tapi hatinya juga.

Namun demi Tuhan Shani tidak ikhlas jika wanita ini jatuh pada pelukan seseorang yang salah.

Dan Arshen.

Adalah orang yang salah tersebut.

"Huft, enak banget satenya hehe" girang, tawa wanita itu tak pernah hilang bahkan saat pertama kali ia makan, Shani akui, Gracia luar biasa cantik saat tengah tertawa sperti ini, dan, dia menyukai itu.

"Bilang apa?"

"Ish, emang lo pikir gue anak kecil apa" delik sinis wanita itu, dan Shani lantas terkekeh, Gracia dengan kesabaran setipis tisunya adalah kebahagian bagi Shani, ia selalu suka menggoda wanita ini.

"Gracia" Shani menganggil pelan, mungkin ini waktu yang pas ia mengatakan ini.

"Hmm?"

"Kamu mau tau saya kemana tadi?"

"Kemana?" Adalah benar Shani mengatakan itu, sebab Gracia penasaran, namun gengsi untuk bertanya, jadi bagus ia mengatakannya lebih dulu.

"Bertemu Arshen!"Namun, jawaban yang Shani berikan malah membuat ia terpaku, menatap Shani tak percaya, apa yang baru saja ia katakan, Bertemu Arshen, untuk apa.

"Shani?" Gracia kian penasaran, wajahnya sedikit maju, ingin lebih dekat dan serius mendengarkan Shani "apa maksudnya?"

Shani menghela nafas pelan, kali ini ia balik menatap wanita itu, lebih serius.

"Dia meminta saya untuk tidak berharap pada hubungan kita" kening Gracia makin mengkerut karenanya, dia masih tidak mengerti.

"Shan"

"Dia meminta saya menjaga jarak dengan kamu, singkatnya dia takut kamu berpaling" Shani tersenyum tipis mengetahui fakta jika Arshen takut Gracia menyukainya, padahal Shani tau itu tidaklah mungkin.

Dan, apakah Arshen telah sadar, apakah dia tau jika Gracia memang tengah goyah sekarang, apakah kekasihnya itu tau perihal hatinya yang bimbang akan Shani.

Lalu, apa tanggapan Shani?

"Lo jawab apa?" Gracia kian penasaran, apakah Shani mempertahankan dirinya, atau dia menuruti Arshen.

"Saya katakan saya akan merebut kamu dari dia"

Deg-

Gracia kian terpaku, dadanya bergemuruh hebat sekarang, Shani?

Namun detik berikutnya kekehan yang keluar dari mulut Shani membuat Gracia melayangkan tatapan tanya padanya.

"Saya bercanda"

Seketika, ia merasakan dadanya berubah sesak, seolah tidak adalagi udara yang bisa masuk mengalir menuju paru-parunya.

Rasanya, sakit.

Kenapa disaat ia berharap Shani malah dengan tega mematahkan begitu saja.

Gracia membuang wajah kearah lain, ia menghela nafas berat setelahnya.

_IKATAN DI ATAS KERTAS_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang