Chapter Dua Puluh Delapan

3.4K 520 270
                                    

.
.
.
.

Begini, di dalam rumah seluas ini, tidak adalagi dia, alasan Shani ingin cepat pulang dari tempat kerja, tidak adalagi dia yang berisik saat tengah lapar, tidak adalagi dia yang memiliki tingkah ajaib yang sialnya malah membuat dia terlihat sangat lucu dan menggemaskan.

Tidak adalagi Gracia.

Dan Shani merindukannya.

Membuka kulkas dan mengambil minum, untuk membasahi tenggorokan nya yang benar sangat kering, namun tangan itu tertahan disana, pintu kulkas masih terbuka kala pandangannya melihat tepat pada Stok Eskrim milik Gracia.

Kembali, ia rindu.

Tak jadi mengambil minum, ia malah mengambil eksrim tersebut.

Jam delapan malam.

Benarkah enak menikmati Eskrim di jam malam seperti ini, seperti kata Gracia.

Shani sudah duduk, membuka satu bungkus eskrim yang tadi Ia ambil dan mulai memakannya.

Rasanya.

Ia semakin rindu, merindukan sosok pecinta makanan manis ini, andai saja ada Gracia disini bukankah rasa eskrim ini akan sempurna.

Manis seperti seharusnya.

Tak hambar seperti sekarang.

Baru sehari, dan Shani sudah sangat tidak tahan.

Benarkah dia lebih mencintai Anin.

"Maafkan saya Gracia" Shani menunduk, sesal yang tak akan mengembalikan Gracia kedalam pelukannya, wanita itu jelas telah pergi.

Dan, dia memang egois.

Sampai sekarang dia juga tak bisa memilih, meninggalkan Anin.

Dia juga berat.

Shani menaruh kembali eskrim itu, dia benar tidak selera, rasa eskrim itu benar tidak ada manis-manisnya sama sekali

Tidak ada.

.
.
.
.
.
.
.

Dengan langkah pasti, Gracia membawa kakinya berjalan menemui Arshen, di tempat yang laki-laki itu maksud.

Meski, ia sama sekali tak mau melihat, bertemu, atau kembali berbicara dengan laki-laki sialan itu.

Benar-benar tidak mau.

Namun dia tidak memiliki pilihan lain.

Dia harus datang.

Seseorang yang di maksud Gracia rupanya telah datang, ia duduk sendiri, nampak rapih dengan pakaian yang begitu formal, Gracia begitu benci bahkan setelah semuanya dia masih nampak biasa, tidakkah dia sadar jika dia sangat menjijikan sekarang.

Gracia sudah sampai di hadapan Arshen, pria itu otomatis melihat kearahnya, memberikan senyum terbaiknya pada Gracia yang sangat menyebalkan untuk di lihat.

Sungguh.

"Malam Gracia"sapa laki-laki itu, dia sangat santai, dan Gracia begitu muak.

"Arshen aku ngga mau basa basi" ketus Gracia ia sudah mengambil duduk di depan Arshen.

Arshen tersenyum santai "Aku juga ngga berniat basa basi" Jawab pria itu.

"Arshen, kamu yang buat kesalahan, kamu yang selingkuh, jadi jangan coba macem-macem" Gracia ingin sekali mengumpat bahkan dia mau sekali memukul pria ini, namun dia harus berusaha bersikap biasa, dia tidak mau Arshen nekat.

"Aku tau, aku minta maaf Gre, aku salah, aku ngga akan ngelakuin itu, aku ngajak kamu ketemu malam ini untuk terkahir kalinya, aku ngga akan lagi ganggu kamu"

_IKATAN DI ATAS KERTAS_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang