"Oi cuy masih pagi udah tidur aja." Reva memukul sedang punggung Azizi yang sedang tertidur di balik lengan terlipat di atas meja.
Alis Reva naik satu, heran melihat Azizi yang sepertinya tidak terganggu sedikit pun. Iseng ia mengintip kebawah tapi hanya leher Azizi terlihat. Nafas Azizi tampak teratur, menandakan ia tertidur nyenyak.
"Ziiiii bangunnnn." Reva menggoyang-goyangkan bahu Azizi. Pergerakan kecil terlihat, Azizi mengubah posisi wajahnya yang semula tenggelam di antara lipatan lengan menjadi menghadap ke dinding.
"Heiii, udah di suruh kumpul tuh." Reva semakin keras mengguncang bahu Azizi, suara kakak osis menggema melalui pengeras suara menyuruh para siswa siswi baru agar berkumpul di lapangan.
"Engg apasih, ngantuk nih." Azizi merengek karna di ganggu, ia mengantuk berat di tambah kepalanya yang pusing karna kurang tidur.
"Entar aja tidurnya, buruan nanti di marahin." Reva menarik tubuh Azizi agar berdiri, dengan enggan Azizi menurut walau sedikit oyong ia mengikuti langkah Reva yang menggandeng tangannya.
"Lu ngapain sih zii sampe kurang tidur kek orang mabok gini, tuh mata ampe item ngalahin panda. Ngeronda lu?" omel Reva menuntun Azizi menuju lapangan.
Azizi memilih diam tidak mau menjawab, matanya menyipit saat ia sudah memasuki area lapangan yang terbuka hingga cahaya matahari menerpa wajahnya, cuaca cerah membuat matahari bebas tanpa ada awan yang menghalangi.
Semua siswa siswi sudah berkumpul di lapangan, beberapa keluhan keluar dari mulut mereka yang merasakan panasnya matahari.
"Oke semuanya selamat pagi, perkenalkan nama saya Gita Sekar Sanjaya selaku ketua osis di sini. Sebelumnya saya minta maaf karna kemarin berhalangan hadir."
Seorang gadis cantik berdiri di podium, ekspresinya tampak tegas dan gerak tubuh yang anggun serta berwibawa membuat para siswa siswi baru berdecak kagum, tidak heran lagi kenapa ia bisa terpilih menjadi ketua osis.
"Jadi bagaimana dengan hari pertama kalian? Apa saja yang telah di arahkan oleh kakak-kakak osis lain?"
Mendengar pertanyaan itu suasanya yang semulanya hening menjadi ramai seketika, sautan demi sautan terdengar membuat suara menjadi campur aduk, apalagi suara siswa yang lebih dominan saling berlomba mencari perhatian.
Gita langsung mengangkat tangannya berisyarat agar para murid baru tenang, tapi tidak semuanya diam masih ada beberapa yang bersuara tidak jelas.
"DIAM!" teriak salah satu siswa membuat senua murid terdiam seketika tidak bersuara, tatapannya tajam seperti elang. Rambutnya rapi tidak panjang mau pun pendek, pakaiannya juga rapi dengan postur tubuh tegak dan sepertinya berbentuk.
Gita melirik siswa itu, senyuman tipis ia berikan sebagai ucapan terima kasih. Siswa itu mengangguk mempersilahkan Gita untuk berbicara lagi.
"Mohon satu-satu jika berbicara." Gita melirik satu per satu para murid baru. "Kamu." tunjuk Gita pada salah satu siswi baru, membuat siswi baru itu sedikit panik.
"Silahkan jawab pertanyaan saya tadi." titah Gita bada siswi tersebut. "Sebelumnya perkenalkan diri." lanjut Gita berujar.
Siswi itu bergerak gugup. "Perkenalkan nama saya Febriola Sinambela. Kemarin kakak-kakak osis membagi kami menjadi beberapa kelompok, lalu mereka mengenalkan fasilitas yang ada si sekolah ini." ucapnya dengan jelas.
Gita mengangguk." Terima kasih atas jawabannya Febriola, nah jika kemarin perkenalan fasilitas maka sekarang adalah pengenalan tentang apa saja ekstrakulikuler yang ada di sekolah ini. Di sana panggung telah tersedia.."
Gita menunjuk ke arah panggung berukuran sedang di depannya, dimana semua murid membelakangi panggung tersebut, membuat semua menolah ke arah sana.
"Di situ, para perwakilan dari masing-masing ekstrakulikuler akan tampil. Bagi yang memerlukan panggung, sedangkan yang tidak seperti olahraga akan menunjukkan bakat mereka di lapangan khusus." jelas Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be A Good Sister
Teen FictionCuma story hasil gabut. ____________ Kisah kakak yang bucin dengan adiknya, beserta lika-liku kesaharian keluarga si tokoh.