12

2.4K 243 44
                                    

"Ughhhh ci maew maew... Cayang mama.."

Cup

Cup

Cup

"Aghhsssh gemes Ya Allah."

Azizi sibuk dengan kucing barunya yang ia beli barusan. Setelah persidangan singkat tadi entah kenapa hasratnya untuk memelihara kucing datang begitu saja setelah menonton video tiktok yang lewat di fyp nya. Hal hasil ia langsung menerjang Serina meminta izin agar bisa memelihara makhluk berbulu itu, walau pada awalnya tidak di izinkan namun jurus jitu merengeknya mampu membuat kata 'iya' keluar dari mulut Serina.

Kucing berumur sekitar 2 bulan, ras anggora berwarna belang oren dan putih menjadi pilihannya. Sejak di adopsi tak pernah Azizi lepaskan dari pangkuannya, menghiraukan satu manusia yang berada di pojok sofa memperhatikan Azizi dengan wajah cemberut.

"Giliran gue minta di peluk cium gak mau, sama kucing aja mau. Masa gue kalah sama kucing sih." dumelnya kesal, merasa kalah saing.

Meong...

"Apa sayang... Anakku lucu banget sih..." gemas Azizi kembali menciumi wajah kucing tersebut, hingga bekas kemerahan dari perwarna bibirnya tertinggal di wajah kucingnya.

"Gue juga gak kalah lucu." Chika menatap sinis kucing yang di peluk Azizi, rasa sesal mengantarkan adiknya ke tempat adopsi hewan menjulang tinggi bak gedung pencakar langit.

"Udah dek, dia masih banyak kumannya belum di mandiin." omel Chika jengah, eh atau lebih ke cemburu.

"Gak kok, wangi gini juga." ucap Azizi masih membelai sayang kucingnya.

"Ishh, itu bulunya entar kemakan. Tarok kandang lagi sana, biar di mandiin pak Suryo nanti." suruh Chika.

"Iya deh.." Azizi menurut menggendong kucing itu lalu memasukkannya kembali ke kandang.

Chika menyengir menampakkan gummy smile nya. "Sini dek." imbau Chika menyuruh Azizi agar duduk di sebelahnya.

"Gak mau, aku bosen sama kak Chika mulu." ucap Azizi dengan wajah tengilnya, lebih memilih duduk di sofa single.

"Ihhhh." rengek Chika, ia melempar bantal sofa yang ada di dekatnya ke wajah Azizi saat anak itu semakin meledeknya.

"Adik-adik, liat deh.. Cici nemu harta karun." sorak Shania baru muncul di belakangnya ada Serina yang langsung ke dapur.

Azizi dan Chika pun menoleh, melihat Shania yang berjalan memegang sesuatu. Beberapa Photobook berukuran cukup besar ada di dalam dekapannya. Shania pun duduk di sebelah Chika.

"Apaan tuh." kepo Azizi yang mulai mendekat, saat hendak duduk di sebelah Shania tangannya terlebih dahulu di tarik Chika hingga akhirnya ia duduk di pangkuan Chika.

"Eumm peluk peluk!" gemas Chika memeluk erat tubuh Azizi.

"Kata bunda sih album foto lama." jawab Shania, ia mulai membuka album tersebut.  Langsung di sambut foto pernikahan kedua orang tua mereka, Bimo dan Serina tampak elok dengan pakaian pernikahan tradisional yang mereka kenakan.

"Papa tetep china banget mukanya hahaha." gelak Azizi menunjuk foto Bimo, padahal sudah di dandani semedok mungkin di tambah lagi memilik darah campuran dari sang ayah yang asli pribumi tapi wajah khas orang tionghua nya tetap kentara, begitu pun dengan Serina dimana ia sudah tidak pure berdarah china namun tampangnya masih cici-cici sekali.

"Bunda cantik banget ya..." puji Chika melihat Serina, hanya foto tapi aura anggun nya tetap terasa.

"Pastilah, anaknya aja cantik." centil Shania mengibaskan rambutnya.

How To Be A Good SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang