Saat ini Azizi berada di dalam mobil milik Marsha, Edgar dan Gaung duduk di bangku depan, sedangkan ia dan pemilik mobil duduk di belakang.
Selesai latihan sepulang sekolah mereka berampet memutuskan untuk nongkrong terlebih dahuku, awal nya Azizi sempat ikut di kerenakan jam sudah menunjukkan pukul empat sore namun rayuan demi rayian mampu merobohkan pendirian nya.
"Kenapa?" tanya Marsha yang memperhatikan Azizi sedari tadi termenung menatap keluar.
"Hah?" ucap Azizi spontan. "Enggak.. Cuma liat-liat aja."
Alis Marsha naik satu."Kamu suka liat langit?" seperti nya Marsha sedang berusaha mengajak bicara Azizi yang tampak pendiam.
"Enggak juga." jawab Azizi seadanya.
Marsha hanya menghela nafas pelan, ternyata Azizi sudah di taklukan.
Lumayan lama mereka berkendara membelah jalanan sampai pafa akhir nya mobil Toyota putih itu berhenti di depan sebuah bangunan yang banyak di hiasi lampu-lampu gantung mengikuti bentuk tulisan 'Tattoo Art'.
"Kok kesini?" Azizi tampak bingung.
Marsha yang sibuk dengan ponsel nya menaikan atensi nya ikut menatap bangunan itu.
"Ngapain kesini?" kesal Marsha, Edgar mengerti langsung tancap gas kembali. Marsha tersenyuk menoleh ke arah Azizi mencoba menyantaikan suasana.
Hanya membutuhkan waktu kisaran enam menit mereka tiba di cafe. Memilih duduk di lantai atas alias rooftop. Empat remaja itu duduk dengan tenang menunggu pesanan sampai, maklum terakhir mereka makan saat istirahat sekolah tadi.
Singkat nya telah terisi perut kelaparan itu, keempat nya termenung dalam kekenyangan tak sadar langit semakin menghitam dari waktu ke waktu.
Drrt.. Drrt..
"Punya aku." ucap Azizi mengangkat ponsel nya lalu menjauh menjaga jarak. "Halo... Assalamualaikum." cicit nya pelan sudah berfirasat buruk.
"Dimana kamu? Udah malam belum pulang ke rumah, hah?!"
Sontak Azizi menjauhkan ponsel dari telinga nya, suara Serina memukul gendang telinga nya padahal itu sudah dengan volume kecil tidak loudspeaker.
"Lagi kerja kelompok..." Jelas itu bohong.
"Kerja kelompok kok gak izin dulu?! Pulang!!"
"Iya ini juga mau pulang."
"Kam--"
Tut.
Azizi mematikan sambungan telepom secara sepihak, lalu ia kembali mendekat ke meja teman-teman band nya.
"Guys gue pulang duluan ya." pamit nya membereskan barang nya yang sempat ia keluarkan.
"Cepet banget?" heran Gaung.
"Iyalah, nama nya juga cewe, mana bisa keluyuran gak jelas kek kalian." cetus Marsha juga itu beres-beres.
"Yuk aku antar."
Tinggal lah Edgar dan Gaung yang masih duduk di sana, sedangkan para cewe sudah on the way ke rumah Azizi.
Cukup lama, duapuluhtujuh menit Azizi turun dari mobil Marsha tepat di depan gerbang rumah nya.
"Makasih ya, maaf ngerepotin. Aku duluan kamu hati-hati di jalan." Azizi cepat-cepat masuk ke pekarangan rumah tanpa menunggu balasan dari Marsha.
Oh no.. Pintu utama terbuka lebar, sosok Serina sudah berdiri sembari berkacak pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be A Good Sister
Teen FictionCuma story hasil gabut. ____________ Kisah kakak yang bucin dengan adiknya, beserta lika-liku kesaharian keluarga si tokoh.