07

2.9K 230 11
                                    

Tuk tuk tuk

Azizi mengetuk-ngetukan pulpennya ke meja, menyangga pipi kanan dengan tangan menatap ke depan kurang minat.

Terhitung sudah hampir 1 semester ia menjalani status sebagai anak SMA. Sekali lagi entah karna takdir atau apa ia dan Reva terbagi di kelas yang sama, di tambah lagi Flora juga termasuk membuat pertemanan mereka semakin erat.

1 bulan menuju ujian semester ganjil membuat para guru kebut-kebutan menjelaskan materi agar terkejar. Lega di guru tapi resah bagi para murid yang pusing harus mencerna semua mata pelajaran yang ada.

Seperti sekarang kelas 10 IPA 1 sedang di pusingkan oleh pelajaran sejarah indonesia. Jika boleh jujur semua yang di terangkan oleh bapak berkepala botak itu tidak ada yang masuk ke dalam otak Azizi, semuanya bagai huruf-huruf mengapung di udara lalu terhempas saat jaraknya sudah dekat di otak Azizi yang terlindungi atmosfir.

Azizi menoleh ke teman karib nya Reva, ah pentolan satu itu sudah terbang ke alam mimpi di antara lipatan tangannya. Flora? Sudah di dunianya sendiri, termenung bergulat dengan pikiran. Dan anak-anak yang lain pun begitu, sibuk sendiri.

Tak!

"Adoh!" pekikan nyaring Reva menggema saat penghapus papan mendarat mulus di kepalanya.

"Reva Fidela, coba jelaskan apa itu suku eskimo." pak Is selaku guru sejarah mengetok papan tulis yang sudah penuh dengan tulisan.

"Hah? Es kiko?" cengo Reva yang masih setengah sadar.

Gelak tawa menggelegar mengisi ruangan kelas 10 IPA 1.

"Makanya, jangan tidur saat pembelajaran. Sebentar lagi kalian akan ujian, kami para guru juga lelah menyiapkan materi untuk kalian. Jadi tolong hargai. Paham?"

"Paham pakk!"

"Reva Fidela?"

"Iya maaf pak." Reva menggaruk tengkuknya.

Pak Is kembali menghadap ke depan, Reva cemberut mengusap wajahnya guna mengusir rasa ngantuk. Salahkan Abangnya yang mengajak ia untuk mabar game online hingga larut malam.

Azizi menahan tawa melihat ekspresi lucu Reva, sangat tidak cocok dengan perawakannya yang sebelas duabelas dengan preman. Flora pun mengulum senyumnya mengadah melihat plafon kelas.

Hingga setengah jam berlalu....

Kringggg..!

Bell kemerdekaan berbunyi nyaring, membebaskan para murid dari penjara ilmu pengetahuan.

"Tugasnya jangan lupa di buat, catatannya juga jangan lupa di baca ulang di rumah jangan hanya di jadikan pajangan saja." nasihat pak Is sebelum melangkah keluar kelas.

Satu langkah guru keluar dari kelas, para murid pun berbondong-bondong menuju kantin, mengisi perut yang sudah berteriak lapar.

"Berani banget lu tidur di pelajaran pak Is Rep." Flora tergelak menghampiri meja Reva lalu menepuk-nepuk punggung Reva simpati.

"Nyiksa banget nahan ketawa tadi, es kiko? Yang bener aja lu." Azizi ikut tertawa menghampiri.

"Au ah cok, ngantuk berat gue. Aldo tuh, ngajakin gue mabar. Biadap emang dia." kesal Reva menendang udara.

"Lah? Bang wakil ketos gitu juga toh?"

"Manusia juga dia kali Flo, ahh sama aja kelakuannya kek abang pada umumnya. Kek monkey!"

"Salah lu juga lah, kenapa mau di ajakin. Seharusnya lu nolak." ucap Azizi menambah pendapat.

"Dia nantangin Aziziiiii!" geram Reva tidak mau di salahkan, pokoknya yang salah si Aldo-Aldo itu.

How To Be A Good SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang