15

2.6K 231 22
                                    

"Azizi Asadela Jagadhita...."

Pemilik nama memperhatikan laki-laki berseragam yang menyebut nama nya itu, gitar listrik masih bertengger di badan nya, baru saja melesaikan satu lagu untuk unjuk bakat audisi pemilihan anggota baru band sekolah yang 'kata nya' sangat populer itu.

"Serius nih? Cewe?"

Laki-laki berkulit sawo matang itu mendekat ke arah Azizi, mengelilingi tubuh Azizi yang belum bergeming dari posisi semula. Ia melirik teman se-band nya.

"Ya kenapa? Main juga bagus, ya gak Ung?" perempuan cantik berkulit putih pucat dengan tinggi semampai ikut mendekat ke arah Azizi, pengucapan bahasa indonesia nya bercambur dengan logat asing.

Laki-laki satu nya lagi mengangguk membenarkan. "Yah paling di asah dikit lagi oke banget dia."

"Aku mau nya cewe biar ada temen." telak perempuan itu merangkul Azizi.

Cowo berkulit sawo matang menghela nafas pasrah. "Yaudah, lo Azizi... Langsung keterima di band kita, selamat ya."

***

Perasaan senang Azizi melangkah keluar dari sanggar musik, keadaan sekolah yang sepi juga mendung tak membuat nya merinding menelusuri koridor sekolah. Senyum girang itu masih setia tercetak di bibir nya hingga melewati gerbang.

"Adek!"

Serina menghampiri Azizi, tak cemas atas keterlambatan pulang sang anak karena sudah di beritau ada nya kerja kelompok.

"Udah nunggu lama ya bun?" tanya Azizi merasa sungkan.

Kedua nya berjalan berdampingan memasuki mobil.

"Enggak, tapi temenin bunda ke mall dulu ya? Ada urusan bentar."

"Siap."

Mobil Serina pun melaju membelah jalanan beraspal, memilih diam dengan pikiran masing-masing hingga tak terasa sudah memasuki area perbelanjaan tersebut, memarkirkan mobil di tempat yang telah tersedia.

Tak perlu di jelaskan lebih detail lagi apa pergerakan selanjut nya, tentu Serina dan Azizi masuk, langsung di suguhi berbagai macam barang yang di jual. Menaiki escalator menuju lantai dua, Serina tanpa ragu menyelonong masuk ke dalam toko langganan nya.

"Ya ampun jeng! Udah lama gak ketemu. Apa kabar?"

Wanita berpakaian modis tak lupa dengan perhiasanan mencolok nya menyambut Serina ramah, salam khas ibu-ibu mereka lakukan. Cipika-cipiki

"Eh ini Chika ya?" heboh nya melihat Azizi yang lempeng berdiri di belakang Serina.

Serina terkekeh pelan. "Bukan dong, ini Azizi." sanggah nya mengibas tangan.

"Azizi?! Ya ampun udah gede aja, kemarin masih kecil perasaan. Tante sering timang-timang kamu lhoo, gak inget lagi ya? Ish tambah cantik deh." cercah heboh itu hanya di tanggapi dengan senyum canggung.

"Gimana jeng baju nya?"

"Aman, di coba dulu, mewah hasil nya."

"Mantap, adek tunggu di sini yah bunda mau ke dalam dulu. Duduk diam jangan kemana-mana." peringat Serina sebelum di tarik teman nya pergi.

Menurut, Azizi duduk di kursi yang telah tersedia.  Diam tak melakukan apa-apa, ponsel milik nya di dalam tas sekolah dan itu tertinggal di dalam mobil.

Rika, teman sekaligus pemilik butik tempat biasa Serina membeli baju untuk baju, menyibakkan kain penutup pintu fitting, sampai Serina melangkah masuk langsung lurus menuju patung yang di pakaikan baju gaun ber-burkat di tambah dengan payet-payet tapi tak berlebihan membuat baju itu terkesan manis dan mewah namun tak norak.

How To Be A Good SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang