09

2.3K 207 15
                                    

"Azizi.. Angel, makan dulu yuk."

Suara Chika terdengar lalu pintu kamar Azizi kembali terbuka.

"Nanti aja kak." sahut Azizi dan Angel berbarengan, kedua sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Sekarang, pada belum makan siangkan?" Chika menyambut lompatan Joshua ketika bocah laki-laki itu berlari ke arahnya.

"Mamm.." ucapnya menyengir menampakkan gigi depannya yang ompong.

"Nanti aja kak, kita belom laper." balas Angel, ia merebahkan kepalanya ke paha Azizi yang sedang duduk dan bersandar di headboard.

Chika menghela nafasnya, ia menggendong Joshua menjadi sebelah tangan. Kemudian ia berbalik dan menarik knop pintu hingga tertutup lagi.

Kisaran 15 menit Chika kembali, kali ini dengan piring yang berisikan nasi beserta lauk pauk porsi 2 orang serta satu botol minum ukuran 1 liter.

"Ayo makan, kakak suapin." ucap Chika sembari meletakkan botol minum tersebut di nakas.

Azizi dan Angel pun langsung bergerak duduk anteng di lantai beralasan karpet tersebut.

"Aaak.." kedua membuka mulut bersedia menerima suapan.

Tanpa berkata apapun Chika segera menyuapkan nasi ke mulut Azizi dan Angel bergantian.

"Badan kecil kek kalian tuh jangan malas makan, nanti tambah kurus ketiup angin terbang kalian." omel Chika, tangan nya kembali menyodorkan sendok ke mulut Angel yang sudah selesai mengunyah dan menelan.

"Gak mau sayur." ucap Azizi saat gilirankan yang di suapi.

"Sayur enak dek, buka mulutnya." tolak Chika mendekati sendok ke mulut Azizi, tapi Azizi menggeleng enggan membuka mulut.

"Sayur bagus tauk zi, biar bisa eek." saut Angel menasehati, sebagai manusia pecinta
sayur ia harus bersapdah.

"Gak mau, sayur yang itu pahit. Sawi kan?" keukeuh Azizi pada pendiriannya. Sebenarnya ia tak terlalu benci sayur namun untuk yang satu itu tidak ada toleransinya.

"Ya udah..." Chika mengalah, menyingkirkan sayur tersebut.

***

Minggu, 20.09

Azizi dan Reva bersandar di dinding pos satpam, kedua tampak sedang mendumel.

"Flora mana sih, pegel nih berdiri." ucap Reva yang kesal, ia meregangkan kakinya yang pegal karna lama berdiri.

"Gak tau... Telpon gue juga gak di angkat." Azizi sedang berjongkok fokus pada ponselnya menghubungi Flora.

"Masuk aja zi yuk, nanti kalau dia dateng suruh samperin aja." saran Reva sudah resah, takut jika hari semakin malam dan waktu mereka bermain di pasar malam semakin menipis.

Mereka janjian agar bertemu di pasar malam sekitaran jam setengah 7, sedangkan sekarang sudah memasuki jam 8 malam. Dan mereka di haruskan pulang sebelum jam 10 oleh orang tua Azizi.

"Jangan dong, nanti dia ilang gimana?" tolak Azizi, ia berdiri menempelkan ponselnya di telinga kiri saat panggilannya berdering setelah sedari tadi hanya menggubungi.

"Halo?"

"Eh lu dimana Flo?, kita udah nyampe nih." serbu Azizi langsung.

"Gue udah sampe nih, kalian dimana?"

Terdengar suara nafas Flora yang sedikit terengah-engah, sepertinya ia sedang berlari.

Mata Azizi mengamati sekitaran. "Flora!!" pekik Azizi mengangkat tangannya memberitahu di mana keberadaannya.

How To Be A Good SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang