"Aku masih tidak percaya..", gumamku pelan saat sedang melamun menghadap danau yang berada di dekat istana Arcana.
Dahi ku terlipat saat melihat sesuatu dari hutan seberang danau, jaraknya sangat jauh, tapi aku bisa melihatnya karena kelebihan ku sejak lahir mempunyai pandangan tak terbatas.
"Itu apa? Geraknya sangat lincah..", aku beranjak dari dudukku dan segera berlari melewati jembatan untuk menyeberangi danau.
Aku berlari memasuki hutan tanpa se pengetahuan orang lain.
"Seperti manusia? Tapi geraknya sangat lincah."
Makhluk itu menyadari bahwa aku melihat dirinya dan langsung pergi menjauh.
"Tunggu oi!," aku agak berteriak. Saat berlari semakin memasuki hutan, aku tidak sengaja menabrak sesuatu sehingga terduduk, padahal tidak ada apa-apa, aku menabrak apa?
"Akkhhh.. Bokongku.." Aku meringis saat jatuh terduduk terkena batu. Aku berdiri perlahan.
Baru satu langkah berjalan, aku sudah hampir jatuh lagi.
Dahi ku mengernyit, "tembok transparan?" tanganku memukul mukul depan. Dan benar saja, ada tembok transparan di depanku.
"Woah.. Dibalik tembok ini ada apa ya?" Aku memukul tembok transparan semakin kuat.
"Hey!" Aku terus memukul tembok transparan itu hingga tanganku sakit.
"Capek, lagian kenapa aku harus tau? Aduh, mending pergi aja," ucap ku sambil menghembuskan nafas secara kasar.
Aku membalikkan badan dan berjalan kembali ke tempat semula.
Saat berjalan di jembatan itu, aku melihat ada Ave yang kebingungan mencariku.
"Kiw!" panggilku main-main ke Ave.
Ave menoleh ke arahku.
"Disana kau! Kau dari mana?" Ia berlari menghampiriku yang masih berdiri di jembatan.
"Oh.." Aku berpikir sebentar sebelum menjawab.
"Aku hanya melihat-lihat, tidak kemana-mana." Jawabku bohong.
Dia melihatku dengan tatapan meneliti. Aku memasang senyum saat membalas tatapannya.
"Ayo balik." Aku menepuk bahu Ave.
~~~•~~~
Keesokan harinya, aku sedang duduk sendirian di taman alun-alun kota, sembari menikmati angin sepoi-sepoi di pagi hari.
Wusshh~
Angin sepoi-sepoi menggerak-gerakkan rambutku.
Namun, lama-kelamaan menjadi kencang.
"Kencang sekali!" mataku kelilipan debu akibat angin kencang tersebut.
Tidak lama kemudian, angin kencang itu pun berhenti.
"Angin apa tadi? Kencang sekali, mataku kelilipan debu." Tiba-tiba Ave muncul di sampingku.
"Astaga Ave! Kau mengejutkanku!" ujarku sedikit kesal.
"Hehe maaf.. Aku ingin bicara padamu, Lin." Wajah Ave berubah serius.
Aku melihat ke arah Ave penuh perasaan penasaran.
Ave menarik pergelangan tanganku. Dia membawa ku ke tempat lain, yaitu ke tempat sepi.
Tepat di gang kecil yang gelap, dia berhenti menarikku.
"Hei Linzy.. Jujur saja, kau melihat apa di hutan seberang danau dekat istana saat itu?" Ave melipat kedua lengannya di depan dada.
"Aku melihat pemandangan, tidak ada yang lain. Kenapa?" jawabku bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkats to Verden Skry: Exploring Other Lands
Fantasy"Rahasia apa lagi yang masih tersembunyi dari dunia ini..?" ______________________________________ Berawal dari seorang anak perempuan yang kehilangan keluarganya karena kemunculan monster yang menyerang permukiman desa tempat tinggalnya. Pada saat...