Episode 8 - Awal Semuanya

26 9 8
                                    

"Di luar tembok pembatas ada laut lepas loh. Kau tidak penasaran di seberang laut sana, ada negeri lain selain Negeri Penyihir?"

~~~•~~~

"Benarkah??" Rahang Ave sedikit turun kebawah, membuat mulutnya terbuka karena terkejut dengan fakta itu.

"Kau pastinya penasaran sama sepertiku 'kan?" Tanganku menaikkan rahangnya agar mulutnya tertutup lagi.

Ave mengangguk-angguk kepalanya dengan semangat.

"Ayo kita berpetualang ke negeri-negeri lainnya!" ujarku dengan semangat.

"Berpetualang menggunakan apa?"

"Naik kapal lah, mana mungkin jalan kaki." Ujarku.

"Emang ada kapal?"

"Diluar tembok pembatas ada kapal besar, kata Alatar." Jawabku dengan jujur.

"Kapan Alatar memberi tahumu?" Ave masih saja terus bertanya, aku lelah menjawabnya.

"Saat aku bertemu dia di jalan." Aku sedikit bohong, namun ada benarnya juga.

Akhirnya, aku dan Ave nekat berpetualang ke negeri-negeri tersembunyi. Aku memutuskan untuk mengajak Nyx berpetualang juga.

Aku sekarang sedang berdiri di depan dinding transparan, menunggu seseorang, yang tidak lain adalah Nyx.

"Nyx! Kau ada di sana?" teriak ku sembari memukul-mukul dinding transparan itu.

Namun, aku tidak melihat sosok dirinya di sana. Tanganku berhenti memukul-mukul dinding transparan karena sudah lelah.

"Sudahlah." Aku berbalik badan ingin pergi.

Tiba-tiba aku mendengar suara yang ku cari-cari dari tadi.

"Linzy? Ada apa?" tanya orang itu, yang tidak lain adalah Nyx.

Aku segera berbalik badan menghadap dinding transparan lagi dan menjawab dengan semangat.

"Aku dan Ave akan pergi berpetualang. Kau mau ikut berpetualang, Nyx??" tanyaku dengan cepat.

"Berpetualang? Bagaimana bisa?" Nyx mengernyit.

"Bisa. Kau tunggu saja di sana, aku yang akan menjemput mu. Kau bersiap-siap lah untuk petualangan yang seru ini! Besok aku akan pergi!" ujarku bersemangat.

"Aku tidak ikut." Ucap Nyx dengan singkat.

"Aku akan tetap menjemput mu." Jawabku dengan singkat.

~~~•~~~

Tok! Tok! Tok!

Aku mengetuk jendela kaca kamar Ave. Kamar Ave berada di lantai dua rumah nya, tapi aku rela memanjat demi menjemput nya.

Ave yang menyadari kehadiran ku segera membuka jendela kamarnya.

"Kau sudah bersiap-siap untuk pergi?" tanyaku berbisik agar tidak terdengar oleh orang tua Ave.

"Aku sudah bersiap-siap dan membawa keperluan. Tapi, bukan nya ini masih tengah malam untuk pergi?" Ave bertanya dengan polosnya. Aku melompat masuk ke dalam kamarnya.

"Ini lah kesempatan kita pergi, lagian sudah jam dua belas malam, sudah masuk pagi hari." Mataku melihat sekitar kamar Ave.

Kamarnya sudah familiar di mataku. Namun, kali ini aku mencari benda-benda bermanfaat untuk dibawa pergi.

"Kau membawa apa saja untuk pergi?"

"Pakaian, sepatu, makanan, air mineral, buku sihir ku, dan masih banyak lagi." Jawabnya sembari menunjuk ke arah tas yang berisikan barang-barang itu.

Arkats to Verden Skry: Exploring Other LandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang