"Baiklah. Aku Glara Vallerdi, selaku Ketua Pasukan Keamanan Arcanum. Akan memberimu pelatihan khusus." Wanita itu tersenyum.
Sejak saat itu aku diberi pelatihan khusus oleh Pasukan Keamanan Arcanum.
~~~•~~~
2 tahun kemudian..
Setelah melewati banyak cobaan dan hambatan. Kini, aku telah menjadi anak perempuan yang tidak lemah seperti dulu lagi.
Di umurku yang telah menginjak 16 tahun 2 hari yang lalu. Aku memutuskan untuk menantang ketua PKA (Pasukan Keamanan Arcanum) untuk bertarung denganku.
"Heh? Segini saja kekuatan mu, ketua?" Aku menyeringai meremehkan.
Kaki ku berderap maju menyerang ketua dengan pedang asli.
"Kau meremehkan ku, nak?" tanya ketua, disusul oleh tawa kecil darinya.
Dia menahan serangan pedangku menggunakan pedangnya. Aku lupa jika pertahanan ku terbuka, hingga dia dengan mudah menendang perut ku, membuatku terpelanting tiga meter.
"Ugh.. Sialan. Seperti nya, aku belum bisa menandingi kekuatan mu, ketua." Ucapku sembari menyeka darah dipinggir bibir, akibat tendangan yang tepat mengenai perut ku.
"Ingat, pertahanan jangan terbuka." Ketua mengingatkan.
Terdengar ramai sorakan dari para penonton, yang tidak lain adalah prajurit lainnya.
"Ayo ketua! Kau pasti menang! Kalahkan Linzy!" sorak seorang pria dewasa seumuran dengan ketua, yang bernama Aedris Vallervis.
"Diam kau, Aedris! Kali ini, aku akan memenangkan pertarungan ini." Bantah ku dengan percaya diri.
"Kau pasti bisa, Linzy! Aku percaya padamu!" kini terdengar sorak dari seorang laki-laki bernama lengkap Axzel Vallerskif yang lebih tua dariku 2 tahun.
"Terima kasih kak Axzel!" Aku tersenyum ke dirinya.
Tanpa ku sadari, ketua sudah maju untuk menyerangku. Dengan sigap, aku segera memasang pertahanan dan membalas serangannya.
Disaat kedua pedang kami bertemu dengan keras, itu membuat sedikit dorongan untuk tubuh, sehingga membuat tubuhku dan tubuh ketua terdorong berapa langkah.
Aku melihat ke arah ketua, kondisi nya sudah sama sepertiku, rambutnya sudah berantakan dan wajahnya yang cemong akibat debu.
Belum sempat dia memasang kuda-kuda, aku segera bergerak cepat menyerangnya lagi. Membuat dia terpojok tidak bisa melawan, selain menahan serangan.
Tubuhnya terpelanting lima meter hingga menabrak dinding bangunan lain.
Dia terduduk dengan wajah tertutup oleh poni nya yang berantakan.
2 menit hening, tidak ada reaksi dari ketua.
Aku dengan cepat menghampiri tubuh ketua yang terduduk.
Suara sorak-sorai dari penonton mereda, mereka khawatir sama sepertiku.
Aku berjongkok di depan tubuh ketua.
"Ketua?" Aku mengguncang bahunya.
Tiba-tiba kerah baju ku ditarik oleh ketua. Tangannya mencengkram baju ku dengan kuat.
"Eh? Kau masih hidup, ketua?" Aku bertanya dengan santai.
"Tcih.. Dasar anak kurang ajar. Bukannya bertanya tentang keadaan ku, kau malah bertanya itu." Ketua melepaskan tangannya dari kerah baju ku dan mendorong tubuhku, membuatku jatuh terduduk ke tanah.
"Aku menyerah." Ketua berangkat berdiri sembari menepuk-nepuk bajunya yang kotor akibat debu.
"Hah!? Ayolah ketua! Aku tidak mau menang karena kau menyerah! Aku ingin menang jika kau benar-benar kalah!" Aku berangkat berdiri dengan cepat, tidak terima dengan perkataan ketua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkats to Verden Skry: Exploring Other Lands
Fantasy"Rahasia apa lagi yang masih tersembunyi dari dunia ini..?" ______________________________________ Berawal dari seorang anak perempuan yang kehilangan keluarganya karena kemunculan monster yang menyerang permukiman desa tempat tinggalnya. Pada saat...