"Bagaimana cara memindahkan kapal besar yang ada di daratan ini ke lautan?"
~~~•~~~
"Eh iya, sebentar." Tangan Alatar menyibak portal tirai.
Aku terkadang bingung dengan sihir Alatar ini. Dia bisa membuka portal seperti tirai tanpa menggunakan tongkat sihir, bahkan dia sangat jarang menggunakan tongkat nya. Sedangkan penyihir lain jika ingin membuka portal harus menggunakan tongkat sihir, itupun hanya lingkaran portal biasa.
Alatar muncul di permukaan gua, tangannya mengambil tongkat sihir miliknya yang berada di saku dalam jubah nya.
"Zve, sa zvevorir!"
Suara Alatar terdengar lantang ketika membacakan mantra. Tangan nya menggoyangkan tongkat sihir ke arah atas, terdapat cahaya biru muda di sekitar tongkat nya.
Seketika kapal besar ini diselimuti oleh cahaya biru muda, seperti yang ada di tongkat nya. Kapal itu melayang satu meter dari permukaan gua. Alatar dengan perlahan menggerakkan tongkat nya, kapal itu bergerak perlahan menuju ke permukaan air.
"Bawa kapal ini ke tengah-tengah laut, Tar!" teriak ku kepadanya. Dia hanya menjawabnya dengan anggukan.
Alatar mengayunkan tongkatnya perlahan, membawa kapal besar itu menuju ke tengah laut.
Kapal itu dilepaskan dia secara mendadak, sehingga saat kapal itu mendarat di air, kapal besar itu terganggu keseimbangan nya, membuat gelombang besar.
Kapal besar itu terguncang kuat ke kanan kiri.
"Dasar kau-," ucapan ku terpotong karena perut ku mual.
Aku segera berlari ke tepi kapal dengan susah payah, tanganku mencoba menahan cairan muntah yang akan keluar dari mulutku.
Kapal itu masih terguncang hebat karena gelombang air masih belum stabil.
"Huek..!"
Terdengar suara ku yang sedang muntah itu. Aku berusaha mati-matian untuk tidak muntah lagi. Kepala ku menoleh kesana-kemari mencari Ave. Mataku bisa melihat kalau Ave juga kondisinya sama sepertiku.
Dasar Alatar menyebalkan, apakah dia tidak kasihan melihat kami berdua?
"Alatar! Dasar menyebalkan! Hentikan gelombang ini dengan sihirmu-"
Lagi-lagi cairan muntah keluar dari mulutku, langsung jatuh ke dalam laut.
"Hehehe.. Maaf, aku lupa jika ada kalian." Alatar muncul di geladak kapal.
Aku menoleh ke arah nya sembari tangan masih menutup mulut. Dia mengentakkan kakinya ke geladak kapal. Sesaat setelah dia mengentakkan kakinya, mendadak suhu udara menjadi dingin, membuat tubuhku rasanya hampir beku. Air laut menjadi beku seketika, membuat kapal ikut berhenti bergoyang kesana-kemari.
Aku dan Ave serentak menatap Alatar karena kaget dengan semua ini. Yang ditatap hanya merespon dengan tersenyum.
Alatar mengentakkan kakinya lagi di geladak kapal, seketika membuat air laut kembali normal, gelombang air laut pun tidak kuat lagi.
"Wah.." Aku benar-benar di buat tercengang olehnya.
"Itu sihir alami mu, tar? Kenapa kau tidak pernah bilang atau menunjukkan sihir alami mu kepadaku?" tanya Ave.
"Iya. Aku malas saja." Jawab Alatar dengan santai.
"Ayo kita mulai pergi!!!" Aku melompat dengan semangat.
Alatar mengeluarkan sebuah gulungan berukuran kecil, saat dibuka olehnya, ternyata itu adalah peta dunia ini.
"Sebelum kalian bertanya. Aku mencuri peta ini dari ruang rahasia istana." Jelas Alatar. Aku dan Ave segera mendekati nya dan ikut melihat peta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkats to Verden Skry: Exploring Other Lands
Fantasy"Rahasia apa lagi yang masih tersembunyi dari dunia ini..?" ______________________________________ Berawal dari seorang anak perempuan yang kehilangan keluarganya karena kemunculan monster yang menyerang permukiman desa tempat tinggalnya. Pada saat...