4. MARKAS DI SERANG!

8 0 0
                                    

"tiba-tiba ngumpat, gak jelas Lu." Cibir Dika

"Suka-suka gue lah." Ujar Samudra menatap Dika sinis

"Akibat gabut nih." Ujar Rio

"Lagian lu pada, kayak yg gak tau si Sam aja." Ucap Gama

"Tau lu." Sinis Samudra

"Tingeling anak Bagong, gini amat ya punya temen." Celetuk Rio

"Anjir! Gue bukan anak Bagong ya!" Ucap Samudra tak terima

"Emang lu tau arti Bagong?" Tanya Rio

"Tau." Jawab Samudra

"Apa coba?"

"Kingkong." Ucap Samudra asal

"Goblokkk!" Umpat mereka

"Gue kira beneran tau." Ucap Gama menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Ya bener kan? Bagong tu sama dengan anak kingkong." Ucap Samudra percaya diri

"Bukan anjir! Bagong tu babi." Sahut Rio

"Bahasa apaan?"

"Bahasa Sunda Ogeb. Lu goblok banget sih." Sarkas Rio

"Lagian lu dapet pikiran dari mana, kok bisa Bagong tu anak babi?" Tanya Gama heran

"Ya nebak aja, Gue kan gak tau."

"Ya kalo gak tau tinggal bilang gak tau, kenapa Lo bilang tau!" Geram Dika

"Udah gue bilang, gue nebak aja."

"Terserah elu dah, capek gue."

"Yaudah."

Singkat cerita...

Krrriinggg... Krrriinggg... (Bel pulang berbunyi)

Di parkiran...

"Bos, Lo mau langsung ke markas?" Tanya Frans

"Enggak, gue mau pulang dulu." Jawab Raden dingin

"Oke, tiati bos."

"Kabarin gue kalo di markas ada apa-apa." Ucap Raden. Setelah Raden mengucapkan kalimatnya, ia pun kembali melajukan motornya pulang. Sampainya Raden di rumahnya, ia pun memasuki rumah, dan berjalan menuju kamarnya.

"Tumben lu pulang awal bang." Ucap Jendra yg tengah duduk di sofa bersama Adi.

"Lagi gak ada setannya mungkin." Sahut Adi yg tengah menyeruput secangkir kopi

"Hufftt.. pulang awal di omongin, pulang lambat apa lagi. Sebenernya mau kalian apa sih?" Ucap Raden menghela nafasnya lelah.

"Gak ada, gak ada yg papah mau dari kamu. Kamu anak yg gak bisa di banggain, contoh dong Jendra, dia berprestasi di sekolahnya, nurut juga kalo di suruh apa-apa."

"Oh." Jujur saja, saat ini Raden merasa sakit hati karena papahnya melontarkan kalimat yg membuatnya sakit hati. Tapi Raden sudah biasa dengan cacian yg diberikan oleh orang tuanya.

"Tuh kan, kamu emang gak punya sopan santun sama orang tua. Orang tua lagi ngomong malah pergi." Geram Adi yg melihat Raden kembali melangkahkan kakinya.

"Apa harus aku dengerin ucapan papah yg selalu nyakitin hati aku?"

"Kamu emang pantas di sakitin, karena kamu gak kayak Jendra yg pinter dan penurut. Gak bandel kayak kamu, papah gak suka sifat bandel kamu." Timpal Adi pedas

"Oke!" Setelah itu, Raden pun pergi memasuki kamarnya. Di kamarnya, Raden pun segera berganti baju dengan kaos oblong berwarna hitam, lalu merebahkan dirinya di kasur king size nya.

RADEN || ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang