15. MASALAH JENDRA

8 0 0
                                    

Haii haiii..

Maaf author baru nongol, soalnya bener-bener sibuk belajar, dan sekarang Alhamdulillah udah selesai ujian, jadi insyaallah bakal sering up walaupun tiga hari sekali.😊🙏

***

Pagi harinya...

Kini Raden sudah siap dengan seragam sekolahnya. Sekarang ia sudah berada di meja makan untuk bersarapan sebelum ia pergi ke sekolah. Tidak hanya Raden saja yang berada di meja makan, saat ini ada Adi, Laras dan Jendra yang sedang bersarapan juga.

"Gimana sekolah mu, Jendra?" Tanya Adi kepada jendra di sela-sela sarapannya

"Sejauh ini baik pah." Jawab Jendra

"Mama denger-denger, sekolah kamu ngadain lomba gitu ya?" Tebak Laras yang sedang bersarapan

"Iya ma, kayak ngadain perlombaan buat siswa-siswi yang berbakat gitu." Sahut Jendra

"Kamu ikut lomba apa?" Tanya Adi menatap Jendra

"Aku ikut lomba cerdas cermat pah, sama temenku." Jawab Jendra

"Semoga menang ya sayang." Ucap Laras menatap jendra dengan tersenyum simpul

"Makasih ma." Balas Jendra dengan tersenyum juga

"Lo ada lomba juga gak di sekolah Lo bang?" Tanya Jendra melirik Raden yang sedang fokus bersarapan tanpa mempedulikan mereka yang sedang mengobrol. Karena percuma saja jika ia bergabung, mereka tidak akan menanggapi.

"Enggak." Jawab Raden dingin dengan wajah datarnya

"Kalau pun ada, mana mau Abang kamu ikut lomba. Sekolah aja bolos terus, kebanyakan nongkrong sama geng motornya itu jadilah nakal." Ucap Adi melirik Raden tidak suka "penampilan sekolah aja kayak orang yang gak di urus, mana mau guru milih dia buat itu lomba." Lanjutnya.

Jujur saja, ucapan Adi sangat membuat hati Raden sakit saat mendengar nya. Memang, saat ini Raden berpakaian tidak rapi, baju yang di keluarkan, tidak memakai dasi serta kancing baju atasnya di biarkan terbuka begitu saja. Raden yang mendengar ucapan ayahnya pun seketika berhenti bersarapan dan menghela nafasnya lelah, ia pun berdiri dari duduknya ingin pergi namun lengannya di  cekal oleh Laras.

"Habisin dulu sarapannya." Ucap Laras menatap wajah datar milik Raden

"Udah gak mood." Jawab Raden. "Lagian kalo ada Raden kalian kayak gak suka gitu, jadi aku duluan aja biar kalian sarapannya tenang, aku kan cuma penganggu." Ucap Raden dengan senyum smirk-nya, lalu ia pun pergi meninggalkan mereka yang masih bersarapan.

"Kasihan ya den Raden tersakiti terus setiap hari." Batin art nya.

"Raden! Raden!" Teriak Laras memanggil Raden yang semakin menjauh

"Udahlah mah biarin, Raden emang gitu gak bisa ngehargain orang tua." Ucap Adi. Ucapan Raden tadi sempat membuat Laras merasa bersalah, mana mungkin Raden berbicara seperti itu, Raden juga bagian dari keluarganya, tidak sepantasnya ia berbicara seperti itu!

Taiikkk

•~~~~~~~~•

Singkat cerita, kini Raden sudah berada di sekolahnya. Sekarang ia sedang menunggu kelima inti gengnya.

"Hallo brader..!! Ngelamun aja pagi-pagi." Ucap rio dengan hebohnya

"Pagi-pagi tu sarapan, bukannya ngelamun boss." Ucap Dika yang duduk di samping Raden

"Gue udah kenyang makan hati tiap hari." Batin Raden membalas ucapan Dika

"Lo udah sarapan, boss?" Tanya Frans kepada Raden

RADEN || ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang