Hinata tidak pernah membayangkan dirinya akan berada di sebuah salon mewah di dalam sebuah mall yang terkenal menjadi tempat tongkrongan para turis. Pusat perbelanjaan ini bahkan tidak pernah masuk dalam daftar mall yang akan di kunjungi oleh Hinata. Hinata cukup sadar diri dengan bekerja untuk menambah uang saku bulanan, bukan untuk menghamburkannya. Hinata yakin gajinya dalam 1 bulan tidak akan cukup untuk membayar biaya potong rambut sekalipun. Namun kini ia justru duduk di kursi empuk yang bercorak putih dan emas dengan 3 orang yang melayaninya.
Seorang sedang mewarnai kuku kakinya yang baru saja dibersihkan, 1 nya lagi masih membersihkan kutikula kuku tangannya. Seorang lainnya yang memiliki paras wajah orang barat dengan rambut pirang sedang memijit kepalanya.Sedari tadi Hinata melirik ke sana kemari, mengagumi mewahnya tempat ia berada sekarang. Lampu ruangan berukuran besar dan berbentuk indah. Sesekali Hinata juga memperhatikan beberapa wanita yang berparas cantik dengan tubuh tinggi nan langsing berlalu lalang. Hinata mengenal beberapa dari antara mereka, bukan karena mereka adalah orang yang bisa Hinata jumpai dengan mudah namun mereka seringkali muncul di televisi. Ya, salon ini di penuhi oleh artis yang berlalu lalang.
Hinata juga memperhatikan, beberapa dari mereka melirik ke arah pria yang sedang duduk di sofa dan berkutat dengan laptopnya. Namun, pria bersurai perak itu tidak sekalipun mengarahkan pandangannya selain layar laptopnya. Entah apa yang diinginkan Kakashi sehingga membawanya ke tempat seperti ini, padahal Hinata sudah ketakutan di sepanjang perjalanan dari rumahnya hingga ia tertidur.
Beberapa saat kemudian, pelayan memberikan instruksi bahwa pekerjaan mereka telah selesai. Dari rambut, Hinata tidak melihat banyak perbedaan, Hinata mengingat Kakashi yang meminta untuk hanya menggunting ujung rambutnya saja. Rambut lurus nan tebal yang hampir mencapai bokong itu mengeluarkan harum yang membuat Hinata terkesima. Ia tidak pernah mencium bau seharum ini bahkan untuk ukuran parfum sekalipun. Hinata lalu memperhatikan kuku tangannya, warna merah tegas yang memantulkan cahaya. Kuku kakinya memiliki warna yang sama, Hinata terkesima. Matanya engga berkedip dengan mulutnya sedikit terbuka. Bahkan salon ini dapat membawa kutek berwarna merah ke dalam tingkat kemewahan yang berbeda.
"Sudah?" Suara pria itu menyadarkan Hinata. Ketika tatapan Kakashi bertemu dengan Hinata, segera Hinata mengalihkan pandangannya.
Pria itu kemudian merapikan laptopnya. Hinata berdiri disamping Kakashi, ia tertarik pada kaca besar yang memantulkan dirinya dan Kakashi. Hinata lalu melirik ke sekitar, ia tahu para wanita sedang mencuri pandang ke arah mereka dengan tatapan yang sudah jelas Hinata paham maksudnya. Hinata menundukkan pandangan, ia merasa seperti berasa di tempat yang tidak seharusnya. Wanita dengan pakaian lusuh dengan sepatu putih murah ditengah wanita-wanita yang mengenakan dress panjang dan high heels.
Begitu Kakashi selesai membayar, ia meraih pinggang Hinata, menggengamnya lalu sedikit mendorong Hinata supaya ikut berjalan. Hinata menurunkan pandangan, wajahnya terasa memanas, ini adalah pertama kalinya seorang pria menyentuh pinggangnya.
"Kau lapar?" Tanya pria itu ketika melewati sebuah restoran.
"T.. Tidak. " Kata Hinata sembari menahan perutnya yang akan berbunyi.
"Kita makan steak, kau suka?" Tanya Kakashi lagi.
"T.. Tidak!"
Kakashi terkejut mendengar suara tinggi itu. Begitu juga dengan Hinata, ia tidak sadar jika suaranya mampu menarik perhatian orang-orang disekitar.
"Aku tidak lapar. Aku mau pulang." Hinata tidak ingin menarik perhatian lagi dengan menunjukkan penampilan lusuhnya di tempat mewah ini.
Kakashi menyelidik sembari menatap wajah Hinata. "Oke." Lanjutnya lalu kembali menggenggam pinggang Hinata, mengarahkannya untuk kembali ke parkiran mobil.
![](https://img.wattpad.com/cover/336789172-288-k966280.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
Romansa-KakaHina- Respon dari sesuatu yang tidak biasa pasti membuat penasaran bukan? Begitulah yang sedang di alami Kakashi. Ia yang selalu digandrungi wanita, kali ini justru ditolak saat menawarkan one night stand kepada seorang wanita. Itulah awal kisa...