"Lebih baik aku terlempar di tikungan dari pada terlempar pada sebuah harapan."
°°°
Hari ini hujan, rintik nya membasahi setiap sudut jalan. Angin yang sangat terasa seakan mengundang datangnya hujan itu. Seperti telah menjadi jadwal nya untuk singgah hari ini.
Gadis dengan rambut sedikit melebihi bahu dengan tinggi sekitar 155cm itu berlari menyebrangi lapangan dan terus berjalan menyusuri koridor sekolah, tepat di sudut koridor Starlla menaiki setiap anak tangga, terus berjalan hingga akhirnya sampai di XII IPA 2, kelas nya.
Ia melihat seseorang yang telah melihatnya jauh dari sebelum sampai didepan kelas. rasa nya sangat ingin menyapa, tapi ada banyak orang yang berada di sekitarnya.
Gadis itu melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kelas baru nya. "Halo," sapa Starlla kepada teman temannya.
"Lama banget lo sampai!!" Teriak Varel.
"Tau ga si lo, La?" Chia, gadis berbandana abu abu itu menghampiri nya.
"Apa?"
"LO LAMA AMAT," jawab nya "Habis menyusuri samudra lo?"
"Hari pertama woi, telat mulu." sentak Gion dari belakang.
"ishhh ngagetin aja."
"Nyalahin orang, lo baru datang juga kalik." Kata misya, gadis itu memukul bahu Gion pelan.
"Samuel mana?" Gadis itu berjalan ke tempat duduk nya, melihat sekitar, mencari seseorang yang ditanyakan nya.
"Tu dibelakang, biasa game," Chia melirik ke arah semuel menunjukkan Starlla tempat cowok itu berada.
"IBUK WOII." teriak Gari dari arah pintu, seluruhnya berlari ke tempat duduk masing masing.
Wanita paruh baya itu memasuki ruang kelas, usia nya yang bisa dikatakan sudah lumayan tua tetapi masih memperlihatkan aura nya yang muda.
"Perkenalkan nama ibu Zira astuti, kalian bisa panggil bu Zira," ucap nya, "Ibu akan jadi wali kelas kalian." yang mendapat anggukan dari seluruh siswa/i kelas itu.
"Sekarang kalian harus fokus karena waktu kalian tidak banyak lagi" kata bu Zira, "Ibu ingin kalian semua melanjutkan pendidikan ke PTN" pinta nya.
"Kelas kita dipilih lebih banyak dibandingkan kelas lain untuk mendapatkan kuota jalur SNBP, kalian harus mematangkan pilihan kalian jika kalian ingin melanjutkan pendidikan," tegas bu Zira.
"Jika kalian yang mendapat kesempatan ini tetapi setelah lulus kalian tidak mengambil nya itu resiko nya ditanggung sekolah nak." seluruh siswa yang mendengar, merenung memikirkan kembali apa yang akan mereka pilih kedepannya.