"Bukan kamu yang salah, tapi aku yang egois"
°°°
"Hi Kala!" sapaan ramah ini berasal dari Sela yang duduk diantara Kala dan teman teman nya tanpa meminta izin.
"Kayak udah akrab banget langsung nyosor, tempat gue lagi diambil," sindir Daren
"Eh ini kursi kamu ya? maaf," tutur Sela merasa bersalah lalu berdiri
"Kamu kamu sokab lo," Daren mengambil kursi dan pindah ke sebelah Ryan, ntah kenapa cowok itu sangat tidak suka kepada Sela.
"Aku mau ngasi sarapan ni buat kamu," Sela menyodorkan tempat bekal nya kedepan Kala.
"Ga usah sok manis bisa ga si? muak gue," cibir Ryan
"Kalian kenapa sih? kayak nya ga suka banget sama gue?" tanya Sela
"Ya lo mikir aja! Lo tau kan Kala udah punya cewe? terus apa maksud lo ngasi beginian?" balas Ryan lagi
"Belum pacaran kan? jadi gue masih ada kesempatan dong?" ucap nya senang
Kala sebenarnya sangat risih dengan cewek yang ada didepannya sekarang, tapi—
"Thanks ya Sel," ucap Kala sambil meraih kotak bekal yang ada di meja depannya
Syok. Itu yang terjadi kepada teman teman nya. Apa apaan Kala menerima pemberian dari cewek yang telah mengatai Starlla beberapa saat yang lalu
Kala sedang menahan mati matian amarahnya sekarang. Lagi dan lagi Starlla ke kelas bersama Gio. Gadis itu juga tidak ada melirik nya sedikit pun, berbeda dengan Gio yang menatapnya sinis.
Bohong kalau Starlla tidak melihat Kala menerima pemberian dari Sela, bohong kalau Starlla tidak dengar apa yang terjadi. namun, Starlla tetap pura pura tidak peduli. Ia hanya takut kejadian tadi pagi terulang kembali.
"Kal, lo apa apaan sih? Gue rela bela belain lo, tapi lo malah nerima pemberian cewek pick me ini? sakit apa gimana lo?" jelas Ryan menggebu gebu
"Mending lo pergi, dari pada gue yang seret sendiri ke tempat duduk lo," ujar Daren emosi
Sela pergi dari kerumunan itu tanpa berkata sedikit pun. Ryan, Daren dan Rio menatap Kala dengan penuh tanya, menuntut cowok itu untuk menjelaskan apa yang terjadi barusan.
"Gue cemburu!" ucap Kala to the point
"Terus harus banget lo balas dendam kayak tadi? lo marah kan pas mikir Starlla balas dendam ke lo gara gara ngantar Sela kemarin? tapi kelakuan lo sendiri yang kayak gitu!" jelas Daren emosi
"Lo buta atau gimana Ren? Lo ga lihat dia sama siapa tadi?? Lo terima ga kalau cewek lo fine fine aja sama cowok yang udah nyakitin dia?" jawab kala tak kalah emosi
"Itu cuma Jalan dari kantin ke kelas Kal, gimana Starlla yang lihat lo ngantar Sela dari sekolah ke rumah nya?" ucap Ryan, Kala terdiam
"Starlla kemarin jajan sendiri hujan hujan," perkataan Rio yang tiba tiba membuat Ryan, Daren dan Kala menatap nya bersamaan. "Jadi lo ga perlu cemburu sama Gio, masalah tadi mereka ke kantin ga cuma berdua doang, tapi sama temen nya yang lain juga. teman nya yang lain singgah di kelas sebelah," Rio menjelaskan panjang lebar
"Dari mana lo tau—" perkataan Ryan terpotong
"Ni," Rio menunjukkan pap dari salah satu anggota geng nya dan men-zoom teman teman Starlla yang berada di foto itu
"Kenapa lo ga jelasin dari—" lagi Rio memotong ucapan Ryan
"Gue ga mood, ortu gue cerai," tutur Rio dingin
"Lo tau dari mana Starlla kemarin hujan hujanan?" tanya Kala
"Gue kemarin kabur dari rumah, dijalan gue lihat Starlla neduh. mau gue samperin tapi udah terdahulu sama orang lain, kayaknya papa nya " jelas Rio
"Dia aman?" tanya Kala lagi
"Kayak dimarahi gitu yang dia beli juga dibuang sana papa nya, terus dia disuruh pulang sendiri padahal papa nya bawa mobil. gue mau bantu tapi gue malah takut masalah dia nambah," penjelasan Rio membuat Kala merasa sangat bersalah.
Kala mengecek ponselnya. Biasanya gadis itu selalu cerita kepada nya kalau lagi ada masalah, apapun masalah nya. Dan benar saja
8 pesan belum dibaca
Starllaa : kala kamu udah pulang?
20.22Starllaa : aku kena marah papa tadi
Starllaa : karena pulang lama padahal lagi hujan, aku bukan keluyuran tapi neduh dulu tapi papa ga percaya
Starlla : kamu percaya aku kan?
Starllaa : terus sekarang dihukum ga boleh makan, tapi gapapa sih aku juga ga laparr
Starllaa : malam ni ribut banget ya kal, hujan, terus mama papa aku berantem lagi
21.58Starllaa : kala kamu udah tidur ya?
23.22Starllaa : biasanya kalau aku chat kamu langsung bales, ngantuk banget ya?
00.23Starllaa : yauda deh, see u
01.01"Tolol banget gue!" Kala mengacak ngacak rambutnya frustasi
"Kenapa lo?" tanya Daren yang duduk disebelah nya
"Gue ga baca chat Starlla, Ren" Jelas Kala
"Kenapa ribut ribut dibelakang itu?" tanya Pak Jaya
Kala baru sadar ternyata guru sudah masuk ke kelas. Tapi pikiran nya tidak bisa fokus sekarang, pikiran nya sekarang hanya tertuju pada Starlla
"Kumpulkan tugas yang kemarin bapak kasih," tutur Pak Jaya dengan tegas. " Yang tidak membawa silahkan hormat tiang bendera sampai pelajaran saya selesai!"
Starlla panik, ia lupa kalau ada tugas kemarin. karena tadi malam gadis itu hanya menangis tanpa terfikir ke yang lain.
"Ini kurang 2 lagi!" tagih Pak jaya
"Punya Kala ni Pak" teriak Ryan
"Pak saya ga ngerjain," ucap Starlla dengan kepala nunduk
Ryan, Daren, Rio dan Kala menatap Starlla yang berjalan menuju Pak Jaya. Gadis itu berani bertanggung jawab.
"Keluar! hormat tiang bendera," ucap Pak Jaya dengan santai
"Pak! Ga boleh gitu dong, kan diluar lagi hujan," bantah Ryan
"Kamu siapa ngatur ngatur saya?"
Mendengar itu Starlla langsung pergi keluar. Menerobos deras nya hujan yang turun. Berdiri di depan tiang yang menjulang tinggi. Ia tau setiap kesalahan harus ada sanksi agar tidak mengulangi nya lagi.
Gadis itu menangis. mencurahkan semua keluhan nya didalam hujan.
°°°
"Kal—" ucapan Daren terpotong
"Pak tugas saya tinggal," Kala mengangkat tangan nya, lalu berlari keluar kelas sebelum Pak Jaya menyuruh keluar
Daren tau arah cowok itu berlari.
Kala memandang seseorang yang menjadi tujuan nya sekarang. Gadis itu benar benar melakukannya. Kala berjalan mendekat, ikut bermain pada derasnya hujan yang turun.
"Maaf," satu kata yang harus Kala katakan terlebih dahulu, kata yang membuat Starlla semakin bergetar
"Maaf aku udah buat kamu nangis," lanjut Kala
"Maaf aku udah egois, La. Maaf" lirih lelaki itu
"Kamu ga salah, Kal. Udah takdirnya aja kayak gini," Starlla memegang bahu Kala, menyakinkan nya bahwa ia tidak apa apa.