"Malam memang kian sunyi, tetapi yang bermalam di kepala mu kian berbunyi."
***
Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Baik Starlla ataupun keluarganya masih betah saling diam, padahal sedang berada di ruangan yang sama. Suara detik jam terdengar jelas memenuhi kekosongan diantara mereka.
Makan malam hari ini sama seperti biasanya R1 diam tanpa pembicaraan apapun. Starlla tidak tahu kapan ini kembali seperti semula, tapi yang pasti ini tidak akan pernah sama lagi. Starlla melihat semua yang sedang berada diruangan ini seperti menyimpan lukanya sendiri.
Gadis itu terus melanjut kan makan nya, berharap suasana sunyi ini cepat berakhir. “Udah kamu tentukan pilihan kamu?” tanya papanya memecahkan keheningan.
Starlla tidak menjawab. Gadis itu masih memilih fokus dengam makanan nya. Suasana yang awalnya sepi menjadi menegangkan baginya, jelas ia tau pembiaraan ini akan berakhir bagaimana.
“Kamu ga dengar papa?”
Starlla menatap papa nya, memohon untuk tidak membahas itu malam ini. Mood gadis itu sedang tidak baik. Bagaimana tidak, disaat teman sekelas nya tadi berkumpul disekolah untuk membersihkan kelas mereka, hanya diri nya yang tidak hadir karena orang tuanya bilang itu tidak penting.
“JAWAB PERTANYAAN PAPA, STARLLA!” Gadis itu menahan air matanya agar tidak jatuh. Iya tidak mau dianggap cengeng di depan orang tuanya dan kedua adik nya. Toh dia anak pertama.
Starlla mengalah. Ia melihat ke arah jam yang ada didepan nya, melihat sudah berapa menit gadis itu belum menjawab pertanyaan dari papa nya.
“Aku belum tau, Pa.” sahut nya pelan, gadis itu menunduk tidak berani menatap siapapun yang berada di situ.
“Kamu ga usah main main sama papa, Starlla.” Seketika mata nya terasa panas. “Kalau kamu ga lulus PTN papa ga akan kuliah kan kamu. papa angkat tangan sama kamu, karena itu sama saja otak kamu tidak pantes untuk bersaing” tekan papa nya, kemudian berlalu pergi begitu saja bersamaan dengan mama dan adik nya.Malam itu terasa dingin sekali. Hujan yang tiba tiba datang dengan derasnya menutupi suara isakan tangis gadis itu.
Starlla beranjak pergi ke kamarnya, menutup pintu, lalu menghambur dalam bantal yang selalu menjadi saksi buta setiap keluh kesah nya. Gadis itu terisak hebat.
Malam ini lagi dan lagi semua masalah itu memenuhi pikiran nya. Semua nya masuk kembali begitu saja sepeti sudah menjadi tempat singgah.
Dengan suara hujan yang turun Starlla mengeluarkan tangisan nya berharap besok akan baik baik saja. Bahkan suara notifikasi yang dari tadi berbunyi dari handphone nya sudah tenggelam diantara suara hujan dan isi kepala.
9 pesan masuk
Kalandra samudra : kamu kemana sii?
Kalandra samudra : kenapa chat aku ga kamu bales?
Kalandra samudra : kamu baik baik aja kan??
Kalandra samudra : lala??
Kalandra samudra : you’re okay?
Kalandra samudra : kamu ga lagi duluar kan? Diluar hujan, nanti kamu sakit
Kalandra samudra : kabari aku sebentar aja la
Kalandra samudra : kalau kamu lagi ada masalah cerita ke aku yaa