five

10 6 3
                                    

"Terkadang emang ada hal yang sebaiknya orang lain ga perlu tau, karena mereka ga akan paham sebab mereka tidak mengalami hal yang serupa."

°°°

"KAL? BELIIN GUE MAKANAN DONG, LAPER NI" suara itu terdengar di telinga sepasang siswa dan siswi berseragam SMA yang baru saja keluar kelas, berjalan menyebrangi kelas sebelah mereka.

"GANGGU ORANG BUCIN AJA LO JAMED" pukul rayhan dari belakang

"08 BERAPA NENG GEULIS" goda nya pada Starlla yang sedang berdiri disamping Kala

"MAU GEPENG MUKA LO?" pukulan kecil mendarat tepat di bahu cowo itu, ya dari Kala

"YAELAH SENSI BANGET COWO NYA" nyinyir rayhan sambil menertawakan teman nya yang telah dipukul barusan.

Kala menarik tangan Starlla, tentu agar dia tidak lanjut di ganggu oleh cowo cowo itu. Sudah tidak asing lagi bagi Kala, namun tetap saja lelaki itu tidak suka. "Berani banget mereka ganggu kamu," seru Kala.

"Kayak gatau teman sendiri aja," balas Starlla, "mereka cuma bercanda" lanjut nya

"Bercanda nya ga lucu, La" lelaki itu membawa Starlla ke taman belakang sekolah

"Masa hari gini jealous masi dipelihara si"

"Cowo mana yang terima cewe nya di gangguin cowo lain, hm?" gombal Kala, cowo itu menatap lekat wajah gadis yang ada didepan nya sambil tersenyum kecil

"Apasi, Kal" gadis itu membuang pandangan nya

Awan yang sejak tadi mengapung, menampilkan warna gelapnya, akhirnya menurunkan rintik nya, lumayan deras, yang membuat seluruh siswa siswi berlari menepi ke koridor secara cepat. Starlla dan Kala yang berada di taman segera berlari, mencari tempat berteduh terdekat.

"Kayak nya bakal deras deh, La" bisik Kala kepada Starlla namun tetap terdengar walaupun suara hujan yang bisa dibilang sedikit menjadi penghalang.

Starlla diam sejenak

"La kamu gapapa pulang lama?" lanjut Kala lagi.

"Ga tau kal, takut kena marah lagi," antara iya atau tidak, hati Starlla masih ragu. pasalnya ia takut kalau menerobos ia malah sakit yang ada malah membebankan saja. tetapi, Starlla lebih takut papa nya marah.

Melihat situasi hujan yang begitu deras, hingga hembusan rintiknya mengenai mereka, Starlla dan Kala perlahan mundur.

"Kayak nya aku terobos aja deh, Kal" ucap Starlla, walaupun ia tidak begitu yakin.

"Jangan! aku ga mau kamu sakit, hujan nya deras, La" tutur lelaki itu

"Kamu mau aku kena marah?" pertanyaan yang berhasil membuat Kala terdiam, cowo itu melepaskan jaket yang ia kenakan lalu memasangkan nya ke tubuh mungil gadis disebelah.

"Kita pulang bareng!" Kala melirik ke sekitar nya, ia mengangkat tangan nya menutupi kepala Starlla, "Ayo, La" ucap nya sedikit teriak agar gadis itu mendengar nya, pasalnya hujan semakin menjadi saja.

•••

"AAAAAAAA AYAHH"

"YAHHH"

Starlla yang baru saja tiba dirumah mendengar teriakkan itu, ia langsung berlari menuju sumber suara. sepertinya dari kamarnya? tapi kenapa?

"AYAH TOLONGIN" teriak Alya lagi- adek Starlla. suara pekikan Alya semakin terdengar jelas, dengan secepat kilat Starlla membuka pintu kamarnya.

KLEK

Tubuh Starlla lemas seketika. rasa panik yang awalnya mengukung perlahan menghilang begitu melihat kotak musik balerina nya pecah berhamburan di lantai.
Terdorong rasa kesal, Starlla menatap Alya sinis.
"Apa apaan si lo!!"

"Kotak musik lo tu yang letaknya sembarangan, tangan sama kaki gue jadi luka gara-gara kena kaca nya! lagian barang tu dikatakan baik baik"

Melihat kotak musik nya yang tidak berbentuk lagi, jelas Starlla sakit hati. "Gampang banget lo ngomong, bukannya minta maaf malah playing fictim"

"STARLLA! SEPERTI TIDAK PERNAH DIAJAR SOPAN SANTUN KAMU!" papa starlla menarik tangan Alya menjauh dari serpihan serpihan kaca. "seharusnya kamu mengerti adik sebagai anak paling besar, bukan malah memojokkan adik kamu, lagian kamu ga lihat dia sampai luka gitu?!" papa Starlla, mamanya dan Alya berjalan keluar dari kamar

"kamu bereskan itu, jangan ada kaca yang tertinggal"

Lucu bukan? siapa yang salah siapa yang kena marah, siapa yang harus nya bertanggung jawab tetapi dia malah dapat pembelaan.

Belum selesai membersihkan kaca kaca tiba tiba tangan Starlla berdarah karena ada serpihan yang tergores ke tangan nya. Starlla berjalan mengambil kotak obat lalu duduk di kasur, membiarkan kaca kaca itu tetap pada tempatnya.

Starllaa : Kal tangan aku luka
send

"kalian boleh melakukan apa saja, tapi tolong beri sedikit waktu saja agar aku bisa bernafas dengan tenang" batin nya.

Kalandra samudra : siapa yang buat?

Starlla : maaf kal kotak musik dari kamu pecah, aku minta maaf

Starlla : aku ga bisa jaga baik baik

Kalandra samudra : kenapa bisa?

Starlla : dijatuhi Alya

Kalanda samudra : terus kamu yang bersih kan??

Starlla : iya

kalandra samudra : kontak musik nya aku ga masalah La, tapi kamu sampai luka gini aku ga terima

Starlla : aku harus gimana? aku ga bisa apa apa kal

Kalandra samudra : obat nya udah aku kirim ya, kamu ambil terus luka nya langsung diobati

Kalandra samudra : aku udah suruh abang ojek nya nunggu disimpang, udah aku bayar juga

Starlla : maaf ngerepotin kamu kal. aku ga bermaksud, aku cuma pengen cerita gimana hari ini aja tapi kayaknya aku malah nyusahin kamu

Kalandra samudra : siapa yang bilang kamu nyusahin aku?? aku senang ngelakuin apapun kalau itu tentang kamu

Kalandra samudra : udah jangan sedih, nanti cantiknya hilang

Starlla menatap ponselnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. "aku tau people come and go, tapi kamu jangan ya?" ucap gadis itu lirih.

Karena aku hanyalah aku. seorang manusia yang bisa nangis kapan pun, yang juga merasa lelah ketika ekspektasi menghajar ku bertubi tubi.

You're my Otherhalf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang