Part 12.

19 2 0
                                    

Pagi ini sangat cerah ditemani dengan kicauan murai yang berisik bagi sebagian orang dan sangat merdu bagi setengah orang. Yah begitulah kehidupan tiap masing-masing orang. Ada yang suka dan ada yang tidak suka. Contohnya sekarang aku, kak Bagas, papa dan mama lagi berkumpul di ruang keluarga dan tumbenan sekali ini setelah sekian purnama tidak kumpul berempat.

"Seru juga nih ketawa ketiwi berempat gini" celetuk kak Bagas.

"Selama aku di rumah sakit cuma bertiga doang ya kumpulnya?" Tambah kak Bagas

"Gak juga sih kak, kan kamu tau sendiri dari dulu papa sama mama sibuk dengan kerjaan masing-masing demi masa depan kita berdua" jawabku sambil membuka kulit kacang yang inginku makan.

"Maafin mama sama papa ya sayang, mama sama papa gak banyak waktunya sama kalian, tapi mama sama papa bakal berusaha untuk selalu ada buat kalian ya" ucap mama yang matanya mulai berkaca-kaca.

"Iya ma, kita berdua memaklumi kok, mama sama papa kan kerja keras juga buat kita dan juga demi aku yang harus sembuh" kata kak Bagas.

Suasana saat ini sedang bahagia atau terharu rasanya bercampur. Kumpul berempat adalah salah satu hal yang sangat ingin ku wujudkan dan pada akhirnya sesekali terwujud ditambah dengan kak Bagas yang sudah mulai sembuh total.

"Ah udah dong, aku malas nih kalau ada part mewek-meweknya. Ga seru!" Pungkasku.
Semua pada ketawa mendengar keluhanku.

"Nah ini nih baru yang namanya Nayra anak papa, kembali ke setelan pabrik."

Semua pada menertawakan aku. Ternyata diriku sangat jauh berubah setelah kak Bagas kembali pulih. Aku kembali seperti Nayra yang dulu, yang selalu ceria dan mengganggu kak Bagas.

Hari Minggu kami habiskan dengan di rumah saja. Berkumpul, bercerita bahkan ikut membantu papa yang sesekali berkebun.

***....***

Senin lagi dan lagi adalah hari yang sangat melelahkan dan sangat malas untuk berangkat Sekolah. Tapi karena sebentar lagi mau lulus jadi harus berangkat ke Sekolah walaupun tidak semangat.

Kali ini aku telat lima menit untung saja gerbang sekolah belum ditutup sama bapak satpam.

"Makasih ya pak udah nungguin saya!" Sambil nyengir ke bapak satpam.

"Wah akhirnya kamu ngomong juga sama saya neng" kata pak satpam.

Loh ternyata aku tidak pernah bertegur sapa kah sama bapak satu ini? Apa saking tidak bersemangatnya untuk menjalani hidup sampai orang-orang sekitar tak ku hiraukan?. Maafin aku ya pak satpam. Kali ini tiap pagi aku bakal tegur sapa pak satpam hehehe.

Perkataan pak satpam hanya kubalas dengan senyum sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Ku lanjutkan perjalananku menuju kelas.

Di kelas ternyata seperti biasa tidak ada yang menunggu guru dengan tertib semuanya pada mencar bahkan masih ada yang di kantin untuk sarapan. Ku lihat Fano seperti biasa duduk dengan tenang di bangkunya ditambah headset yang terpasang di telinganya. Tatapannya selalu ke luar jendela. Entah apa yang ada di luar jendela itu. Yang kulihat hanyalah langit putih yang berpolusi.

Satu lagi orang yang kulihat adalah Alexa dan aku baru ingat Alexa masih diam kepadaku.
Aku duduk disamping Alexa sambil ku tegur "Pagi Xa!"

Alexa melirikku dan tersenyum namun setelah itu dia kembali seperti sebelumnya. Tetap diam dan melamun. Ku beranikan diriku untuk bicara dengan Alexa.

"Xa, gue gak tau lo lagi ada masalah apa, cuma kalau lo diam kek gini gue juga ga tau mesti gimana, lo sahabat gue Xa, gue sedih kalau lo diam terus kaya gini, kalau lo ada masalah lo bisa cerita sama gue, gue juga mau dengar keluh kesah lo, selama ini lo selalu ada buat gue dan sekarang gue juga mau selalu ada buat lo Xa, gue gak mau sahabat gue terus-terus sedih seperti ini".

Tanpaku sadari ternyata air mata ku menetes begitu saja. Aku benar-benar sedih Alexa terus-terusan diam kepadaku. Dia gak mau cerita apapun kepadaku.

Alexa bangun dari lamunannya dan dia menatapku intens setelah itu air matanya luruh dan langsung memelukku erat. Dia menangis terisak dipelukanku. Tidak peduli dengan tatapan kepo teman-teman kepada kami berdua.

Alexa tetap menangis terisak di pelukanku dia tidak berkata sepatahpun.

***...***

Sepulang Sekolah, Alexa baru mau cerita masalahnya kepadaku. Tak ku sangka Alexa yang ceria punya masalah yang lebih berat dariku. Papanya ketahuan selingkuh dengan Asistennya sendiri. Sekarang mamanya masuk rumah sakit karena shock. Dia tidak menyangka keluarganya bakal rusak oleh kehadiran orang ketiga.

Dunia memang tempat kita di uji kesabarannya. Setiap orang mempunyai masalah dan ujian. Dan setiap orang memiliki kemampuan untuk menghadapi ujian itu. Jadi bersabarlah di kemudian hari akan kita petik buah manis dari kesabaran itu.

***...***

Hai Hello Anyeong!!
Aku kembali dengan cerita kehidupan Nayra. Ternyata menulis itu tidak gampang huhuhu mesti ada moodnya. Mesti harus mikirin ide ini itu. Karna mentok dan sangat mono ceritanya bahkan untuk menyelesaikan satu judul aja susahnya minta ampun, padahal pemula tapi menulis sok2 an harus ada moodnya  😭😭 udah setahun lebih mengabaikan si negeri orange😭😭

Teman-teman please selalu support aku ya🤗🤗
Thankyou❤

PILU UNTUK SENDU [Mark Lee X Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang